5. Tentang Siapa Kita

219 68 3
                                    

Jangan lupa ikutan PO nya tanggal 22 November❤️

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Jangan lupa ikutan PO nya tanggal 22 November❤️


Suatu siang sehabis pulang sekolah, Kenzio sudah duduk di atas motornya, bersiap hendak pulang ke rumah, tapi sebelum itu ia menunggu balasan chat dari Arumi perihal apakah Arumi ingin pulang bareng dengannya atau tidak. Satu suara dari ponsel membuat Kenzio yang tadinya memperhatikan sekeliling langsung tertunduk menatap layar ponsel. Balasan dari Arumi, katanya, ia akan pulang agak lama karena harus piket, jadi Kenzio tidak perlu menunggunya.

Maka kini Kenzio yang sudah memakai helm dan menyalakan mesin motor setelah menaruh ponsel di tas sudah melaju meninggalkan arena parkir sekolah. Keluar dari perumahan tempat sekolahnya berada, berkendara di jalan raya daerah Cikole, Sukabumi. Jalan raya yang tidak terlalu padat membuat Kenzio bisa mempercepat laju motor.

Namun tiba-tiba saja kepalanya mendadak sakit dan bayangan-bayangan tidak jelas bermunculan. Sekalipun ia sudah menggelengkan kepala bayangan itu tak kunjung menghilang. Rasa sakit yang tidak tertahankan membuatnya memegangi kepala. Perlahan pandangannya menjadi samar dan tidak fokus, kesadarannya mulai…..

Berakhir dengan motornya yang kehilangan keseimbangan dan akhirnya Kenzio terjatuh hingga terseret beberapa meter. Beruntungnya tidak ada kendaraan yang menabraknya, ia pun tidak mendapat luka yang serius, hanya lecet dan memar, terutama di bagian kepala yang walaupun memakai helm tetap sakit ketika terbentur aspal.

Perasaan aneh muncul di hatinya. Ia merasa pernah mengalami kejadian ini, tapi lebih parah. Kemudian ia seperti diseret ke masa lalu. Suara-suara yang sangat familiar mengganggu pendengarannya.

"Nael!"

"Legenda sumur tua kota Bandung."

"Aku mau ajakin kamu ke legenda sumur tua kota Bandung buat memohon."

"Buat dilancarkan pernikahan kita."

"Nael, kalau kita udah menikah. Kamu nanti aku bawain bekel terus kalau kerja, ya."

"Terus harus kasih ciuman sebelum pergi kerja dan ciuman setelah pulang kerja. Nggak boleh bolong-bolong."

"Nael, bahkan seandainya kita ketemu lagi di kehidupan selanjutnya. Aku bakal tetap jatuh cinta sama kamu."

"Nael, seandainya ada kehidupan lain dan kita bertemu lagi, kamu bakal tetap cinta sama aku nggak?"

Sampai akhirnya kenangan Kenzio berhenti pada satu kejadian. Di malam hari yang sepi, di jalan raya. Sebuah motor tergelatak. Ia melihat dirinya sendiri, dirinya versi dewasa terbaring tidak bernyawa. Kala ia menoleh ke depan, ia menemukan perempuan berambut pendek berlumuran darah sedang memanggilnya susah payah.

Napas Kenzio tercekat, ia pukuli dadanya sendiri, mencoba keluar dari masa lalu yang menenggelamkannya dengan rasa sakit. Namun sekalipun ia sudah kembali, ia masih kesulitan bernapas, membuat wajahnya berkeringat dan tubuhnya gemetar hebat.

Ia mengalami panick attack.


🥀🥀🥀🥀🥀


Kenzio tidak ke rumah sakit meskipun kerumunan orang yang berusaha menolongnya menyarankan ia diperiksa dulu, takut terjadi sesuatu. Kenzio lebih memilih langsung pulang dan ketika ia masuk ke dalam rumah, ia disambut oleh salah satu pembantu rumah tangga bernama Rini yang langsung memasang ekspresi cemas.

“Aa, yaampun. Kenapa mukanya gitu? Kenapa ini kok bisa lecet-lecet gini?” Rini memegang kedua pipi Kenzio, juga memeriksa tangan dan memar lainnya.

“Jatuh dari motor,” jawab Kenzio tak bersemangat.

“Yaampun, A. Ya udah sini Bibi obatin dulu.” Rini menarik pelan tangan Kenzio untuk mengikutinya ke ruang keluarga. Ia membiarkan Kenzio duduk dengan nyaman selagi dirinya mengambil kotak P3K.

Kenzio hanya diam tanpa meringis kesakitan ketika Rini pembantu rumah tangganya yang berusia lima puluh tahun mengobati perlahan setiap memar dan lecet di wajah dan tangannya. Ia termenung ketika menyadari tentang siapa dirinya sebenarnya. Dan masih tidak percaya jika ternyata dirinya sudah hidup dua kali. Semua kenangan di kehidupan pertamanya kembali lagi, sekarang perasaannya campur aduk. Ia bingung, antara harus bersyukur atau tertekan oleh kerumitan yang terjadi di kehidupan kedua ini. Terlebih lagi setelah ia mengetahui jika—

“Aku pulang!” seruan dari depan membuat lamunan Kenzio terhenti dan bersama Rini ia menoleh ke sumber suara.

Sosok Arumi yang dikuncir kuda dengan ceria berdiri di dekat mereka, memamerkan senyum manis khas miliknya. Senyum yang biasanya membuat Kenzio semangat dan tenang mendadak menjadi senyum yang tidak ingin dilihatnya. Kenzio pun memalingkan wajah. Arumi yang menyadari keadaan Kenzio langsung merapatkan bibir dan berubah panik hingga tergesa mendekati saudara kembaranya tersebut.

“Aa, kenapa? Kok bisa lecet gini?” tanya Arumi yang sudah memegang kedua pipi Kenzio.

Bukannya menjawab, Kenzio justru menyingkirkan tangan Arumi dan bangkit dari duduknya. “Makasih, Bi. Sekarang aku mau ke kamar.” Setelah pamit, Kenzio melangkah meninggalkan Rini dan Arumi begitu saja.

Jelas membuat Arumi yang khawatir menjadi keheranan. Ia pun menoleh ke arah Rini, lewat tatapannya meminta penjelasan apa yang terjadi dengan Kenzio.

“Aa pulang-pulang udah kayak gitu. Katanya, jatuh dari motor,” kata Rini memberitahu.

“Aa marah sama Rumi, ya, Bi? Kok Rumi dicuekin?” tanya Arumi tidak mengerti, tidak suka dicuekin oleh Kenzio.

“Bibi kurang tau.”

Regeneration Life Of JakartaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt