Our Destiny

745 28 12
                                    

Gak salah lah yah, sesekali update jadi segini. Sebenarnya mau di up kemaren, cuma aje lagi sibuk ama sekolah.

Pelajaran terakhir kemaren bukannya olahraga, malah kena ulti sama wali kelas.

Dah lah.



Well, Let's get in to the story.


























-------------------------------
























Martis merasa sudah cukup dengan apa yang dia punya, dia sadar akan tidak pentingnya sebuah gelar jika orang yang paling berhargamu tidak ada bersama untuk merayakannya. Pertemuannya dengan rivalnya selama ini membuatnya sadar bahwa inti dari semuanya adalah apa yang membuatmu bahagia, dan apa yang membuatmu menjadi dirimu sendiri. Kamu mungkin bahagia dengan suara berisik ledakan, tangisan orang-orang, kehancuran rakyat kecil. Tapi suatu ketika kamu sadar bahwa itu semua mengubahmu menjadi orang lain, dan semakin kamu pikirkan semakin ingin kamu keluar dari arena pertarungan, sayangnya itu sangat melekat pada dirimu. Kamu melempar pedangmu dipandang rumput hijau yang luas, untuk meninggalkan semua tentang perang dan juga rasa cinta yang mungkin tidak dapat dimiliki.



Tapi sayangnya pedang itu datang kepadamu kembali, kamu melemparnya lagi tapi dia tetap kembali. Lalu munculnya sebuat tulisan dari pedang itu. "Kamu akhirnya menyadari bahwa sebuah gelar tidak penting bagi dirimu, kamu menyadari kalo kebersamaan dan rasa sayang yang kamu perlukan, mencintai seseorang yang telah menjadi musuh membuatmu berpikir dua kali tentang hidup. Kamu memutuskan untuk melepaskanku, tapi sejauh apapun kamu melemparkanku aku akan selalu ada disampingmu. Pertarungan kita belum selesai dan apa kamu yakin kamu tidak tertantang?".
Martis hanya tersenyum selama membaca tulisan itu.
"Aku baru tau kalo ada pedang yang menyebalkan".








Bertahun-tahun telah berlalu, salah satu Dewa Zodiak sedang sibuk latihan disuatu ruang, lalu tiba-tiba mendapatkan surat dari salah satu rekan timnya.

*Muncul cahaya dari sebuah lubang kecil*
"Apa itu laporannya?"
*Mengambil gulungan dari lubang cahaya*
"Ah bener
"Hmm..."
"Baiklah kalo begitu"

Beberapa saat kemudian.

*Memberikan gulungan terakhir*
"Ah selesai juga"
*Sebuah cahaya muncul*
"Hey"
"Oh, kau? Ada apa kemari?"
"Karina"
"Hanya memberikan sebuah laporan untuk cutimu"
"Cuti? Maksudnya libur?"
"Apalagi? Lunox memberikan perintah untukmu, kau harus libur untuk beberapa saat"
"For what?"
"Martis, i'm serious"
"And so do i"
*Sigh* "Lunox merasa kamu perlu untuk cuti sebentar, memang tidak ada yang menurun dari tugas-tugas. Tapi sikapmu yang belakang ini sering diam saja dan tidak dapat memperhatikan, itu membuat anggota tim khawatir"
"....."
*Membalikan kurisnya* "Cuti yang tak penting"
"Beritahu dia aku tidak-"
"Dan dia ingin kau untuk tidak cuti disini"

"....."
"....."
"Maksud"
"Dia kamu pergi ke Land Of Dawn untuk bertemu dengan seseorang"
"....."
"Dan, Lunox juga merasa jika sikapmu seperti itu terus, ini bisa sulit untuk pertemuan dengan Lab 9X67 yang akan datang nanti. Terlebih lagi kamu adalah Wakilnya"
"....."
"....."
"Dan aku minta maaf aku harus sedikit membawa masa lalumu"
"....."
"....."
"Apa kamu tidak ingin bertemu dia lagi?"
"....."
"....."
"Untuk apa?"
"Semua itu hanya masa lalu, dia sudah bahagia dengannya"
"Apa kau yakin?"
"....."
"Jika kamu masih percaya, aku yakin dia sedang menunggumu"
"Lalu perasaamu?"
"....."
"....."
"Aku. Sudah menguburnya"
"....."
"Aku paham kamu tidak membalasnya, karena kau masih memiliki hal yang sama dengan dirinya. Aku tidak bisa memaksakan hal itu"
"....."
"....."
"Kalo begitu aku pergi dulu"
*Karina mendekati portal*
"Aku harap kamu memikirkannya lagi"
"....."
"Permisi"
*Karina masuk portal, lalu memutupnya*
*Karina menatap Zodiak Capricorn*

ALL GAMAR [ONESHOOT]Where stories live. Discover now