2 - HAIKAL FAHRUZI

57 20 11
                                    

Sinar matahari yang menembus lurus ke arah jendela membuat seorang cowok menggeliat dari tidurnya. Mata yang semula terpejam kini terbuka dengan lebar.

Haikal mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang masih dengan ekspresi linglung. Setelah merasa kuat untuk berjalan, Haikal keluar kamar dan menuruni anak tangga.

Ia langsung menduduki salah satu kursi di meja makan. Di tatapnya setiap inci bagian rumahnya. Sepi. Tak ada tanda-tanda kehidupan kecuali dirinya. Haikal menghembuskan napas panjang.

Tangannya bergerak membuka tudung di atas meja makan. Dilihatnya sepiring nasi goreng lengkap dengan topingnya dan selalu ada satu yang tidak pernah ketinggalan. Sebuah surat yang diselipkan di bawah piring untuk dirinya.

Haikal menarik kertas itu meskipun ia sudah terlalu hapal tentang isi di dalamnya. Hampir setiap hari ia bangun dengan kesepian dan surat kecil ini langsung menyambutnya.

Nasi gorengnya dimakan, nak. Maaf Mama gak bisa nemenin kamu siap-siap berangkat ke sekolah. Mama ada list pagi. Mama sayang Haikal❤️”

Haikal terkekeh membacanya. Bahkan Mamanya saja lupa kalau hari ini adalah hari Minggu, ia tidak berangkat ke sekolah.

Haikal merobek kertas itu menjadi dua lalu meremas-remasnya dan membuangnya di tempat sampah dekat kulkas. Di mana semua kertas itu ia buang disitu setiap harinya.

Suara ngeongan dari hewan berbulu dan mata tajam itu mengalihkan perhatian Haikal. Cowok itu tersenyum melihat peliharaan kesayangannya yang sepertinya juga baru bangun seperti dirinya.

Harry, begitulah Haikal menamai kucing yang selalu menemani disetiap detik waktunya di rumah. Harry adalah kucing ras Himalaya yang dibelikan ayahnya sebelum meninggal. Bisa dipastikan Haikal sangat menyayangi Harry, bahkan lebih dari rasa sayangnya kepada ibunya.

 Bisa dipastikan Haikal sangat menyayangi Harry, bahkan lebih dari rasa sayangnya kepada ibunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah selesai memberi makan dan bermain-main dengan makhluk paling manis di rumah itu. Haikal masuk ke kamar mandi untuk bersiap-siap pergi les.

"Aku lebih dekat dengan rasa sepi ku daripada dengan sosok yang katanya bekerja keras untukku."

------

Hanya mobil Dzon yang terlihat saat Alan sampai di parkiran tempat lesnya. Dari arah berlawanan, Haikal datang dengan motor CBR merah yang diparkirkan di samping mobil Dzon. Sedangkan Alan lebih memilih memarkirkan motornya agak berjauhan dengan dua kendaraan tadi.

Dua cowok itu masuk dengan langkah beriringan. Di dalam sudah ada Dzon dan Aulia yang sedari tadi sibuk mengobrol canggung sambil menunggu kedatangan yang lain.

"Lo bareng Dzon, Au?" tanya Haikal melihat cewek itu sudah ada di sini.

"Iya, lagian lo lama."

"Bagus deh."

Berbeda dengan Haikal yang langsung mengajak ngobrol orang di sana, Alan lebih memilih diam sambil membaca buku Bahasa Inggris yang dibawanya. Hari ini adalah les bahasa Inggris.

"Si Raisa gak berangkat, Au?" tanya Haikal.

"Gak tau, tapi tumben juga sih tuh bocah jam segini belum nongol."

Haikal menghela napas lalu mengecek ponselnya yang mendapat pesan masuk dari seseorang.

"Si Zaki gak berangkat," celetuknya kemudian.

"Lo tau darimana?"

"Si Zaki sendiri yang chat gue, katanya dia harus jagain bokapnya di rumah sakit." Haikal menunjukkan chatnya dengan Zaki pada Aulia dan Dzon.

"Dzon, tuh orang satu kenapa?"

Cowok berwajah paling rupawan itu mengikuti arah tunjuk Haikal. Dzon memperhatikan Alan yang sibuk membaca bukunya tanpa membuka suaranya sama sekali.

"Woi, Lan! Lo kenapa diem aja?" tanya Dzon membuat Alan menatapnya.

Cowok yang duduk di dekat tembok itu tak menjawab sampai guru les tiba-tiba datang.

*****

Kependekan ya??? HAHA, Tenang masih pemanasan nih^^

See you:)

Ig: 07mx3_

SAPTAWhere stories live. Discover now