03

2.7K 288 55
                                    

"Kenapa pulang? Di tolak olehnya lagi? Gun, apa yang kau harapkan darinya hah?" Gun tersenyum lalu menggeleng kepalanya menatap Arm juga Alice. Ia pulang bukan berarti akan menetap di sini, Gun tak akan membunuh anaknya. Dirinya pulang ingin mengembalikan sesuatu yang orangtuanya kasih selama ini

Arm bisa mempercayai ucapannya dengan Gun di tolak oleh Off karena ia bisa melihat bagaimana wajah Gun yang babak belur sekarang

"Aku hanya mengembalikan uang kalian" sebuah benda kotak berupa Atm membuat lelaki paruh baya itu mengerutkan keningnya. Ia tahu jika Atm itu adalah milik Gun yang selalu ia isi untuk perbulanan bocah ini.

"Uang perbulan di sini masih utuh, aku belum memakainya selama ini pa. Hanya saja, saat aku memeriksa janinku, aku sedikit mengambil uangnya. Aku berjanji akan cepat mengembalikan uang yang aku pakai" Alice hanya terdiam tanpa melihat rupa anak sulungnya ini. Ia sudah terlalu kecewa dengan apa yang Gun perbuat.

"Gugurkan dia dan tetap tinggal di sini" Gun menggelengkan kepalanya kekeh dengan ucapan dari Arm. lagi dan lagi Gun terus memeluk perutnya. Hal tersebut, tentu saja membuat Arm mengeram marah dengan penolakan dari Gun

"Terimakasih telah merawatku selama 18tahun ini. Maaf karenaku, kalian harus kehilangan Gen. Pa, maaf juga karenaku kau harus menanggung malu karenaku. Aku memang anak yang tak berguna untuk kalian" Gun membungkuk pada kedua orangtuanya lalu berpamitan untuk pergi dari rumah ini. Arm meneriakinya, tetapi Gun terus mengabaikan teriakan tersebut dengan berjalan kearah pintu keluar.

Sudah cukup mereka membuat Gun seperti ini, dan Gun tak akan pernah membiarkan anaknya menjadi seperti Gun. Lelaki kecil ini akan memperlihatkan anaknya pada dunia, dan Gun meyakini jika sang anak akan terlihat oleh orang sekelilingnya.

Kakinya terus berjalan hingga ke gerbang pintu keluar. Semua orang membungkuk pada Gun membuat Gun ikut membungkuk pada mereka. Orang tuanya tak mencegah atau memanggilnya sama sekali, hanya suara Kepala Han yang meneriakinya dengan tangisan di wajah wanita paruh baya itu

"Tuan muda, kau harus membawa uang jika pergi. Ambil uangku eum, katakan padaku di mana kau tinggal. Aku akan sering-sering mengunjungimu jika Tuan memberiku izin" Gun tersenyum lalu memeluk Kepala Han dengan erat. Gun terus mengucapkan kata terimakasih kepada kepala Han membuat si wanita ini tersenyum dan mengusap punggung Gun.

"Aku mohon untuk jaga dirimu juga jaga dia. Astaga, sebentar lagi aku akan menjadi nenek untuk yang kedua kalinya" Kepala Han mengusap perut rata Gun sehingga membuat Gun tersenyum senang. Baru kali ini ada yang mengakui anaknya dan itu benar-benar membuatnya merasa senang.

"Kepala Han, aku akan mengembalikan uangmu setelah aku gajian" Wanita paruh baya ini mengibas-ibas tangannya tak menerima jika Gun mengembalikan uangnya. Gun tersenyum lalu memeluk kembali Kepala Han untuk berpamitan pada kepala Han.

.
.
.

" Astaga Gun, kenapa kau ada di sini? Dan ada apa dengan wajahmu eoh?" Gun tersenyum lalu menggelengkan kepalanya pada Tul, ibu dari Off.

Gun kali ini benar-benar nekat untuk menemui keluarga Off secara langsung di rumah pribadi milik Off.

Gun bisa mengenal keluarga mereka karena dulu ia sering mencari perhatian pada keluarga ini. Atau lebih tepatnya keluarga Adulkittiporn lah yang mengenal dirinya dengan jelas siapa Gun Atthapan ini

Awalnya Gun melakukan hal tersebut memang ada maunya, selain ikhlas membantu Tul berbelanja, ia juga mencari perhatian agar di lirik oleh Tul dan hal itu bisa di jadikannya untuk mendekati Off.

Bukankah banyak yang bilang "dekati keluarganya dulu baru anaknya" Maka Gun melakukannya saat itu.

Untuk saat ini? Gun tak memiliki niat seperti itu. Sekarang ia datang untuk meminta pertanggungjawaban dari Off.

Not Visible (OFFGUN END)Where stories live. Discover now