Bab IV

696 19 0
                                    

Shana sedang mengerjakan tugas dengan Agnes di perpustakaan, hari yang sibuk bagi mereka.

" hubungan lo sama Kak Agam gimana ?" Bisik Agnes bertanya di sela-sela jarinya yang mengetik serta otaknya yang berfikir.

" baik -baik aja Nes, kenapa ?"

" nggak papa sih, udah lama lo nggak cerita soal Kak Agam sama gue. Lo jadi pulang ke Malang ?"

" jadi, jumat ini gue balik dan kalau emang bener mata kuliah Pak Abid kosong, yah gue bablas sampai senin " terang Shana gembira, dia memang sudah lama tak pulang kampung.

" yaah lama banget dong pulangnya " lesu Agnes

" kenapa emangnya non, biasanya gue pulang lo nggak meratapi nasib gini "

" Bokap gue lagi bawel dirumah, gue sama nyokap lagi kena omel mulu dirumah " adunya

" emangnya kenapa ?" Tanya Shana penasaran

" ini salah Papa gue sih, dia beli burung harganya sekitar 80 juta, bilang sama Mama harganya 35 juta, dan pas ada arisan dirumah ada suaminya temen Mama nawar tuh burung seharga 50 juta, Mama seneng dong mikirnya bakalan dipuji selangit sama Papa karena dapet untung 15 juta "

Shana tertawa dengan kencang, hingga menjadikan pusat perhatian.

" diem bego !" Toyor Agnes pada Shana yang mencoba menahan tawa.

" terus kelanjutannya gimana ?" Tanya Shana sambil tertawa.

" ya lo tau sendiri lah, Bokap gue sampai nangis kejer karena tuh burung udah di jual, mana suaminya temen Mama nggak mau jual balik lagi "

Agam mendengar tawa merdu Shana yang membuatnya suka, namun menatap sebal pada mata para mahasiswa yang melihat dan menikmati tawa Shana.

" Seharusnya cuma gue yang menikmatinya " gerutu Agam, Agam langsung berjalan cepat mendekati meja mereka, di ikuti oleh Agung.

" ngobrolin apa sih, seru amat kayaknya " ujar Agung

" halo Kak " sapa Shana dan Agnes

" ini lagi bahas burung Papa nya Agnes yang bermasalah " jawab Shana yang membuat Agam dan Agung saling memandang.

" parah lo Nes, ngajakin si Shana ngegosip burung bapak lo " tuduh Agung.

" nggak parah kok Kak, lagian cerita burungnya lucu kok, gue suka " jawab Shana

" si Agnes udah nggak bener Gam, bisa gawat kalau Shana sampai suka burung  bapaknya Agnes " decak Agung mencoba menakut-nakuti Agam.

Hingga suara plaaak, buku mendarat diatas kepala Agung.

" woow nggak sopan ini namanya " ketus Agung menatap Agnes yang baru saja menimpukan buku diatas kepalanya.

" makanya kalau nggak tau dari awal jangan bikin cerita sendiri deh " kesal Agnes yang sudah mengerti kemana arah pembicaraan Agung.

Agam tertawa, " lo tenang aja Gung, Shana pasti lebih suka burung punya gue dibanding burung Bokapnya Agnes " sahut Agam sama nggak warasnya. Pikir Agnes

" emang Kak Agam punya cerita tentang burung yang lucu " ujar Shana yang sempat bingung melihat aksi Agnes.

" gila lo Kak, si Shana masih tingting, jangan lo kenalin sama burung lo itu "

" tergantung Shana Nes, kamu mau kan ?"

" mau " Shana menjawab dengan anggukan mantab, tanpa tau arah pembicaraan burung awal dan burung yang dibahas saat ada Agung dan Agam.

Agung tertawa terpingkal sedangkan Agnes cuma geleng geleng kepala.

" tugasnya belum selesai ?" Tanya Agam pada Shana, sedangkan Agung sudah sibuk dengan Agnes membuat video tiktok tanpa membuat keributan diruang baca perpus.

Dear, AshanaWhere stories live. Discover now