My Bestfriend My Lover (Heeseung)

6.6K 137 15
                                    

"Kamu yakin mau ngelakuin ini?"

"Ga pernah seyakin ini"

Heeseung mendekat, mengeliminasi jarak yang memanglah tidak jauh, memberi kecupan dalam pada ranum Kaylee disusul kecupan-kecupan diseluruh wajah sang dara. Menatap kedalam manik yang seolah bercahaya milik sahabat merangkap kekasihnya itu. Memberi belaian seringan bulu pada wajah ayu yang kini terselubung kabut nafsu.

Tak pasti kapan perasaan cinta itu hadir, yang jelas mereka tak pernah menyangka, bahwa kebersamaan yang sudah mereka lalui hampir separuh usia mereka, pada akhirnya berhasil menumbuhkan benih-benih cinta yang kian lama berubah menjadi hasrat untuk saling memiliki.

Jadi, tepat saat hari Valentine lalu Heeseung menyatakan perasaan, Kay tak fikir panjang untuk menerima pemuda itu sebagai kekasih. Tanpa terfikir bahwa mungkin ada seseorang yang bisa saja terluka dengan keputusannya saat itu.

Seseorang yang menghabiskan waktu  sama lamanya dengan waktu yang ia habiskan bersama Heeseung.

Jake Sim.

Pemuda berdarah Korea-Australi yang juga merupakan sahabat sedari kecil Kaylee.

Satu persatu helaian yang melekat pada tubuh dua insan itu terlucuti, hingga akhirnya raga itu sama-sama tak berbenang.

Meneguk ludah dengan susah payah,  Heeseung menuntun tubuh Kaylee  untuk berbaring diatas ranjang. Matanya yang tajam memindai keindahan yang tersaji didepannya.

Heeseung tak menyangka bahwa ialah yang akan merenggut kegadisan sang dara didepannya. Selama ini baik ia maupun Jake mati-matian menjaga Kaylee dengan sepenuh hati, tapi kini lihatlah, siapa si brengsek yang sebentar lagi akan merusak gadis polos itu.

Keparat kau Lee Heeseung! Makinya dalam hati.

Wajah Kay bersemu karena Heeseung menatapnya begitu intens. Jantungnya berdetak tak karuan sampai-sampai Kay takut kalau Heeseung bisa mendengarnya, terlebih ketika Heeseung ikut membaringkan tubuhnya diatas Kaylee dengan tangan yang bertumpu disisi kiri dan kanan.

"Kasih tau aku kalau sakit ya" gumam Heeseung yang dibalas Kay dengan anggukan.

Pandangannya tak pernah sedikitpun lepas dari wajah Kaylee, menatap sang pujaan hati dengan tatapan mendamba yang tak pernah bisa ia ungkap dengan untaian kata. Terlebih lagi tubuh Kaylee kini sudah polos tak berbenang, membuat ereksi Heeseung yang sedari tadi sudah mengeras menjadi semakin berdiri tegak.

Tangan Heeseung turun, menjangkau sesuatu yang berada dibalik lipatan paha Kaylee, menggesek benda sebesar biji kacang dengan jari telunjuknya, berusaha memancing cairan precum gadis itu agar ia mudah melakukan penetrasi nantinya.

Kaylee bisa merasakan jemari Heeseung bermain didalam sana, mengais, mencolek seolah membersihkan sisa selai didalam toples .

Kepala Kaylee serasa berputar, matanya memburam, tubuhnya menggeliat tak karuan karena rangsangan yang ia terima.

Apa rasanya memang senikmat ini?

"Ahh... Heeseung..."

Dengan jarak yang tak sampai seujung kuku, Heeseung bisa dengan jelas mendengar Kaylee mendesahkan namanya. Hampir saja Heeseung hilang  kendali dan menerjang gadis itu, tapi mengingat ini adalah kali pertama baginya dan Kaylee, membuat ia mengurungkan niat.

Saat dirasa liang kewanitaan Kaylee sudah cukup basah, Heeseung memulai penetrasinya dengan perlahan. Rasa sakit nan perih membuat bibir Kay refleks meringis. Bagian bawah tubuhnya terasa tercabik, air mata menggenang dipelupuk matanya membuat Heeseung nyaris menghentikan kegiatannya.

"Sakit? Should i stop?" Tanya Heeseung dengan raut penuh kekhawatiran.

"Jangan. Lanjutin aja, aku bisa tahan" Kay berusaha menarik sudut-sudut bibirnya, mengulas sebuah senyum untuk meyakinkan Heeseung yang sejenak tampak ragu.

RED ZONE | ENHYPENWhere stories live. Discover now