Bab II

804 21 0
                                    

Akhirnya setelah persiapan yang matang, acara seminar berjalan dengan lancar, ditambah tingginya antusias yang memenuhi gedung auditorium, maklum saja Erwin Sarada adalah seorang penulis muda dengan wajah bak artis yang banyak di gandrungi kaum muda, bahkan ibu-ibu juga banyak yang mengidolakannya.

Shana sedang duduk, dan mengobrol dengan yang lain dibelakang panggung.

Shana sedang duduk, dan mengobrol dengan yang lain dibelakang panggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Shan lo denger nggak tadi " ujar Agnes heboh

" denger apa ?"

" lo tuh tadi di mention sama Erwin Sarada, katanya mahasiswi dikampus ini cantik-cantik, kaya lo. Dia jadi pingin kuliah lagi " kata Agnes menggema diruangan ini.

Agam menoleh mendengar perkataan Agnes tentang pujian yang Erwin Sarada lontarkan untuk Shana.

Shana tersenyum malu.

" saingan lo makin berat Lan " bisik Riki , yang sialnya malah didengar oleh Agam yang berdiri didepan mereka.

Agam memang tidak mengatakan atau mendeklarasikan jika Shana adalah miliknya, baginya hubungannya dengan Shana cukup mereka yang perlu tau, tanpa banyak campur tangan dari orang lain.

Pandangan Agam dan Shana bertemu. Hingga kehadiran Erwin Sarada masuk kedalam ruangan ini, menambah panas perasaan Agam. Namun atas dasar profesionalitas Agam menghampiri dan mengulurkan tangannya kearah Erwin.

" terima kasih Mas Erwin "

" sama-sama Mas Agam, saya tidak menyangka jika acara nya akan seseru dan seantusias ini "

" Mas Erwin terlalu banyak memuji "

Erwin Sarada menyuruh asistennya masuk dengan satu kardus berisi buku.

" ini ada 15 buku saya, saya bagi untuk kalian "

Semuanya berseru senang, dan langsung mengerubungi Mas Erwin untuk minta tanda tangan dan foto bareng.

" ini untuk kamu " Erwin Sarada memberikan satu papperbag untuk Shana.

" Eh, tapi ini kebanyakan bukunya Mas "

" waktu itu kamu bilang kalau kamu suka baca, dan ini ada beberapa rekomendasi buku bagus buat kamu "

" terima kasih Mas "

" sama-sama, saya harap kita bertemu lagi Ashana "

Shana hanya tersenyum, dan menyambut tangan Erwin Sarada untuk bersalaman.

" saya pulang dulu, terima kasih sudah mengundang saya "

" iya Mas "

Daaan setelah kepergian Erwin Sarada, beberapa anggota BEM mulai menggoda Shana secara terang-terangan.

" aaah meleleh gue Shan kalau jadi lo " kata Agnes diangguki oleh yang lain.

Acara selesai, namun perasaan Agam sudah memburuk sejak tadi.

Dear, AshanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang