8. Don't!

194 19 1
                                    

"Eungh....." Renjun membuka netranya, ketika tidurnya terganggu karena pantulan sinar matahari.

Netranya langsung menata sekitar, seraya mengingat kejadian apa yang telah ia lalui semalam.

'Loh?!' Batin Renjun penuh kebingungan, begitu dirinya tertidur di atas ranjang kamarnya.

Seingat Renjun, tadi malam tuh dia sedang menunggu Haechan di ruang tamu. Tapi kenapa pas bangun, tiba-tiba dirinya ada di atas ranjang kamarnya?

Langsung saja Renjun membalikkan tubuhnya, guna memastikan kalau Haechan telah kembali, dan Haechan juga yang membawanya ke kamar.

Dan benar saja! Begitu dia berbalik, dia menemukan Haechan yang tengah terlelap di sampingnya. Haechan terlihat sangat manis begitu di lihat dari dekat. Walaupun dirinya sangat berantakan ketika tidur. Namun kadar manisnya masih terlihat.

Tanpa sadar, Renjun menjulurkan tangannya ke arah wajahnya Haechan. Di telusuri wajah Haechan secara perlahan, agar dirinya tidak membangunkan Haechan yang sedang terlelap tidur.

Tapi dia melakukan itu semua tidak lah lama. Hanya beberapa detik saja. Setelah akhirnya dia tersadar apa yang telah dirinya lakukan. 'Aish! Sadar kau Huang Renjun!' Peringat Renjun kepada dirinya sendiri, atas apa yang telah ia lakukan.

Hari ini adalah hari senin, di mana dirinya di berikan libur selama 2 hari, setelah hari pernikahan mereka. Bunda dan Mae sudah memberi tau mereka, bahwa mereka hanya di kasih libur selama 2 hari, karena status mereka yang sudah kelas 12. Di mana mereka tidak di izinkan untuk tidak masuk terlalu lama. Maka dari itu mereka hanya di kasih izin selama 2 hari.

*gruk gruk* perut Renjun keroncongan, karena sedari malam belum makan apa-apa.

Iya! Haechan benar-benar pergi sampai larut malam, bersama dengan Ryunjin. Sebenarnya sih Renjun juga gak tau Haechan perginya sampai malam sama Ryunjin atau enggak. Yang jelas dari Haechan minta izin keluar sama Ryunjin, sejak itu Haechan beluman pulang ke rumah mereka.

Dengan helaan nafas berat, Renjun segera beranjak dari ranjangnya. Menuju ke dapur untuk memasak sarapan untuk mereka makan. Ah! Lebih tepatnya makan siang, karena hari ini sudah siang.

Sampai di dapur, Renjun langsung membuka kulkasnya, untuk melihat bahan makanan apa saja yang ada di kulkasnya, untuk dia masak.

"Yah.... gak ada apa-apa." Gumam Renjun, yang langsung kembali ke kamarnya.

Sampai di kamar, Renjun langsung menghampiri Haechan, dan membangunkan Haechan. "Chan." Tegur Renjun, seraya menggoyangkan tubuh Haechan, agar pria itu bangun.

"Hm." Gumam Haechan.

"Anterin gue beli bahan makanan yuk? Gue laper, pengen masak. Tapi di kulkas gak ada apa-apaan." Pinta Renjun dengan nada lembutnya, karena saat ini dirinya sedang malas ribut, dan mencari gara-gara yang memancing keributan dengan Haechan.

Dan anehnya Haechan langsung bangun dari tidurnya. Mengusak matanya secara perlahan, dan mengumpulkan nyawanya secara perlahan. "Sekarang?" Pertanyaan yang lebih tepatnya sebuah gumamam orang yang baru bangun tidur.

"Iya sekarang. Tapi kalo emang lo gak bisa? Gapapa. Gue bisa jalan sendiri kok." Ujar Renjun, yang sedikit gak ikhlas berbicara seperti ini. Sejujurnya Renjun sangat ingin di temani Haechan.

"Jangan. Gue bisa kok. Lo rapi-rapi aja dulu. Gue tidur sebentar ya? Kalau udah rapi, bangunin gue lagi." Ujar Haechan, yang di setujui Renjun.

"Yaudah kalau gitu gue siap-siap dulu." Ujar Renjun, yang langsung bergegas mengganti piyama tidurnya. Sementara Haechan melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.

MY PARTNER - HYUCKRENWhere stories live. Discover now