1. Eros dan papinya

265 21 2
                                    

Happy reading!!!

🌻

E

ros menghentikan motornya, menunggu satpam membukakan gerbang. Setelah gerbang itu terbuka, ia kembali menarik gasnya dan langsung memasukan motor besar itu ke garasi.

Jam baru menunjukan pukul 8 malam. Nanti sekitar pukul 11, ia akan kembali keluar dan niatnya akan pergi ke club mengingat sudah hampir 3 hari tak ke sana. Jadi setelah puas mabar di rumah Micho, Eros memilih untuk pulang lebih dulu.

"Ass--."

"Darimana kamu?" pertanyaan itu menghentikan ucapan salam Eros.

Ia menghela nafasnya pelan, "Assalamualaikum, pi," ucapnya lalu menyalimi pria yang saat ini berpakaian santai yang ia pikir akan pulang nanti lusa.

"Waalaikumsalam, darimana kamu Eros? Dan apa yang sudah kamu lakukan di sekolah?" tanyanya dengan penuh menyelidik.

Lagi, Eros menghela nafasnya. Ia salah perkiraan, jika tahu bahwa sang papi akan pulang hari ini. Maka ia akan langsung pulang ke rumah tadi, tanpa menerima ajakan dari Micho. Yang di mana pastinya akan semakin menyulut emosi pria itu.

"Dari rum--."

"Kamu tuh mas, Eros baru pulang udah ditanya-tanya. Lagipula hari ini Eros pulang cepat dari jam yang sudah kamu tentukan," lagi, ucapan Eros terpotong karena kedatangan wanita cantik yang berjalan dengan sepiring kue kering di tangannya.

Eros lantas tersenyum, "Ma," sapanya lalu menyalimi wanita cantik itu.

"Mama emang the best!" bisik Eros lalu mengecup singkat pipi wanita itu.

Shanne--mama sambung atau mama tiri Eros itu tersenyum. Lalu tangannya bergerak untuk mengusap lembut pipi Eros.

"Bisa aja, sana kamu mandi terus makan pasti belum makan malamkan?" tanyanya dan Eros mengangguk semangat.

"Yaudah Eros ke atas dulu ya," ucapnya bersiap untuk berjalan ke kamarnya yang ada di lantai 2.

Sam--papinya hanya bisa menghela nafas pelan. Namun matanya tak lepas dari putranya itu.

"Setelah makan, masuk ruangan papi," suara Sam terdengar dingin dan datar, lagi-lagi Eros hanya bisa menghela nafas.

Ia tahu apa yang akan terjadi setelahnya. Ingatkan ia agar meminta Jordan membuat surat izinnya untuk besok.

🌻

Ctassss.

"Argh!"

Ctassss.

"Argh, u--udah pi," lirihnya.

Betisnya terasa panas karena cambukan sang papi. Matanya berkaca-kaca menahan air mata yang siap mengalir kapan saja.

"Berapa kali papi bilang, jangan buat masalah di sekolah! Kerjaan papi banyak, gak bisa untuk ngurus kamu dan masalah kamu di sekolah!!" bentaknya membuat lelaki berusia 10 tahun semakin meringsut takut.

"Ta--tapi, dia ... dia yang duluan ledek Eros, pi," ucap dengan sedikir terbata-bata.

Papinya hanya bisa menghela nafas pelan, lalu berjongkok menjajarkan dirinya dengan Eros yang beberapa menit lalu mendapat cambukan darinya.

Ia mengangkat dagu Eros, menatap putranya dengan wajah menahan emosi.

"Papi sudah bilang, jangan dengarkan orang lain. Tugas kamu cuma belajar, belajar dan belajar. Tidak ada hal lain selain belajar. Apapun alasannya, papi gak mau kamu membuat masalah di sekolah. Kamu salah, maka kamu mendapat hukuman."

Dunia ErosWhere stories live. Discover now