12 - SOMEONE

21 2 1
                                    

Bab 12

Happy reading 💜

Terhitung sudah hampir tiga hari, Aulia dan Raka satu atap. Tapi hal itu belum bisa membuat keduanya dekat. Sebenarnya tak ada alasan untuk mereka jadi dekat, karena sejujurnya Aulia masih tidak nyaman ketika ada orang lain di rumahnya.

Mereka sebenarnya sering berpapasan ketika di dapur, ruang makan, atau ruang keluarga. Namun, tenggorokan Aulia mendadak kering ketika ada niatan ingin menyapa Raka. Semua terasa canggung baginya. Meski Raka sendiri bersikap biasa saja padanya.

Pagi itu, entah ada keajaiban darimana. Raka tiba-tiba mengajaknya bicara duluan. "Tadi Ayahmu berpesan agar aku mengantarmu sekolah."

Aulia yang sedang menyantap roti selai kacang di meja makan menghentikan aktivitasnya. "Memang Ayah kemana?"

"Dia ada urusan di luar."

Aulia manggut-manggut sambil mengunyah rotinya.

"Kamu tidak keberatan kan?"

"Keberatan untuk apa?" tanya Aulia balik.

"Aku mengantarmu ke sekolah. Pacarmu tidak akan marah kan?"

"Santai aja kali, Mas. Gue gak punya pacar. Lagian lo kenapa ngomongnya formal banget sih kayak mau wawancara kerja aja." Aulia terkekeh sendiri.

"Maaf, aku tidak terbiasa berbicara dengan perempuan."

Aulia mengendus tak ingin memperpanjang obrolan mereka. Satu hal yang baru Aulia sadari tentang Raka, kaku.

Setelah selesai menghabiskan sarapannya, Aulia langsung mencuci piring kotornya. Kemudian menghampiri Raka yang ada di kamar untuk mengantarkannya ke sekolah.

Cowok itu langsung bangkit dari rebahannya. Menyaut jaket dan kunci mobilnya. Beberapa menit kemudian, mobil itu sudah berkecimpung bersama kendaraan lain di jalanan.

Sepanjang perjalanan ke sekolah, Aulia terus curi-curi pandang pada cowok di sampingnya. "Tolong, jangan tatap aku seperti itu," ujar Raka yang sadar akan tatapan itu.

Aulia malah semakin penasaran dengan Raka.

"Eh, Rak! Lo beneran gak pernah dekat sama cewek?"

Raka sedikit menjauhkan tubuhnya karena suara cempreng Aulia yang menusuk koklea telinganya. Raka menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Aulia.

"Kenapa?"

"Ada yang lebih penting yang bisa aku pikirkan daripada seorang perempuan."

Aulia terdiam. Tapi beberapa detik kemudian ia kembali bertanya. "Gimana proyek lo? Udah nemu?"

Raka menoleh, merasa aneh dengan pertanyaan Aulia yang satu ini. Lebih terdengar ke arah perhatian dan peduli. Padahal sebelumnya mereka tidak pernah mengobrol. Apa diam-diam Aulia memperhatikannya selama ini?

"Aman, Minggu depan aku udah bisa mulai ngejalanin proyek itu."

Aulia mengangguk. Ia terdiam lagi kehabisan topik.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SAPTAWhere stories live. Discover now