6

16 6 0
                                    

Siang hari ini cahya hanya menyibukan diri di kamarnya sambil menonton video upin ipin, cahya mah cuma menang tinggi aja tapi tontonanya masih anak anak. tapi tidak apa daripada menonton film yang tidak senonoh hehehe.

''aduh kok bosen juga ya, ini si fenrir juga kemana deh masa dari tadi belum pulang'' cahya menggerutu.

yahh namanya juga cahya, sangat susah untuk menghilangkan sedikit gengsinya dalam masalah seperti ini.

karena tidak ada kegiatan yang membuat mood cahya segar, akhirnya cahya memutuskan untuk keluar kamar, tapi disatu sisi lain dia kepikiran kejadian pagi tadi saat ia bertemu dengan dua setan itu. pikiranya jadi parnoan, ia juga sebenarnya masih sedikit takut dengan dua makhluk itu, apalagi kan cahya dan fenrir itu berjauhan. akhirnya cahya mengurungkan niatnya untuk keluar kamar. ia hanya duduk termenung di atas kasur sambil menunggu notif dari fenrir.

''ca? keluar sebentar nak ada tamu yang ingin bicara sama kamu'' suara dibalik pintu itu suara sarla, ntah siapa yang ingin bicara pada cahya tapi ia segera keluar kamar.

''siapa?'' tanya cahya malas.

''alangkah baiknya kalau kamu temui dulu''

cahya berjalan berdampingan dengan sarla dan menemui tamu yang ingin bicara dengannya.

deg.

apaa apaan ini? pemandangan apa yang cahya lihat ini? lelaki itu? apa lelaki itu yang akan di jodohkan oleh dirinya? ini tidak mungkin.

''ngapain lo kesini ha?'' cahya sudah muak dengan alur hidupnya, yang terus dipertemukan dengan orang orang aneh seperti mereka.

''cahya, bicara yang sopan'' suara ayahnya meninggi.

cahya menoleh kearah ayahnya. ayahnya yang membuat dirinya bertambah diselimuti penderitaan. mata cahya menatap tajam ke wajah irwan, ia sangat benci kepada ayahnya. gadis itu tampak ingin sekali mengeluarkan amarahnya.

''ayah ngga tau seberapa bencinya aku ke dia yah! dia itu lelaki berengsek bahkan semua hal buruk ada pada dirinya!'' emosi cahya meluap, ia tidak peduli mau di pandang seperti apa dirinya nanti dikeluarga satya.

satya? iya satya nama lengkapnya SATYA ALGARA dia sama seperti galang, sama sama licik. kenapa seperti itu?.

satu tahun lalu galang dan satya sangat berteman baik, bahkan apapun yang mereka lakukan selalu sama, galang sudah menganggap satya seperti adiknya sendiri. semua masalah terjadi saat galang dan satya bertemu dengan cahya. awalnya mereka berdua tidak kenapa kenapa bahkan masalah diantara mereka jarang kali terjadi. tapi saat galang menjadi pacar cahya, satya sangat berbeda sekali.

dari tingkah lakunya, bahkan cara bicaranya kepada galang tampak sedikit berbeda. disitulah akhirnya mereka bersaing dan diakhiri dengan hal yang begitu menyakitkan.

satya memandangi gadis itu dengan tatapan biasa saja. ia tampak sedikit tidak peduli dengan cahya.

cahya yang merasa kecewa langsung berlari kearah kamarnya lalu menutup pintu dengan sangat keras.

jika dulu satya sangat menyayangi cahya, mengapa ia melakkukan kesalahan yang luar biasa sakitnya?. itu membuat cahya ingin mengakhiri hidupnya sekarang juga.

***

drrt drrt

ponsel cahya bergetar ada seseorang yang meneleponya. dia sengaja mengganti nada deringnya hanya dengan getaran saja, karena ia sangat malas dengan nada deringnya yang lama itu. apalagi cahya orangnya gampang bosan dengan hal hal kecil. tapi kalau soal menjalani hubungan itu beda ya.

cahya mengambil ponselnya yang ada di atas kasur. tertera jelas nama fenrir di layar ponselnya.

hallo fen kenapa?

anjir lo serius masih nanya gue kenapa?

iya lo kenapa telfon gue?

heh lo liat chat gua dari siang smpe malem begini kemana aja lo, lo ngelayap ya sakit sakit dirumah aja  ngga usah ngelayap

dih siapa juga si yang ngelayap, orang tadi gue ketiduran kok alay banget lo

dikhawatirin malah dibilang alay, udah ah males itu chat gue diliat dulu

belum sempat cahya membalas omongan fenrir itu tiba tiba udah di matiin gitu aja.

''emang dasar cowo ngeselin''

cahya melihat pesan dari fenrir, ia hanya membuka dan membalasnya sebentar saja, setelah itu mematikan kembali ponselnya dan meletakanya diatas meja.

malam ini cahya ingin merenung. sangat enak bukan merenung didalam kamar dengan malam yang sangat tenang? cahya seperti tak ingin melewatkan keadan tenang seperti ini.

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang