29

30.7K 3.2K 153
                                    

Jay menatap pintu itu dengan mata nya yang berlinang air mata, ia memejamkan matanya langsung saja air mata itu jatuh

Ia mulai terisak, seharusnya ia senang akhirnya Arga menyerah namun kenapa ia merasakan sakit yang luar biasa seperti ini, seharusnya ia baik-baik saja saat Arga mengatakan jika Arga mulai berhenti mendekati nya bukan ? Tapi kenapa sekarang malah seperti ini...

Begitu pun dengan Arga ia terduduk di depan pintu kamar Jay, ia tak ingin menangis namun mata nya terus mengeluarkan air mata, sesakit ini melepaskan seseorang

Bukankah ini lebih baik..

Ia dan Jay akhirnya sama-sama memilih untuk hidup sendiri, membuat dunia nya sendiri, apa Arga masih bisa bertemu anak-anak nya di masa depan nanti ?

Arga menghapus air matanya, ia berjalan ke ruang tamu hanya untuk menunggu Rey bangun dari tidurnya maka ia akan pamit untuk pulang sebelum hari itu tiba ia sudah berjanji tidak akan menampakkan dirinya di hadapan Jay dan juga Rey

Arga menatap salah satu foto dimana ada Jay dan juga Rey yang tersenyum lebar sambil memegang permen kapas berbentuk dinosaurus, ia tersenyum tipis

Sementara itu di dalam kamar

"Buna ?" Jay menoleh melihat Rey yang sudah bangun

"Dimana ayah ?" Jay terdiam, ia ingin sekali menangis karena Rey bangun tidur sudah menanyakan Arga bagaimana jika nanti tak ada Arga di kehidupan Rey ?

"Buna.. ayah mana ?" Tanya Rey lagi sambil menggoyangkan tangan Jay lembut

Tes

Jay meneteskan air mata nya menatap Rey lembut, ia tersenyum manis

"Dia ada di ruang tamu menunggu mu" balas Jay pelan

"Haha ku kira ayah pergi meninggalkan ku" ucap Rey sambil cengengesan, ia turun dari ranjang berlari keluar kamar menghampiri Arga

"Ayah !!!" Teriakan Rey yang lantang itu membuat Arga yang tadi sibuk bergulat di dapur menoleh tersenyum menatap Rey yang berlari ke arah nya

"Apa yang kau lakukan ?" Tanya Rey mencoba berjinjit untuk melihat apa yang di lakukan Arga karena ketinggian meja yang di atas nya membuat Rey begitu kesulitan

"Kau ingin lihat ?" Tawar Arga langsung saja di angguki oleh Rey, Arga menggendong Rey dan mendudukkan nya di atas meja

"Aku sedang membuat cake untuk ulang tahun mu bukan kah ini hari ulang tahun mu ?" Ucap Arga membuat Rey membulat kan matanya lebar

"Wahhh aku tak kepikiran kalau aku akan makan kue ulang tahun dari mu biasanya Buna yang memberikan nya untuk ku" balas Rey antusias

"Kalau begitu sekarang gantian aku yang akan membuat kan nya untuk mu.. oke ?"

"Oke !!"

Keduanya tertawa bersama sesekali bermain tepung tanpa keduanya sadari jika Jay memperhatikan nya, ada rasa senang dan sedih yang menyelimuti nya entahlah ia tak mengerti kemauan nya

"Ayah boleh aku bertanya sesuatu ?"

"Tentu.. apa yang ingin kau ketahui ?"

"Ayah kenapa kau dan Buna berpisah ?"

Arga terdiam sesaat mencoba mencari jawaban yang akan di mengerti oleh anak berusia 3 tahun

"Aku melakukan kesalahan besar"

"Kesalahan besar ? Kata Buna kesalahan seseorang bisa di maafkan, apa Buna tak bisa memaafkan kesalahan mu ?"

"Kesalahan ku terlalu besar Rey.. sulit untuk memaafkan ku"

"Kalau begitu tak ada peluang kau akan kembali bersama dengan Buna ? Apa aku dan Buna akan tinggal berdua lagi mulai sekarang ?"

"Kau akan memiliki adik Rey"

"Benarkah ? Dimana dia ?"

"Di dalam perut Buna ada adik di sana" bisik Arga mata membuat Rey berbinar

"Benarkah ? Ada berapa ?"

"Entahlah... Saat ia lahir kau akan tau ada berapa disana"

"Tak bisakah sekarang saja aku mengetahui nya ?"

"Tidak bisa.. adik mu baru berusia 1 bulan belum ada bentuk nya"

"Hahaha adik ku pasti sangat lucu"

Keduanya kembali tertawa bersama, sebenarnya kebahagiaan seorang anak adalah bercanda bergurau bersama orang tuanya, namun ada anak yang jauh hubungan nya dengan orang tua, tidak semua anak bisa bercanda seperti ini dengan orang tua nya

Jay berjalan ke arah ruang tamu ia sudah mendengar semuanya, pikiran nya mulai bercabang kemana-mana hingga ia memutuskan untuk duduk di ruang tamu

"Buna !!! Ayah membuat kan ku kue ulang tahun !!" Teriak Rey dari arah dapur, Jay menoleh tersenyum dan mengangguk

"Ayah apa kau mencintaiku ?" Tanya Rey

"Tentu saja"

"Kalau Buna ? Apa kau juga mencintai nya ?"

"Tentu saja Rey aku mencintai kalian berdua"

"Siapa yang paling kau cintai ? Aku atau Buna ?"

"Maaf ya.. aku lebih mencintai Buna mu"

"Tidak boleh ! Kau harus mencintaiku saja jangan Buna, adik bayi yang akan mencintai Buna" Arga tertawa pelan begitu pun dengan Jay yang mendengar nya ia terkekeh pelan

"Kau cemburu dengan Buna mu ?" Tanya Arga pada Rey

"Tentu saja aku cemburu.. aku menyayangimu ayah" ucap Rey memeluk Arga erat

"Aku juga menyayangi mu Rey.."

"Maafkan aku"

"Kenapa kau minta maaf ?" Tanya Rey melepaskan pelukannya menatap Arga lekat

"Mungkin saat kau sudah dewasa dan mengerti semua nya kau akan membenci ku, untuk sekarang kau mencintaiku tapi saat dewasa nanti kau pasti membenci ku" ucap Arga membuat Rey tak mengerti

"Jangan membebani pikiran nya Arga, aku tak mau Rey memikirkan hal-hal yang tak seharusnya ia pikirkan, ia hanya anak usia 3 tahun" ucap Jay membuat Arga dan Rey menoleh

"Aku titip Jay ya.. jaga dia untuk ku..." Ucap Arga pelan sangat pelan seolah ia berbisik, Rey tersenyum lebar dan mengangguk

"Aku akan menjaga nya untuk mu.. kau tenang saja Buna akan baik-baik saja di dalam pelukan ku" bisik Rey membuat Arga tersenyum dan mengangguk

"Terima kasih"

"Terimakasih kembali"

Tes

Air mata Arga jatuh Rey tersenyum menghapus air mata Arga dengan ibu jari nya lembut

"Jangan menangis ayah... Aku berdoa semoga kau bahagia"













Arga mending lu gua buat mati aja ya, para riders ga mau lu idup

Haha !!

Ga tau gua nangis pokoknya !

Rey mending lu jadi anak gua aja

MY EX HUSBAND (END)Where stories live. Discover now