6. If You Need It

225 22 1
                                    

"Chan." Panggil Renjun kepada Haechan, yang saat ini tengah tidur di samping dirinya, dengan tangan yang sibuk memainkan ponselnya. Sama apa yang di lakukan Renjun saat ini.

"Hm." Balas Haechan yang lagi-lagi dengan dehaman, karena dirinya yang sedang fokus memainkan game yang ada di ponselnya.

"Lo beneran gak mau ngewe kan?" Pertanyaan frontal yang keluar dari mulut Renjun, sukses membuat fokus Haechan terbagi.

"Hah?" Tanya Haechan sekali lagi, dengan tatapan penuh keterkejutannya. Haechan yakin kalau saat ini dia sedang minum, dia pasti sudah tersedak karena ucapannya Renjun.

"Defeat." Suara yang terdengar dari ponselnya Haechan, yang menandakan kalau karakter game yang di mainkan oleh dirinya, sudah mati.

"Gue yakin lo gak tuli Lee Haechan. Ini gue tanya sekali lagi, lo mau ngewe apa enggak?" Ujar Renjun dengan tatapan kesalnya, karena Haechan yang sangat bolot. Daritadi dia nanya tuh, Haechan selalu membuat dia mengulang pertanyaannya.

"Kalo gue bilang mau, emangnya lo bakalan ngasih?" Tanya Haechan, memancing Renjun.

Dan lagi-lagi, Renjun menjawab santai ucapan Haechan. "Ya iyalah. Lo kan suami gue. Lagipula udah kewajiban gue bukan?" Jawab Renjun dengan sangat entengnya. Membuat Haechan meringis jadinya.

'Ini orang gak nyadar apa? Kalau yang lagi dia ajak ngomong itu seorang pria yang mempunyai hormon yang tinggi?' Batin Haechan, meringis akan setiap pertanyaan Renjun, yang sedari tadi pertanyaannya sangat ngawur. Gak ngawur juga sih. Tapi Haechannya yang belum siap.

"Chan!" Panggil Renjun dengan rengekkan kesal.

"Hm." Lagi-lagi Haechan hanya balas dengan dehaman saja.

"Ham hem mulu! Sariawan lo?! Lo kenapa sih? Mikirin apa coba?!" Rutuk Renjun, yang langsung menolehkan wajahnya, untuk menatap Haechan.

"Enggak. Emangnya lo gak cape?" Tanya Haechan, mengalihkan pertanyaan Renjun. Soalnya Haechan sendiri gak tau. Dia juga gak tau mau gimana menjawab pertanyaan Renjun.

"Lo bodoh apa gimana sih Chan? Pake nanya cape apa enggak! Lo bayangin aja gue dari tadi terus berdiri buat nyalamin tamu. Udah gitu gue pake heels yang tingginya udah kayak setinggi harapan gue buat nikah sama Jaehyun NCT!" Seru Renjun di iringi decakan kasar.

"Terus kenapa nanya kayak gitu?" Tanya Haechan lagi.

"Ya kan kali aja lo mau. Kalo emang lo mau, gue udah siap ini. Gue gak mau dosa hanya karena gak memberi keperluan psikis suami ya!" Peringat Renjun.

"Oh gitu." Seru Haechan, yang hanya membalas ucapan Renjun dengan kalimat oh aja.

Sementara Renjun langsung menggeram kesal, begitu mendengar jawaban Haechan yang terkesan sangat cuek. "Jadi gimana? Lo mau apa enggak? Jangan cuma Oh aja Lee Haechan!" Geram Renjun. Rasanya ia ingin menjambak rambut Haechan sekarang. Tapi untungnya dia langsung ingat kalau yang ada di hadapannya ini suaminya.

Sedangkan Haechan tertawa mendengar decakan kesal Renjun. "Gak deh. Gue pengen mabar aja." Jawab Haechan, yang meneruskan kembali game dia. Serta mengembalikan fokusnya serta pikirannya ke game. Bukan malah ke hal yang tidak-tidak, begitu Renjun berbicara ngewe.

Perlu di garis bawahi! Haechan itu pria yang juga mempunyai hormon! Jadi wajar kalau pikirannya sudah melayang kemana-mana, akibat ucapannya Renjun.

"Kenapa?" Tanya Haechan, begitu mendengar deruan nafas lega yang keluar dari mulut Renjun.

"Gapapa! Gue tenang jadinya. Sejujurnya gue takut kalo lo minta sekarang, hehehe. Soalnya kata orang-orang, ngewe itu sakit. Ya walaupun kesanaannya nikmat. Tapi tetap aja pertamanya sakit. Ibaratnya tubuhnya mau di belah dua, pas lo masukkin punya lo ke gue." Jelas Renjun, yang membuat pikiran Haechan semakin berkelana jauh.

"Tapi Chan! Lo jangan sungkan bilang ke gue, kalo lo lagi pengen ya? Tapi tetep harus dalam keadaan sadar. Jangan mabuk! Gue bukan jalang soalnya!" Peringat Renjun.

"Astahfirullah nak. Ucapan-mu tidak mencerminkan anak sekolahan." Seru Haechan, seraya mengelus dadanya, dan menggelengkan kepalanya, begitu mendengar ucapan Renjun.

Sementara Renjun langsung memukul tangannya Haechan. "Si bangsat ini sok iya banget deh! Lo gak inget kalau setiap harinya gue yang bawa lo pas lo tipsy? Sampe-sampe gue harus nyewa hotel, supaya lo gak ketahuan Mae?!" Seru Renjun, memperingati lagi kelakuan Haechan.

"Oh iya ya!" Sahut Haechan, yang sukses membuat Renjun mencibir.

"Ih iyi yi!" Cibir Renjun, yang membuat Haechan terkekeh karenanya.

"Lo lagi main apa sih?" Tanya Renjun, yang langsung di kasih lihat oleh Haechan.

"Gue join dong! Bantuin gue sampe ke legend." Pinta Renjun, yang sudah membuka aplikasi game yang sama dengan Haechan.

"Gak ah! Lo noob kalo main ini Njun!" Tolak Haechan, yang ogah main sama Renjun.

"Kata siapa?! Gue jago ya! Buktinya gue  naikin ini sendirian!" Sewot Renjun, yang gak suka kalau dirinya di katain payah sama Haechan.

"Ya itu karena lo hoki aja dapetin tim bagus. Lo juga cuma bisa hero mage aja ya! Selebihnya ancur semua!" Ujar Haechan, yang masih tidak mengizinkan Renjun untuk gabung bersama dengannya.

"Kata siapa? Gue juga bisa pake hero marksman kok!" Balas Renjun, yang masih kekeh buat ikut join main.

"Hero yang lo pake, udah kebanyakan di pake sama orang juga. Gimana kalau nantinya lo gak dapet hero yang lo pilih? Gak bisa pake marksman sama mage karena kebanyakan yang make?" Ujar Haechan, yang masih mencari alasan untuk menolak Renjun.

Renjun mendecih begitu mendengar ribuan alasan yang di berikan Haechan. Hiperbola memang, tapi ya tetap saja Renjun kesal! "Bilang aja kalau gak mau main sama gue!" Rutuk Renjun, yang sudah berubah mimik wajahnya. Saat ini bibirnya sudah maju beberapa centi karena kesal, dan tentunya saat ini Renjun tengah ngambek sama Haechan.

Haechan yang melihat itu pun terkekeh, lalu mendelik geli. "Dih anjir ngambek! Pantes lo ngambek kayak gitu?! Malu Njun sama Tete lo yang kecil!" Seru Haechan yang langsung tertawa, begitu melihat wajah Renjun yang kesal.

"Tau ah! Gak usah ngomong sama gue lagi loh!" Ujar Renjun, yang semakin badmood karena ucapan Haechan.

Sementara Haechan semakin tertawa di buatnya. Renjun yang sedang merajuk plus marah kayak gini, 100% lebih menggemaskan. Image tomboy-nya hilang begitu saja, ketika dia melihat wajah Renjun yang seperti ini.

"Gak usah cemberut kayak gitu! Makin jelek lo jadinya. Udah buru login, kita mabar sama-sama." Ujar Haechan, yang akhirnya luluh juga. Dia memberikan kesempatan Renjun untuk bermain bersama dirinya, untuk menaikkan pangkatnya Renjun.

Mendengar ucapan Haechan, tentu saja membuat Renjun senang setengah mati! Ia langsung saja menerima undangan Haechan, dan mereka pun mulai main bersama.

Dan ya, tidak ada hari tanpa adanya perkelahian, dan kalimat umpatan yang sudah menjadi makanan sehari-hari Renjun dan Haechan.

Di selama pertandingan, mereka berdua saling berkelahi melalui umpatan yang terbilang kasar. Entah umpatan yang keluar dari mulut Haechan untuk Renjun, begitu juga sebaliknya. Seperti contoh di bawah ini!

"Chan anjing! Yang bener dong ngentot! Tank apaan lo yang gak back up gue!"

"Yeuh si anjing ini! Lo lagi ngapain mage pake nge-buff? Buff buat mm, anjing!"

"Si dongo! Biar Kagura gue makin man--buru Haechan anjing! Ini ada lawan! Dia--yah anjing mati kan! Lelet banget lo jadi tank! Gak guna bangsat!"

Dan ya, masih banyak lagi kalimat umpatan lainnya, yang keluar dari mulut mereka berdua, selama permainan berlangsung.

MY PARTNER - HYUCKRENWhere stories live. Discover now