7. Eros dan ibu sambungnya

182 12 1
                                    

Happy reading!!

🌻

Eros berjalan menuruni tangga dengan keadaan rambut yang masih basah. Ia membiarkan tetes demi tetes air dari rambutnya itu membasahi kaos polos yang sore ini ia kenakan. Sebelah tangannya bergerak pada handphone, sedang sebelahnya lagi ia masukan ke dalam celana pendek selutut yang tengah ia kenakan.

Jam baru menunjukan pukul 5 sore lewat 10 menit dan Eros baru saja membersihkan tubuhnya. Pulang sekolah tadi, ia memang sengaja tidak mampir ke mana pun. Bahkan ia sudah mempercayakan Jordan untuk membahas tentang misinya nanti malam.

Karena rencananya, nanti malam ia akan pergi balapan liar dan lawannya tentu saja Arsya. Juga ada beberapa hal yang ingin ia sampaikan pada lelaki itu.

"Ma? Mama?" panggilnya kala tak melihat keberadaan sang mama di ruang tengah.

"Ma?" panggilnya lagi, kini Eros berjalan ke arah dapur.

Dengan helaan nafas, Eros berjalan pelan mendekati Shanne yang tengah duduk di bangku meja makan seorang diri.

Wanita paruh baya yang masih tampak cantik itu terlihat menundukan kepalanya. Penasaran Eros pun semakin mendekat sambil berusaha tidak menimbulkan suara apapun.

"Sayang, mama kangen kamu Nendra," lirih Shanne yang terdengar jelas oleh Eros.

Terbesit perasaan tidak senang saat mamanya itu menyebut nama Arsya. Namun di sisi lain, ia juga tidak tega melihat mamanya seperti ini.

"Mama harus apa biar kamu maafin mama?" lirihnya lagi.

Dapat Eros lihat bahwa Shanne menitikan air matanya. Bahu itu juga mulai bergetar menandakan tangis yang hampir pecah.

"Nendra, mama ...."

"Ma," panggil Eros, lalu memeluk tubuh Shanne dari belakang.

Mendapat perlakuan seperti itu, Shanne lantas mengusap air matanya dengan cepat. Menutup bingkai foto Arsya dan menatap Eros dengan senyum kecil.

"Ada apa sayang?" tanyanya dengan sangat lembut.

Perasaan Eros menghangat, tentu saja karena kenyataan Shanne ada di sisinya bukan di sisi Arsya.

"Mama kangen Arsya?" tanyanya yang tidak langsung mendapat jawaban.

Shanne tersenyum, "Kangen, iya mama kangen sama Arsya. Kapan ya kita bisa kumpul bareng kaya keluarga lainnya?" tanya balik Shanne dengan senyum kecutnya.

Eros diam tidak menjawab, tangannya mengusap punggung sang mama lembut. Lalu perlahan membuka pelukannya dan menatap Shanne dengan senyum lebarnya.

"Mungkin sekarang belum waktunya. Kasih Eros waktu untuk ...," ucapan Eros menggantung membuat Shanne menatapnya penasaran.

"Untuk apa?"

"Untuk bisa relain Bulan," lanjutnya dalam hati.

"Untuk bujuk Arsya," sahut Eros dan Shanne tersenyum lembut.

🌻

Eros membalas tatapan dingin nan tajam milik Arsya tanpa gentar sedikit pun. Lihatlah Arsya, lelaki itu tak perlu melakukan banyak hal tapi tetap selalu ada di atasnya. Dan dengan semua yang sudah ia lakukan, tetap juga ia tidak bisa mengalahkan Arsya.

Sambil melangkah maju mendekat, Eros tersenyum kecut menyadari bahwa semesta tidak pernah berpihak dengannya. Lalu tanpa sadar senyum itu berubah menjadi senyum miring yang terkesan meremehkan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 12, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dunia ErosWhere stories live. Discover now