12

3.3K 248 98
                                    

Jika makanan favorit Off adalah masakan ibunya maka sekarang Off mengganti makanan favoritnya adalah masakan dari Gun Atthapan. Tidak, bagaimana bisa Gun sehebat ini dalam memasak?

"Aku menyesal telah membuang-buang makananmu dulu" Gun hanya tersenyum mengangguk dengan melihat Off yang memakan hasil masakannya dengan lahap. Harapannya sejak dulu adalah melihat Off memakan hasil dari tangannya. Off menunduk membuat lelaki berwajah pucat pasi ini langsung memukul bahu Off dengan tenaga lemahnya.

"Setelah ini aku ingin menemui Gen" Off terdiam lalu menatap Gun dengan wajah yang mengeras. Hal itu membuat Gun menghela nafasnya lalu mempoutkan bibirnya. Pasti Off berfikir macam-macam

Mungkin Off berfikir jika Gun meninggal dan harus menemui Gen, saudara kembarnya

"Maksudku, aku ingin ke makam Gen. Aku merindukannya, sudah dua minggu aku tak kesana" kini ganti Off yang menghela nafasnya antara lega dan tak lega.

Bagaimana Off bisa lega? Jika Gun nekat ingin memasak untuknya di Apartemen dalam keadaan tubuh lemah dan wajah pucat pasinya. Bahkan sekarang lelaki bertubuh kurus ini meminta ingin menemui Gen yang jarak dari Apartemennya sangat jauh dari makam Gen berada

"Tidak, habis ini kita kembali ke rumah sakit" ucap Off dengan memakan masakan dari Gun. Kini bisa di lihat wajah Gun yang semakin murung lalu berdiri hendak meninggalkan Off. Tak ayal lelaki sipit itu langsung ikut berdiri menghalangi Gun agar tak keluar dari Apartemennya

"Kalau begitu aku yang kesana bersama anakku"

"Anak kita" Gun masih memalingkan wajahnya dengan mata yang yang berlinang liquid beningnya. Sehingga mau tak mau Off langsung mengambil wajah Gun lalu memeluk tubuh itu.

"Aku takut kau kelelahan Gun, besok jika kau sedikit membaik eum. Hari ini kau banyak bergerak dan aku..."

"Aku kuat dan aku bisa. Aku mau hari ini datang kesana" rengek Gun dalam pelukan Off. Jika Off yang dulu akan memarahi atau memukul Gun, maka Off yang sekarang hanya bisa mengelus dadanya sabar menghadapi tingkah Gun yang berubah-ubah

"Memakai kursi roda eum?"

"Tidak"

"Gun..."

"Baiklah-baiklah, aku akan memakai kursi roda untuk datang kesana" final Gun membuat Off mengangguk. Kini Off menjauhkan wajah Gun dari dadanya lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Gun. Off mengecup bibir pucat tersebut dengan senyuman membuat Gun ikut tersenyum

.
.
.

"Phi Gen hiks... Bonekaku hik.." Gen menoleh kearah Gun yang memamerkan boneka jerapahnya penuh dengan lumpur juga sang pemilik boneka tersebut penuh lumpur. Tak henti-hentinya lelaki kecil itu tertawa hingga memegang perutnya kala melihat keadaan adiknya sekarang

"Kenapa menertawakanku" Gun semakin merengek dengan hentakan kakinya di taman bermain ini. Tak ayal Gen langsung berhenti dari tawanya lalu mengambil tubuh sang adik dan memeluknya

"Kau memang tak bisa di tinggal eum, baru saja aku tinggal kau sudah seperti ini. Bagaimana jika tak ada diriku? Tck.. Tck.. sini peluk aku" Gun menyemprot ingusnya lalu datang untuk memeluk saudaranya. Tak peduli saudaranya jika kotor akan dirinya, yang paling penting ia bisa memeluk sang saudara

"Gun bisa, jika Gun tak bisa, maka Phi Gen jangan tinggalkan Gun, tetap di sini bersama Gun" Gen hanya terkekeh lalu memeluk Gun erat. Kini boneka jerapah tadi di tangan Gen membuat Gen memutar bola matanya malas. Boneka ini tak pernah lepas dari Gun.

"Lihat, aku bisa berdiri sampai saat ini. Bahkan aku sekarang berdiri dengan janin di dalam perutku" Gun mempoutkan bibirnya setelah berbicara pada foto Gen yang berada di makam ini. Kursi roda yang Gun pakai tadi berada di luar karena keinginan Gun sendiri.

Not Visible (OFFGUN END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang