5. Trun On

260 22 0
                                    

Sampai di rumah, Haechan dan Renjun pun langsung masuk ke dalam kamar mereka. Iya! Kamar Renjun dan Haechan. Mereka berdua memutuskan untuk tidur sekamar, sesuai dengan permintaan Renjun. Permintaan Renjun yang pengen semua ini tuh kayak yang di novel, film, atau drama perjodohan lainnya. Yang mana mereka harus pisah ranjang, bersikap romantis di hadapan orang tuanya saja, dan masih banyak lagi.

"Chan. Mau lo duluan yang mandi, atau gue duluan?" Tanya Renjun, yang saat ini berniat membersihkan tubuhnya. Sehabis melakukan kegiatan selama setengah hari lebih.

"Mandi bareng aja gimana? Ide yang bagus gak tuh?" Pertanyaan jahil yang keluar dari mulut Haechan, di sertai dengan kerlingan nakal, yang memang berniat menggoda Renjun.

Dan dengan polosnya, Renjun malah menanggapi ini dengan serius. "Lo pengen mandi bareng? Yaudah, ayo!" Seru Renjun dengan tatapan polosnya, yang sukses membuat Haechan membelalakan netranya karena kaget.

Sungguh! Haechan gak berekspetasi kalau Renjun bakalan membalas kayak gini. Dan ya! Haechan jadi salah tingkah karena ucapan Renjun. "Bercanda Njun! Lo duluan aja. Gue masih mau ngadem." Balas Haechan, yang saat ini tengah berusaha menyembunyikan kegugupannya.

Renjun menatap Haechan dengan tatapan aneh. "Aneh!" Seru Renjun, yang langsung berjalan ke kamar mandi.

Melihat Renjun pergi, membuat Haechan bisa bernafas lega. Ia langsung mengusap dadanya, dan menghela nafasnya penuh kelegaan.

Namun! Belum lama dia di buat lega, Renjun sudah kembali lagi ke kamarnya. Menghampiri Haechan yang saat ini tengah duduk di sofa.

"Kenapa lagi?" Tanya Haechan was-was, begitu Renjun duduk di samping dirinya.

"Tolong bukain resleting gue dong. Gue gak bisa bukanya." Pinta Renjun, yang langsung di tolak Haechan.

"Gue aja sendiri!" Ketus Haechan. Berbeda dengan hatinya yang udah gak karuan sedari tadi.

"Lo ini budeg apa tuli sih? Gue bilang kan, gue gak bisa bukanya! Tangan gue gak nyampe! Noh! Gak nyampe kan?" Ujar Renjun, yang masih berusaha meraih resleting gaunnya yang ada di belakang.

"Kalo gue gak mau gimana?" Tanya Haechan.

"Yaudah, gue bilangin Mae." Jawaban simple yang keluar dari mulut Renjun, sukses membuat Haechan berdecak kasar.

"Ck nyusahin! Lagian siapa suruh pendek?" Ujar Haechan, yang langsung membantu Renjun dalam membuka resleting bajunya.

"Kayak tinggi aja monyet. Lo sama gue cuma beda 4 centi ya!" Peringat Renjun.

"Bacot banget kata gue! Udah minta tolong, malah protes." Seru Haechan yang mulai membukanya.

*Glek* dengan susah payah Haechan meneguk salivahnya. Iya! Saat ini dia sedang meneguk salivahnya secara kasar, begitu melihat punggung putih nan mulus milik Renjun, begitu pertama kali dia membuka dress-nya.

'Anjir! Putih banget! Ini dia pake bayclean apa kalau mandi? Kenapa bisa seputih ini sih?!' Batin Haechan berteriak, begitu melihat pemandangan yang sangat memanjakan matanya.

"Mana resletingnya panjang amat. Ini berati gue ngeliat lebih banyak lagi dong?" Gumam Haechan, yang saat ini matanya masih terfokus menatap punggungnya Renjun. Apalagi kini jari tangannya bersentuhan langsung dengan kulitnya Renjun, begitu dia membukanya.

"Hah? Apaan Chan? Lo ngomong apaan?" Tanya Renjun yang gak denger gumaman Haechan.

Haechan yang mendengar ucapan Renjun, langsung membuyarkan lamunannya. "Ah? Apa?! Ah itu.... resleting lo panjang amat! Mana susah banget lagi!" Alibi yang keluar dari mulut Haechan.

Kan gak mungkin kalau Haechan ngomong ke Renjun, kalau dia terpesona ngelihat punggung indah milik Renjun? Bisa besar kepala nanti!

"Lo lama amat sih bukanya?!" Protes Renjun, yang langsung di toyor oleh Haechan.

"Bawel banget sih! Ini susah tau! Resleting lo macet mulu! Siapa sih yang beliin dressnya? Dressnya murahan ya?!" Balas Haechan secara asal, guna menutupi kegugupannya.

"Emak gue yang beliin! Lo-nya aja yang gak bisa! pake nyalahin dressnya lagi! Gue bilangin emak gue lo ya!" Seru Renjun.

"Udah deh diem. Gue lagi berusaha ini!" Seru Haechan, yang tidak mau meneruskan perdebatan ini.

Dan ya! Terjadilah keheningan di antara mereka, begitu Haechan selesai berbicara seperti itu. Sebenarnya Renjun itu udah kesal setengah mati, karena Haechannya lama! Dia udah gerah, dan ingin cepat mandi! Tapi Haechan malah lama! Tapi sih ya, sebenarnya bukan itu alasan utamanya. Alasan utamanya tuh, jantung Renjun berasa pengen keluar dari sangkarnya, setiap kali dia berduaan sama Haechan.

Oke, berlebihan! Padahal dulu dia sama Haechan sering sekali berduaan. Bahkan mereka berdua sering tidur bersama. Entah itu di kamarnya Renjun, maupun di kamarnya Haechan. Tapi catat! Hanya tidur, gak ngelakuin hal lebih jauh. Renjun tau pemikiran para pembaca cerita ini, udah berkeliaran ke negerinya kakek sugiono.

Tapi entah kenapa tuh sekarang beda aja vibes-nya! Apalagi status mereka udah berubah! Bukan lagi pacaran! Melainkan suami-istri! Setiap kali Renjun mengingat hal ini terus, dia jadi salah tingkah sendiri.

"Chan." Panggil Renjun, yang langsung di balas dehaman oleh Haechan.

"Hm." Balas Haechan, yang masih berusaha menahan hasratnya.

"Lo gak sange kan, hanya karena lihat punggung gue?" Pertanyaan polos yang keluar dari mulut Renjun, sukses membuat Haechan terkejut, panik, nan gelisah.

"Apaan?" Tanya Haechan sekali lagi, memastikan bahwa pendengarannya saat ini tidak salah.

"Itu! Lo gak sange kan, cuma karena ngeliat punggung gue doang?" Pertanyaan yang Renjun ulangi, tanpa melihat dampak dan efek dari ucapannya.

"Ya enggak lah! Lo pikir gue laki-laki apaan?!" Seru Haechan, yang langsung mempercepat buka resletingnya.

"Ya kan kali aja. Kalo kata orang-orang, laki-laki itu hormonnya gede. Kali aja kan lo langsung trun on, pas lihat punggung gue." Ujar Renjun dengan santainya.

Berbeda dengan Haechan yang saat ini sudah meringis. Baru saja Renjun bicara seperti itu, bagian bawahnya sudah terasa sangat sesak karena ucapan Renjun. Baru ucapan sama punggung mulus, putih, nan indah milk Renjun aja, dia udah trun on! Apalagi kalau dia lihat semuanya? Bisa-bisa langsung keluar itu peju!

"Kebanyakan baca wattpad yang isinya 1821 sih lu!" Ujar Haechan, yang langsung menoyor kepala Renjun lagi.

"Tuh udah kebuka!" Seru Haechan, sebelum Renjun melayangkan protesnya.

"Makasih!" Seru Renjun, yang langsung berlari kw arah kamar mandi.

Pas Renjun lari, Haechan dapat melihat punggung itu lebih lebar, karena larian Renjun.

"Putih banget anjing! Si Renjun ini kalo mandi suka pake pemutih baju kali ya? Kenapa bisa punggungnya seputih itu? Eh enggak deng! Tangan sama kakinya juga putih. Tapi sayang ketutup luka." Gumam Haechan, yang mengingat kalau Renjun itu sebenarnya putih. Cuma ya ketutup luka aja karena Renjun yang gak bisa anggun jadi wanita.

"Tapi anjing lah! Itu punggung beneran putih mulus anjing! Gue yakin sih itu badan juga sama mulusnya!" Sambung Haechan.

"Anjing! Bisa-bisanya gue trun on cuma karena ini doang?! Masa iya gue solo?!"

MY PARTNER - HYUCKRENWhere stories live. Discover now