3. Day Life

212 20 1
                                    

"Chan, anjing! Jangan anarkis!" Pinta Renjun dengan netra yang masih tertutup.

Tapi Haechan tidak mengidahkan itu semua. Dia tetap meloncat di atas ranjang Renjun, supaya sang empuh bangun dari tidur.

"Bangun Ren! Lo lupa kalo kita masih sekolah?! Buruan! Nanti tel-- aw!" Ocehan Haechan berubah menjadi sebuah ringisan, karena Renjun menendang tulang kering kakinya. Membuat Haechan yang tengah berdiri, jatuh begitu saja karena ulah Renjun. Untung saja jatuhnya di atas ranjang. Coba kalau di lantai? Sakitnya makin double.

"Bacot banget kata gue!" Protes Renjun dengan keadaan yang sudah bangun. Renjun langsung beranjak dari ranjangnya, dan langsung pergi ke dalam kamar mandi. Meninggalkan Haechan yang masih meringis kesakitan, seraya mengelus kakinya.

Haechan hanya bisa mengelus dada, begitu melihat kelakuan Renjun. "Belum jadi istri aja, udah sering ngelakuin kdrt. Gimana kalo udah jadi istri? Bisa habis kali gue sama dia." Gumam Haechan seraya bergidik ngeri.

"Gue denger ya Chan!" Teriak Renjun dari dalam kamar mandi, yang memang mendengar ocehan Haechan.

Haechan terkekeh mendengar teriakan Renjun. "Gue tunggu di bawah! Kata Bunda, kita berangkat bareng!" Seru Haechan.

"Ryunjin gimana? Lo gak jemput dia?" Teriak Renjun yang saat ini sedang membersihkan tubuhnya

"Nganterin lo lebih penting daripada dia Njun." Balas Haechan seraya berteriak juga, lalu pergi dari kamar Renjun, untuk bersiap juga.

***

"Sayang!" Panggil seseorang secara bersamaan. Sukses membuat Haechan dan Renjun langsung membalikkan tubuhnya, begitu tau akan suara panggilan ini.

Di sana, letaknya tak jauh dari dirinya dan Haechan berada, ada Jeno dan juga Ryunjin yang sedang menghampiri mereka.

"Kalian berangkat bareng?" Tanya Ryunjin, yang langsung di balas anggukkan kepala oleh Haechan.

"Iya. Kan tadi gue juga udah bilang sama lo, kalau gue berangkat bareng sama Renjun. Maka dari itu gue gak jadi berangkat bareng sama lo." Jawaban yang keluar dari mulut Haechan, mampu membuat Renjun meringis karena dirinya.

"Loh, kenapa kamu gak bilang sama aku aja Ren? Aku bisa kok jemput kamu, biar kita bisa berangkat bareng." Seru Jeno, yang sedikit heran akan hal ini.

Masalahnya tuh Jeno pacarnya Renjun. Jadi kalau misalkan Renjun minta di jemput? Dia akan selalu sedia menjemput Renjun. Tadi malam dia juga sempat menawarkan diri untuk menjemput Renjun, supaya mereka biaa berangkat bersama. Tapi Renjun melarang karena katanya dia, dia bakalan di antar supir. Eh tapi ternyata Renjun malah jalan sama Haechan, sahabatnya Renjun.

"Aku takut kamu udah berangkat duluan tadi. Soalnya tadi pagi, pak Ujang gak bisa dateng ke rumah, karena harus ke sekolah anaknya dulu." Jelas Renjun, mencari alasan agar Jeno tidak curiga.

"Lain kali hubungin aku aja ya. Aku bisa kok jemput kamu, biar kamu gak ngerepotin Haechan." Ujar Jeno.

"Gue gak ngerasa di repotin kok." Celetuk Haechan, dengan tatapan polosnya. Toh emang benar dia gak ngerasa di repotkan bukan? Lagipula yang nawarin berangkat bareng juga dia. Jadi, siapa yang di repotkan di sini?

"Lagipula kan gue juga yang---" ucapan Haechan terpotong, karena Renjun yang sudah mengintrupsinya lebih dulu.

"Iya enggak. Lain kali aku bakalan bilang ke kamu dulu." Seru Renjun, yang membuat Haechan menatapnya dengan tatapan kesal.

Apa-apaan ini?! Batin Haechan merasa kesal karena ucapan Renjun. Gak tau kenapa, dan alasannya apa. Pokoknya Haechan kesal aja pas Renjun berucap kayak gitu.

"Udah ah! Lebih baik kita masuk ke kelas. Bentar lagi bel masuk bunyi!" Seri Renjun, yang langsung menggandeng Jeno, untuk masuk ke dalam sekolahnya. Karena sedari tadi mereka berdiri di posisi yang gak jauh dari parkiran dan juga gerbang sekolah.

Sementara Ryunjin sudah menggandeng Haechan, agar mereka berdua segera masuk ke dalam sekolah juga. Menyusul Renjun dan juga Jeno yang udah lebih dulu masuk.

Sampai di kelasnya, Jeno langsung pergi dari kelasnya Renjun, setelah mengantarkan Renjun. Sementara Renjun sendiri langsung masuk ke dalam kelasnya.

Dirinya dan Haechan memang sekelas. Berbeda dengan Jeno dan juga Ryunjin yang sekelas. Bukan cuma beda kelas, tapi mereka juga beda jurusan. Renjun dan Haechan yang masuk kelas 12 IPS-C. Sedangkan Jeno dan juga Ryunjin yang masuk ke dalam kelas 12 Mipa-F.

"Tuh anak kemana sih? Bel masuk udah bunyi daritadi, tapi dia belum balik juga?!" Gumam Renjun, yang sedaritadi mencari keberadaan Haechan, yang belum juga masuk ke dalam kelas.

Renjun bisa nebak! Pasti Haechan lagi genit di jurusan sebelah. Memang di jurusan Ipa itu banyak sekali wanita cantik. Haechan pun pria yang sangat menyukai wanita cantik. Tapi ya memang semua pria suka wanita cantik gak sih? Apa karena Renjun gak cantik, maka dari itu Haechan gak jadiin dia target juga?

"Tau ah!" Seru Renjun di iringi decakan kesal, karena pagi-pagi dirinya sudah di suruh berpikir!

Renjun lebih memilih untuk keluar dari kelas, menuju loker miliknya. Saat ini kelasnya sedang pelajaran olahraga. Jam pelajaran pertama di pagi hari. Yang mana Renjun sangat malas olahraga di pagi hari. Udah mana gitu habis olahraga langsung pelajaran matematika. Gimana gak mumet itu otak? Habis kelelahan secara fisik, di hajar juga secara psikis karena matematika. Gimana bisa mikir juga itu otak?!

"Lee Haechan!" Teriakan menggelegar yang Renjun keluarkan, begitu dirinya melihat tidak ada baju olahraga di dalam lokernya.

Siapa lagi kalau bukan Haechan sebagai pelakunya?! Haechan itu sering banget ngejahilin Renjun. Padahal Haechan sendiri tau kalau Renjun sering berbuat anarkis ke dia, kalau misalkan Haechan jahilin dia. Tapi ya namanya juga Lee Haechan! Gak ada kalimat kapok ataupun nyerah di dalam kamusnya, dalam menjahili semua orang. Apalagi orangnya itu Renjun.

Renjun pun langsung bergegas mencari keberadaan Haechan. Sungguh! Kali ini Haechan gak akan bisa lepas dari dirinya.

Renjun terus melangkahkan kakinya di sepanjang koridor sekolah. Tujuan pertamanya kali ini adalah kantin. Karena biasanya Haechan selalu berada di kantin kalau gini hari.

Tapi ternyata dugaannya salah! Haechan gak ada di kantin! Lantas kemana Haechan? Mana ini sekolah gede banget! Renjun harus cari di mana lagi ini?! Mana jam pelajaran pertama sebentar lagi di mulai. Bel masuk jam pelajaran pertama emang udah bunyi dari tadi, tapi memang setiap murid di kasih waktu 15 menit buat ganti seragam mereka.

Dan ya! Baru saja Renjun meracau karena Haechan, suara ponselnya berdering. Langsung saja Renjun mengambil ponsel yang ada di saku seragamnya.

Nama Lee Haechan terpampang begitu saja di layar ponsel Renjun. Renjun yang melihat itu pun tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ia langsung mengangkatnya.

"Lo di mana anjing?!" Kalimat umpatan yang pertama kali Renjun lontarkan, begitu mengangkat ponselnya.

Sementara orang yang ada di sebrang telepon sana malah terkekeh geli. "Beliin gue makanan sama minuman dulu dong di kantin. Nanti gue kasih baju olahraganya." Ujar Haechan, tanpa adanya rasa bersalah sama sekali.

"Lo tau anjing gak Lee Haechan?!" Umpatan yang Renjun keluarkan lagi. Tapi herannya kakinya langsung berjalan menuju stand makanan, dan minuman. Ia langsung memesan pesanan yang Haechan inginkan.

"Fuck You Lee Haechan!" Maki Renjun lagi.

"Love You Too."

MY PARTNER - HYUCKRENWhere stories live. Discover now