1. Hujan

353 42 30
                                    

Hai, aku bawain cerita baru nih. Pluviophile ini untuk Ephipany  project. Cerita ini bakal lebih sederhana ketimbang cerita aku biasanya tapi tidak melupakan kesan unik😂

Jangan lupa follow wattpadku meliyanajiaa💗

Jangan lupa untuk vote komen😗

HAPPY READING

1. HUJAN

Bersembunyi di bawah hujan dari segala pahitnya hidup adalah hal terbaik yang selalu dilakukan lelaki seperti Gabriel. Berada di tanah lapang yang berada di puncak kompleks rumah adalah hadiah terindah. Di tempat ini Gabriel menemukan kebahagiaan satu-satunya.

Gerakan memutar Gabriel yang menengadahkan kedua tangan ke langit, berhenti, begitu melihat seorang gadis berlari dari kejauhan dengan langkah kecilnya. Senyuman Gabriel semakin mengembang.

Aileen Navisa, gadis yang mengenalkan Gabriel pada hujan, gadis yang membuat Gabriel suka pada hujan, gadis yang membuat Gabriel bahagia kali pertamanya karena hujan.

"Aileen! Sini!" teriak Gabriel yang dapat didengar oleh Aileen.

Aileen menyambut tangan Gabriel yang kini saling menggenggam jemari. Tawa mereka lepas walau benar-benar tidak ada yang lucu. Namun, itu lah bahagia mereka. Hanya mereka yang mengerti, bagaimana ketika menghirup petrichor atau yang dikenal aroma khas saat hujan yang menciptakan ketenangan dan bagaimana ketika tubuh melepas hormon endorphin dan serotonin yang dapat meredakan ketegangan dan membuat bahagia.

Gabriel dan Aileen menyatukan telapak tangan mereka yang direntangkan dengan wajah mendongak. Membiarkan rintikan hujan menggelitik permukaan wajah mereka yang terulas senyuman. Mereka hanya lah sepasang insan yang seolah melupakan semua masalah yang ada saat hujan.

"GABRIEL BRAMANTYO!" Aileen meneriaki nama Gabriel.

Aileen merasa beruntung mengenal Gabriel. Walau hidup mereka sebenarnya berbeda 180 derajat. Namun, itu semua tidak luput dari masalah.

"AILEEN NAVISA!" balas Gabriel, berteriak.

Suara mereka tidak akan ada yang mendengar karena teredam suara orkestra alam saat ini.

Aileen mengusap wajahnya agar bisa menatap wajah Gabriel tanpa terhalangi air hujan yang menetes dari bulu mata lentiknya. Ia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Atensi Gabriel seketika beralih pada benda itu.

Gabriel melakukan hal yang serupa, mengusap wajah. Ia menatap kalung couple dengan liontin hati yang terpisah diperlihatkan Aileen. Ia menyerahkan salah satu kalung itu pada Gabriel yaang menyambutnya.

"Lo tau arti kalung ini?" tanya Aileen setengah berteriak.

"Nggak. Apa?" balas Gabriel.

"Kata lo, kebahagiaan gue adalah bahagia yang lo cari. Sementara kebahagiaan lo, adalah bahagia yang gue cari. Itu artinya kita bisa berbagi kebahagiaan satu sama lain. Di tempat ini, di bawah hujan, kita sama-sama bahagia." Aileen menyunggingkan senyuman manisnya.

Gabriel balas tersenyum sambil mengangguk setuju. Apa yang dikatakan Aileen benar. Bahagia yang Gabriel cari ada di Aileen setengahnya, yaitu bahagia ketika diberikan perhatian oleh orang tua, meski sebenarnya perhatian yang diberikan orang tua Aileen justru menjurus ke hal yang membuat Aileen tersiksa.

Sementara, kebahagiaan yang Aileen cari setengahnya ada di Gabriel, yaitu bahagia ketika bisa memilih apa pun yang diminati dan disukai, sendiri, tanpa harus ada campur tangan orang tua yang terkesan memaksa.Meski sebenarnya Gabriel bisa memilih hal yang disenangi karena ketidakpedulian orang tuanya. Bahkan apa yang disukai Gabriel, justru tidak disukai bahkan dilarang orang tuanya, salah satunya hobi Gabriel dalam fotografi.

Aileen mendekatkan kalung miliknya pada kalung yang telah menjadi milik Gabriel.

"Karena kita sekarang satu hati."

Senyuman Gabriel terulas di wajahnya.

"Pakaikan, dong, kalungnya," pinta Aileen.

Gabriel menuruti perintah Aileen. Gadis itu berbalik arah sambil menyeka rambutnya agar Gabriel tidak kesulitan memakaikan kalung. Tidak lama, kalung itu tersemat indah di leher Aileen.

"Mau gue pakaikan juga?" tanya Aiileen setelah membalikkan badan menghadap Gabriel.

"Nggak perlu. Gue simpan aja ya kalungnya. Gue yakin lo ngerti kenapa."

Aileen mengangguk walau berat hati. Ia mengerti benar maksud Gabriel, tidak ingin ketahuan oleh orang tuanya memakai kalung segala, bisa-bisa dibuang paksa. Karena semua hal yang dilakukan Gabriel adalah salah di mata orang tuanya.

Gabriel menyimpan kalung itu di saku celananya.

"Jaga baik-baik ya." Aileen menyengir.

"Tentu."

Aileen menyisir asal rambut Gabriel dengan jemarinya, yang terkesan semakin terlihat culun di bawah hujan yang membuat rambutnya tampak rata tanpa gaya potongan rambut. Aileen akui Gabriel tampan bila diteliti dengan baik. Namun sayangnya, Gabriel berpenampilan kurang menarik. Ia dicap lelaki cupu di sekolah. Hal itu lah yang membuat Gabriel juga sering di buli teman sekolah. Ia juga tidak berani melawan.

Tapi Aileen akan selalu ada untuk Gabriel. Selaku anak kepala sekolah, ia bisa melaporkan siapa saja yang mengerjai Gabriel pada Ibunya. Mereka bisa kena sanksi atau skor.

Namun, Aileen sendiri sebenarnya juga punya kekasih, namanya Verrel. Lelaki yang selalu bersikap kasar padanya, namun tidak bisa ia laporkan ke kepala sekolah karena selalu mengancam Aileen ketika hendak melapor dan berpura-pura baik di hadapan orang tuanya yang justru mendukung hubungan mereka.

"Pulang, yuk!" ajak Gabriel.

"Nggak, ah! Malas!"

"Nggak baik juga main hujan lama-lama. Nanti kamu bisa sakit, Ai!"

Aileen tersenyum kecut. Ia membiarkan Gabriel menarik tangannya beranjak dari tempat itu. Andai saja Aileen punya kekasih yang perhatian seperti Gabriel, yang menyenangkan seperti Gabriel. Nyatanya hidup Aileen jauh dari kata bahagia, begitu pula dengan Gabriel.

Gadis yang berusaha menyejajarkan langkah besar Gabriel saat ini, adalah gadis yang telah membuat lelaki seperti Gabriel nekat menjatuhkan hati padanya. Ternyata, keputusan orang tua Gabriel untuk pindah ke Jakarta beberapa waktu lalu tidak buruk, setidaknya setelah Gabriel mengenal Aileen di tempat ini. Rumah mereka hanya berbeda blok, tidak jauh.

Kisah Gabriel sepertinya bisa digambarkan seperti lagu Hujan milik Utopia.

"Sok perhatian lo!" ledek Aileen sambil mengapit leher Gabriel dengan lengannya.

Setelahnya, Aileen berlari duluan.

"Aileen, lo ngeselin! Awas lo!"

🌧️B E R S A M B U N G🌧️

Gimana part satu seru nggak? 🤭

Semoga suka sama Pluviophile hehe🙃

Ada yang suka hujan juga?🌧

Salam kenal buat Gabriel dan Aileen dong hihi😙

Spam komen next untuk part berikutnya💗

Thankyou

Follow ig: meliyana.j

Salam sayang,
Meliyana

PluviophileWhere stories live. Discover now