seventeen

233 23 3
                                    

Tidak ada yang tahu kemana Draco membawa Rose dan dirinya ber-apparate. Lelaki itu lebih memilih resiko untuk ber-apparate dibandingkan memaksakan keadaan Rose yang terbawa oleh arus para penyihir.

"Kau tidak apa-apa?" Draco memegang pundak Rose setelah mereka berdua mendarat di dunia Muggle.

Rose mengangguk. Kedua bola matanya mencoba mencerna tempat yang Draco pilih untuk mencari pohon cemara.

Mereka berdua berdiri di atas salju yang tidak begitu tebal dengan beberapa pohon cemara dengan segala ukuran yang tertanam di sekitarnya. Rose tidak begitu yakin pohon-pohon ini terbuka untuk umum, tetapi jika milik seseorang bukannya seharusnya memiliki tanda?

Suara percikan tongkat sihir membuat satu pohon cemara rubuh, Draco mengayunkan tongkatnya untuk membuat pohon yang tidak terlalu besar itu melayang.

"Kau yakin pohon ini boleh kita ambil?" tanya Rose, kedua kakinya berjalan mendekati lelaki berambut pirang itu.

"Maybe. Bantu aku untuk mengecilkan ukurannya, Avery."

Rose hanya bisa memutar bola matanya dan mengeluarkan tongkat sihirnya. Ia menyihir pohon yang berada di hadapannya hingga sebesar telapak tangan untuk mempermudah perjalanan.

Draco mengulurkan tangannya, mengisyaratkan untuk bersiap untuk ber-apparate. Hanya dengan kedipan mata, keduanya sampai di Malfoy Mannor. Haze, sang peri rumah menyambut kedatangan Draco dan Rose di pintu utama, dengan cepat ia mengambil alih pernak pernik yang berasal dari Diagon Alley dan juga pohon cemara yang berasal dari dunia Muggle.

"Dimana mom, Haze?"

"Nyonya baru saja pergi beberapa menit yang lalu," jawab Haze.

Draco mengeluh pelan, kedua tangannya dengan cepat melepaskan coat dan jas hitam yang ia kenakan. Tidak ada yang lebih menyebalkan dibandingkan dengan dibiarkan sendirian di Malfoy Manor, menurut Draco tidak ada hal yang menyenangkan di manorya sendiri.

Biasanya saat kedua orang tuanya meninggalkannya di manor sendirian, lelaki berambut pirang itu memilih untuk pergi menjelajah dunia sihir. Namun, karena seorang gadis menemaninya hari ini, ia lebih memilih untuk berdiam diri di Malfoy Manor.

"Ikut aku."

Rose berjalan pelan mengikuti Draco, entah ruangan suram apalagi yang harus ia ketahui. Ia menggesek kedua tangannya, meskipun terlihat hangat sebenarnya Malfoy Manor tidak memiliki pemanas di setiap sudut ruangan sehingga rasa dingin sedikit menyelimuti pergelangan tangan Rose.

Draco mendorong pelan pintu besar yang terletak tidak jauh dari pintu utama. "Here we are."

Merlins Bread. Rose sama sekali tidak percaya mendapati dirinya menginjak perpustakaan pribadi milik keluarga Malfoy. Suasana perpustakaan itu tidak jauh berbeda dengan ruangan lainnya, rak buku berwarna hitam, sunyi, dengan lampu penerangan yang tidak baik untuk membaca.

"Aku tidak pernah tau Malfoy Manor mempunyai perpustakaan pribadi."

"Well, now you know."

Rose berjalan mendekati salah satu rak buku dan meraih buku bersampul merah, ia meniup pelan debu yang menyelimuti buku itu. Dengan perlahan ia membuka halaman demi halaman yang sudah berwarna coklat kekuningan.

Di samping itu, Draco hanya bisa tersenyum tipis melihat Rose yang sudah masuk ke dalam dunianya sendiri. Tanpa mengatakan sepatah katapun ia berjalan keluar dari ruangan. Tidak ada yang jauh berbeda dengan kedatangan Rose pada natal tahun ini, kedua orang tuanya tentu saja semakin sibuk saat mendekati natal.

Stuck With You - d.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang