- prolog -

506 29 2
                                    

Halo!!! Selamat datang di cerita Eros!!! Jangan dendam sama Eros, karena di sini kita akan tau kenapa Eros bisa segitu jahat di kehidupan Arsya.

Di cerita ini aku gak bakal nyudutin Eros, juga gak bela Nala atau pun Arsya. Mereka sama, sama-sama ngerasain sakit dalam hidup masing-masing. So, langsung baca dan tunggu kelanjutannya yak!!!!!

Ga janji up setiap hari tapi, aku usahain buat up setiap hari...

Happy reading!!!

🌻

Suasana kantin siang ini sangat ramai, semakin ramai karena orang-orang yang asik berkumpul di pojok sana. Sekelompok lelaki tampan asik bercanda tawa dan saling meledek satu sama lain. Beberapa diantaranya sudah memangku gitar yang akan digunakan untuk mencari rezeki siang ini. Sebagian lagi sudah membantu dengan mengambil beberapa atribut lainnya, seperti : galon kosong yang entah didapat darimana, baskom berukuran sedang, tutup panci dan sapu yang tidak tahu apa kegunaan kali ini.

"Cek satu, dua," celetuk seorang lelaki tampan sambil menepuk-nepuk ujung sapu yang ada di tangannya.

Kali ini, sapu itu digunakan sebagai mic. Bukan sebagai alat pukul meja atau pun gitar.

"Sip manteplah!" seru lelaki itu lagi merasa saat suaranya sudah pas untuk menghibur seisi kantin.

"Do, peci lo buka cepet! Nanti lo bagian ambil-ambil sumbangan ya?" suruh lelaki lainnya yang sudah siap memetik gitar, Micho Alexander.

Finaldo Zyn, lelaki yang Micho suruh itu tentu mendengus kesal. Saat ini ia sudah siap untuk sholat Jum'at. Di sekolahnya memang dianjurkan bagi lelaki muslim untuk melaksanakan sholat Jum'at bersama. Dan sekarang saat free class sebelum masuk waktu sholat, beberapa lelaki memang memilih untuk pergi ke kantin lebih dulu.

"Gue udah wudhu, udah suci dari segala kenajisan di dunia. Jadi, gue gak mau!" tolaknya dengan wajah menyebalkan yang di mana membuat Micho mendelik kesal.

"Berarti abis Jum'atan gak ada pisang goreng sama kopi buat lo!" ancamnya.

"Heh apaan sih?!! Parah banget!!"

"Yaudah makanya buruan!!" omel Micho membuat Naldo akhirnya nurut walau melakukannya dengan cara terpaksa.

"Lo semua yang merasa cewe, awas aja pegang-pegang gue! Selain gue udah wudhu, kita juga bukan muhrim. Jadi, monmaap aja!" ucap Naldo seraya menunjuk gadis-gadis yang ada di sana dan siap menonton pertunjukan.

Drrrttttt... Drrrrrtttttt...

Getaran handphone yang ada di atas meja, mengalihkan perhatian Naldo, Micho dan beberapa temannya yang lain.

"Sorry, sorry. Lo semua lanjut aja, gue mau angkat telpon dulu," ucap sang pemilik handphone.

Lelaki tampan itu bangkit dari tempat duduknya, berjalan sedikit menjauhi teman-temannya saat melihat nama yang tertera dilayar handphone hitam itu.

Lau

Selang beberapa detik, ia langsung mengangkatnya.

"Eros!!! Lo tau gak sih?!!"

Suara cempreng terdengar, membuatnya menarik jauh handphone yang semula menempel di telinga kanan.

"Eros woi Eros!! Malah diem lagi lo!"

Eros tertawa pelan, "Apaan?"

Ya, Eros. Lebih tepatnya Eros Samuel Adi yang sejak tadi diam dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Micho serta Nando dan beberapa temannya yang kini sudah konser dadakan di kantin.

Eros ini ketua atau pemimpin dari geng yang ada di sekolahnya. Micho dan Naldo termasuk anggota yang kebetulan mereka memang sudah dekat sejak lama. Tidak hanya Micho dan Naldo, ada juga Sagara Jordan Putra yang juga anggota dan dekat dengan Eros.

Mereka adalah kelompok geng motor besar kedua di kota ini. Kedudukan pertama dimenangkan oleh Vandalas. Selain karena jumlah anggota yang lebih banyak, kemampuan dari tiap-tiap anggota Vandalas terutama anggota inti tak tertandingi.

Tapi bukan berarti Alligator--geng yang Eros pimpin itu tidak ada apa-apanya. Satu sekolah takut dan enggan untuk memiliki satu masalah kecil dengan anak-anak Alligator. Walau tampak ramah tamah dan wellcome pada orang baru, isi otaknya sedikit berbeda. Ada beberapa rangkaian niat jahat di dalam sana, termasuk Eros--si ketua Alligator yang terkenal akan keramahannya.

"Eros, lo dengerin gue ngomong gak sih?!"

"Hah? Apa?"

"Anjing! Dahlah males!"

Eros tertawa beberapa orang yang melihat terpana akan ketampanannya.

"Bawel lo, pusing pala gue dengernya. Gue matiin bye!"

Tanpa menunggu jawaban dari gadis itu, Eros langsung mematikan sambungan teleponnya. Ia terkekeh kecil membayangkan wajah kesal gadis yang baru saja meneleponnya ini.

"ANJRIT JORDAN!! ITUKAN MINUMAN GUE KENAPA LO MINUM?!!!!"

Teriakan itu membuat Eros menoleh. Dan dengan gelengan kecilnya ia kembali melangkah menuju bangku di mana teman-temannya berada.

🌻

Don't forget vote and comment!!

25 juli 2022

Dunia ErosWhere stories live. Discover now