7. Bukan Keinginan Gabriel

34 9 0
                                    

Kamu lagi pakai baju warna apa? 😂

HAPPY READING

7. BUKAN KEINGINAN GABRIEL

'Uhuk! Uhuk!'

Gabriel tidak sengaja tersedak kuah bakso yang panas sekaligus pedas. Aileen yang menempati kursi seberang Gabriel terkejut melihat Gabriel terbatuk-batuk.

"Eh, gue beliin mineral dulu, ya!" Aileen beranjak tanpa persetujuan Gabriel, karena menunggu jawaban Gabriel tidak penting. Gabriel butuh air untuk melegakan tenggorokannya yang tercekat, Aileen tau itu. 

Gabriel memejamkan mata menahan rasa cekat di tenggorokan. Ah, ia memang ceroboh sekali. Begitu membuka mata Gabriel terkejut bukan main, melihat seekor cicak berada di dalam mangkuknya. Gabriel takut sama cicak. 

Gerakan refleks Gabriel menghindari cicak, membuat ia terjungkal ke belakang dan terjatuh bersama dengan kursinya. Suara bedebam yang nyaring sontak membuat seisi kantin melihat ke arah Gabriel. 

"Hahaha!" Verrel tertawa renyah. Cicak tadi hanya lah mainan dan itu ulah Verrel yang sengaja memasukkan cicak mainan ke mangkuk bakso Gabriel. 

Melihat Verrel yang ternyata mengerjainya, membuat Gabriel semakin memupuk rasa kesal terhadapnya. 

"Sama cicak aja takut? Payah lo!" ledek Verrel. 

"Makan, dong!" Verrel menyendoki bakso di mangkuk lalu memasukkan ke dalam mulut Gabriel dengan paksa, padahal makanan Gabriel sudah kotor karena ulah Verrel tadi. Gabriel terbatuk dibuatnya. 

Aileen melhat kejadian itu dari kejauhan, begitu pesanan minumannya jadi, ia langsung bergegas menghampiri Gabriel. 

Aileen meletakkan 2 gelas minuman ke atas meja, lalu beralih mendorong Verrel menyingkir dari Gabriel. Ia membantu Gabriel untuk berdiri. Verrel manggut-manggut melihat perhatian yang diberikan Aileen pada lelaki payah itu.

Begitu melihat isi mangkuk Gabriel, sudah cukup menyimpulkan apa yang terjadi. Aileen kini berdiri menghadap Verrel dengan tatapan marah.

'Plak!'

Verrel terkejut atas reaksi Aileen yang berani-beraninya menampar Verrel di depan siswa-siswa. 

"Jadi, kamu lebih belain dia daripada aku, sayang?" tanya Verrel, dengan tatapan mengancam.

"Lo keterlaluan tau nggak?!" bentak Aileen, tertahan.

"Ini peringatan dari gue. Kemarin gue udah bilang, jauhin Gabriel. Tapi lo masih deket-deket sama dia, ini konsekuensinya," bisik Verrel di telinga Aileen. Tidak ada yang mampu mendengar ucapannya. 

Aileen menggeram dalam diam. Verrel tampaknya semakin melunjak. 

"Kita putus," desis Aileen.

Verrel melotot. Berani sekali Aileen memutuskan hubungan mereka. 

"Soal permintaan lo kemarin, gue nggak akan lakuin itu." 

Verrel terkekeh. "Jadi, lo siap videonya gue sebarin?" ancamnya.

"Apa pun yang lo lakuin gue nggak peduli," balas Aileen. Padahal sebenarnya Aileen tidak yakin dengan apa yang ia ucapkan. Ia masih membayangkan betapa marahnya orang tuanya jika video itu sampai ke mereka. Tapi, ia tidak ingin terlihat terancam di depan Verrel. 

"Oh, ok. Lo lihat aja nanti," ujar Verrel. Kemudian ia beranjak dari kantin. 

"Ai, udah..." lerai Gabriel sambil memegang lengan Aileen. 

PluviophileWhere stories live. Discover now