Bab IX

593 19 0
                                    

Agam sudah didepan kostan Shana ketika matahari baru saja terbit.

" Kak Agam masuk dulu, bantuin aku bawa dus " suruh Shana

Agam mendekat dan melihat ada tumpukan 5 kardus.

" banyak juga " kata Agam

" aku hebat kan Kak bisa ngumpulin donasi pakaian bersih sebanyak ini. Hehe "

" iya, pacar aku hebat banget " puji Agam yang membuat Shana tersipu, ditambah dengan satu kecupan singkat mendarat di pelipisnya, makin meleleh lah tubuh Shana.

Shana menutup gerbang kostan, dan mencantolkan kuas kunci gerbang agar kembali tertutup.

" ini masih terlalu pagi Kak " Shana melihat arlojinya yang baru menunjukan pukul 6 pagi.

" udah sarapan ?" Tanya Agam

" tadi makan roti tawar pakai nutella, Kak Agam udah sarapan ?"

" belum. Kamu sekalian sarapan lagi, disana nanti bakalan sibuk "

" oke "

Shana masuk dan mengenakan sabuk pengamannya, membelah ibukota yang sudah nampak ramai meski masih pagi.

" jakarta nggak pernah sepi. Kak Agam pernah ke Malang ? "

Agam menggeleng, " belum pernah "

" nanti kapan-kapan kesana, meski tak sebesar kota ini, Kak Agam akan menemukan kedamaian disana " kata Shana antusias

" benarkah ?" Toleh Agam

" bener banget, aku langsung jatuh cinta begitu pindah kesana "

" iya lah kan langsung ketemu sama si Juju " sindirnya mantap

" ck jangan mulai lagi Kak " dengkus Shana

Agam memberhentikan mobilnya didepan tenda nasi uduk.

" makan disini nggak papa ?" Ujar Agam

" nggak masalah. Tunggu dulu " Shana menahan lengan Agam.

Membuka resleting tas ranselnya dan mengeluarkan foundation.

" untuk apa ?" Tanya Agam tak paham

" nutupin aib "

Shana menarik tengkuk Agam dan mulai mempoleskan foundation beberapa kali untuk menutupi tanda ciumannya.

" kenapa di tutupin " dengus Agam keberatan, dia bahkan berniat akan menjenjangkan lehernya selalu agar semua orang tahu.

" aku nggak mau jadi bahan gosip mereka Kak. Eeits jangan dong " cegah Shana ketika jari Agam akan menghapusnya

" kalau niat di tutup gini, tadinya ditambahin dulu " ujar Agam cemberut

" dih ngarep " toel Shana pada hidung Agam

" ck " decak Agam sebal

Shana hanya terkekeh

°°°°°°
Perjalanan menggunakan bus memakan waktu hampir dua jam perjalanan, hingga BEM dan anggota sukarelawan tambahan dari kampus sampai ke daerah Bencana.

Semuanya mulai keluar satu persatu , mengikuti Agam ke halaman yang cukup legang untuk melaksanakan apel.

" kumpul disini sebentar !"

" kumpul disini sebentar !"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dear, AshanaWhere stories live. Discover now