1 Awal

3.6K 239 1
                                    

Sejak pukul 5 pagi Thalitha Arabella atau biasa dipanggil Ara sudah bersiap siap untuk menghadiri acara pernikahan sang Ibunda atau biasa Ara panggil Ibun yang dilaksanakan di ballroom hotel tempatnya bersama sang Ibunda dan calon Ayah nya menginap semalam.

Ya, sang Ibunda menikah setelah 2 tahun kepergian sang Papa yang meninggal karena sakit. Ara tak masalah jika sang Ibunda menikah kembali dengan orang yang Beliau pilih, karena ia yakin jika Ibunda nya tidak akan salah pilih jika itu menyangkut pasangan.

Saat ini Ara sedang di make up di ruangan yang sama dengan Ibunda nya. Beliau terlihat cantik ketika menggunakan gaun pengantin berwarna putih dan riasan yang terkesan natural. Sama dengan sang Ibunda, Ara juga menggunakan gaun berwarna putih dan juga riasan yang terkesan natural karena sebenarnya Ara memang tidak terlalu suka make up seperti gadis pada umumnya.

Setelah selesai bersiap, mereka berdua bergegas menuju tempat dilaksanakannya ijab qabul nanti dimana sebentar lagi akan dimulai.

"Ibun udah belum?" - Tanya Ara

"Udah kok, ya ampun.. anak Ibun cantik banget sayang, Ibun hampir ngga ngenalin kamu loh dek karna kamu ngga pernah make up..." Kata Ibun memuji Ara

"Hahaha... Ibun bisa aja, masa anak sendiri ngga ngenalin sih jahat banget.." Balas Ara disela tawanya

"Yaudah yuk, kita kesana. Tamunya udah pada nungguin soalnya.." Ajak Ibun yang dibalas anggukan Ara

Kemudian mereka berjalan menuju tempat dilaksanakannya ijab qabul yang dilanjutkan dengan acara resepsi nanti.

#SKIP#

Setelah acara selesai Ara kembali ke kamar hotel untuk membersihkan make up yang seharian ini ia pakai juga sekalian mandi sebab tubuhnya terasa lengket karna acara tadi. Selesai mandi, ia menggunakan piyama dan akan segera tidur sebelum terdengar suara pintu kamarnya diketuk dari luar.

'Tok.. Tok.. Tok..'

"Adek,," Panggil Ibun dari luar kamar

"Sebentar Bun," Saut Ara sambil berjalan menuju pintu untuk dibukakan agar sang Ibunda bisa masuk

'Cklek..'

Pintu terbuka menampakkan sang Ibunda yang berdiri di depan pintu bersama seorang lelaki yang sudah sah menjadi Ayah nya beberapa jam yang lalu.

"Kenapa Bun, ayo masuk.." Ajak Ara

Sang Ibunda duduk di sofa yang berada dikamar Ara diikuti oleh sang Ayah.

"Kamu udah mau tidur ya dek?" Tanya Ibun sambil mengelus surai sang anak

"Belum kok Bun, baru selesai mandi tadi.. Oh iya, Ibun ada perlu apa sampe nyamperin ke kamar gini?" Jawab serta tanya Ara penasaran

"Gini nak, Ibun sama Ayah mau ngasih tau kamu kalo besok sehabis pulang dari sini kita langsung ke rumah Ayah, kita akan tinggal disana bersama saudara kamu yang lain.." Ujar Ibun menjelaskan maksud dan tujuan ia mendatangi kamar anaknya tersebut

"Apa kamu keberatan dengan keputusan kami Ara?" Lanjut sang Ayah

"T-tunggu Bun, maksud Ibun apa tadi? S-sa-saudara?" Tanya Ara terkejut hingga ia tergagap

"Oh iya, Ayah sampai lupa.. Hahaha..." Kata Ayah dengan tertawa

"Ibun kayanya belum cerita ya sama kamu kalo Ayah punya anak?" Sambung Ayah yang dijawab gelengan kepala Ara dan tatapan bingungnya

"Begini nak, Ayah sebenarnya punya anak yang nantinya akan menjadi saudara kamu.." Terang sang Ayah

"T-tapi tadi kok aku ngga liat anak A-ayah?" Tanya Ara

"Mereka sebenarnya mau dateng ke acara tadi, tapi tiba-tiba mereka ada acara mendadak yang bertabrakan sama acara pernikahan Ibun sama Ayah.. Mereka udah ijin kok sama Ayah kalo mereka ngga hadir dan Ayah juga memaklumi itu yang penting nanti kita bisa sama-sama mulai besok.." Jelas Ayah

Ara terdiam mendengar bahwa ia akan memiliki saudara tiri, ia takut jika mereka tidak menerima atau menyukai dirinya sebagai saudara mereka. Berbagai macam pikiran negatif terus bermunculan hingga Ibun menepuk bahu sang anak agar tersadar dari lamunannya.

"Adek,, kok ngelamun?" Tanya Ibun

"O-ohh ngga kok Bun, adek ngga ngelamun.. Hhehe,," Ujar Ara tertawa canggung

"Ohh iyaa, Bun tapi kan aku belum beresin barang-barang yang ada di rumah Bun.. Emang Ibun udah?" Sambung Ara

"Soal itu kamu ngga usah khawatir, suruhan Ayah udah beresin itu semua buat besok.. Jadi kita langsung berangkat ke rumah Ayah aja.." Bukan Ibun tapi Ayah yang menjawab pertanyaan Ara

"Tapi kalo besok kita ke rumah lama kita dulu boleh ngga, Bun Y-yah?" Pinta Ara pada Ibun dan Ayah tirinya

Sang Ibunda menoleh pada suaminya meminta persetujuan dan dibalas anggukan disertai senyum teduhnya pada Ara.

"Boleh kok sayang.." Kata sang Ayah sambil tersenyum lembut

"Tapi Ayah minta sama kamu kalo mau minta bantuan atau apapun itu kamu ngga usah sungkan ya untuk minta ke Ayah. Tenang aja, Ayah bukan bermaksud untuk menggantikan posisi Papa kamu kok, semoga kamu terbiasa dan ngga canggung sama Ayah untuk kedepannya" Lanjut Ayah sambil menatap putrinya penuh kasih sayang disertai senyum teduhnya juga jangan lupakan tangannya yang mengelus surai Ara lembut.

"Iya Y-yah, Ara usahain" Balas Ara tergagap sambil tersenyum karna belum terbiasa bersama Ayah tirinya

"Yaudah Ibun sama Ayah balik ke kamar ya, sekarang kamu istirahat,, udah larut malem soalnya.. Selamat malam sayang.." Pamit Ibun pada Ara

"Selamat malam cantik, mimpi indah ya.." Kata Ayah kemudian mengecup kening putrinya

"Selamat malam Ibun, Ayah.." Balas Ara tersenyum

Setelah mereka keluar dari kamar Ara, ia tersenyum memikirkan kecupan yang diberikan oleh Ayahnya. Ia senang karena bisa kembali merasakan rasanya memiliki seorang Ayah karena jujur ia sangat merindukan sosok Ayah dihidupnya.

#SKIP#

Paginya setelah meninggalkan hotel, mereka langsung menuju rumah lama peninggalan sang Papa untuk mengambil beberapa barang milik Ara yang masih berada disana. Kemudian kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah milik sang Ayah yang akan menjadi tempat tinggal baru Ara dan Ibun.

"Bun," Panggil Ara dari kursi tengah

"Iya nak," Jawab Ibun

"Nanti kalo aku kangen sama Papa, aku boleh ngga tidur di rumah Papa?" Tanya Ara hati-hati

Ibun tersenyum "Boleh kok dek, kapan pun kamu mau, berapa lama pun kamu mau itu kan juga hak kamu. Jadi kamu boleh kalo kamu mau tidur di rumah Papa.." Kata Ibun

Ara tersenyum, "Makasih Ibun, Ara sayang Ibun.."

'Cup..'

Balas Ara kemudian mengecup pipi sang Ibunda.

"Ohh jadi Ara cuma sayang Ibun aja nihh,, sama Ayah ngga.. Hmm,, oke Ayah ngambek" Kata Ayah pura-pura merajuk

Ara dan Ibun tertawa melihat sang Ayah merajuk merasa iri karena tidak disayang dan dicium pipinya seperti Ibun.

"Hhahaha.... Ayah Ayah... Ngga dongg,, Ara juga sayang Ayah"

'Cup..'

Ujar Ara kemudian mencium pipi sang Ayah.

Suasana mobil terasa hangat dengan tawa dan candaan dari Ayah Ibun dan Ara yang mulai terbiasa dengan kehadiran sosok Ayah yang telah lama tak ia rasakan.








TBC

Jangan lupa buat klik bintang di pojok kiri bawah, kritik dan saran juga gapapa.. Maaf kalo jelek karna masih dalam tahap belajar..

Semoga kalian suka dan menikmati membaca karya ku.

Oh iya, ini murni hasil pikiran ku sendiri ya..

Happy Reading...

My Step-Brothers [TREASURE OT-12]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang