7

8 4 1
                                    

"astaga udah jam enem kenapa ngga ada yang bangunin gue sih" Cahya yang asyik dengan mimpinya, sampai lupa bahwa hari ini ia akan berangkat sekolah.

ia punya panik attack sehingga dalam keadaan begini dia paniknya bertambah. Cahya buru buru mandi dan ganti baju, lalu menyiapkan jadwal hari ini, saking buru burunya semua bukunya di bawa karena waktunya sudah mepet.

Cahya langsung berlari keluar, buru buru memakai sepatunya dan bergegas ke sekolah. kenapa Cahya sepanik itu?, ya karena jarak dari rumahnya sampai ke sekolah lumayan jauh, dan itu menghabiskan waktu kurang lebih 30 menitan. ntah kenapa cahya memilih sekolah jauh jauh padahal yang jaraknya dekat dengan rumahnya juga ada.

"ca kenapa ngga sarapan dulu?" kata sarla yang melihat Cahya sedang buru buru.

"engga ma, Cahya udah telat nanti makan di kantin aja. Cahya berangkat ya ma" jawab Cahya sambil teriak teriak.

sarla sudah sedikit lega dengan Cahya yang tidak lagi mengabaikan dia, ntah karena Cahya sedang buru buru dan melupakan masalahnya kepada ibunya itu, atau memang cahya sudah benar benar melupakan masalahnya. ntahlah tapi sarla sudah sedikit lega.

***

"yaampun kok bisa telat begini si astaga" Cahya merutuki dirinya dijalan.

biasalah Cahya kalau sedang emosi dengan dirinya, pasti ngomel ngomel tidak jelas di jalan sampai pengendara lain kedengaran. jelas saja Cahya kalau sudah mengomel siapapun ia tidak memperdulikanya.

Cahya terus mengendarai motornya hingga sampai pada tujuanya, Cahya masih beruntung karena gerbang sekolah belum di tutup. ia segera masuk ke sekolah dan memarkirkan sepeda motornya di parkiran sekolah.

ia berlarian di lorong sekolah agar cepat cepat masuk ke kelas. kalian tau? Cahya lupa melepas helmnya yang masih menempel diatas kepalanya saking paniknya.

setelah lama ia berlarian menyusuri lorong lorong srkolah, akhirnya dia sampai di depan kelasnya.

ia masuk dengan nafas ter engah engah. teman temanya yang melihat helm di kepala Cahya tidak bisa menahan tawa lagi, begitupun guru Cahya yang berdiri di depan kelas sambil memandangnya dengan menggelengkan kepala.

"Cahya lepas helmnya" kata Bu indah guru geografi

Cahya yang menyadari hal itu langsung melepas helmnya, dia tidak tau harus menampakan ekspresi panik atau malu. tapi yang jelas lebih banyak malunya daripada panik.

"kenapa terlambat? kemarin juga kenapa tidak berangkat ke sekolah kamu? tanpa izin pula" kata Bu indah.

"maaf Bu kemarin saya lupa izin, kemarin saya sakit Bu" jawab Cahya.

"sudah kemarin tidak berangkat, sekarang malah telat, duduk kamu." ucap bu indah sedikit jengkel.

Cahya hanya manggut manggut saja sambil cengar cengir. setelah itu ia duduk di tempat duduknya.

"aduh bestiee berangkat juga Lo gue kangen banget sialan" kata Atika dengan menggoyang goyangkan kursi Cahya.

Bu indah yang melihat hal itu langsung menegur Atika, supaya diam dan membiarkan Cahya segera duduk.

"baik anak anak kita lanjutkan pelajaran tadi" ujar Bu indah.

semua murid mengikuti pelajaran Bu indah dengan tertib dan memperhatikan dengan saksama.

***

bel istirahat berbunyi, sebagian siswa keluar untuk mengisi perut mereka masing masing begitupun Cahya.

"ayo tik ke kantin" ajak Cahya

"wihhh tumben mbanya nawarin" goda Atika

"ngga mau? ya udah gue sendiri" kata Cahya sambil berjalan keluar

Atika yang melihat Cahya keluar begitu saja,  langsung menyusulnya dia menggandeng lengan Cahya.

sesampainya di kantin Cahya duduk di kursi yang sudah di sediakan ibu kantin.
"mau pesen apa ca?" tanya atika

"gue kaya biasanya aja tik, minumnya es teh aja'' jawab Cahya.

Atika langsung memesan pesanan Cahya dan dirinya.
sedangkan Cahya merogoh saku seragamnya dan mengeluarkan ponselnya. terlihat beberapa pesan dari fenrir.

fenrir

ay
sekolah?

Cahya

iya gue sekolah, kenapa?

pesan Cahya yang terakhir itu belum di baca oleh fenrir, mungkin disana masih pelajaran kalau jam segini.

"ini ca pesenan Lo" kata Atika sambil menyodorkan makanan dan minuman yang dipesan Cahya.

"makasih, tik kenapa Lo ngga pernah tidur di rumah gue sekarang?" tanya Cahya.

"gue ngga tega ninggal nenek gue ca" jawab Atika memelas.

Cahya sangat tau perasaan Atika. ia sangat sedih akhir akhir ini, karena rindu sekali dengan ibunya dan neneknya sama sekali tidak pernah mengerti Atika, apalagi ayahnya yang selalu mengabaikan Atika sama seperti ayah Cahya.
wait wait rindu dengan ibunya?, memang ibunya kemana?, ibunya Atika sudah lama meninggal dunia sejak atika kelas 3 SMP.
sangat kasihan bukan?. makanya cahya kalau marah dengan Atika tidak terlalu lama.

"ya udah nggapapa cuma nyokap gue suka nanyain Lo" kata Cahya sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

"salamin aja deh ke nyokap Lo hahaha pasti nyokap Lo kangen kan Sama gue" canda Atika.

Cahya memicingkan bibirnya dan melirik Atika dengan raut wajah kepedean "PD banget lo kuda" kata Cahya.

Atika tertawa mendengar jawaban Cahya.
mereka berdua melanjutkan aktivitasnya dan kembali ke kelas.

***

Cahya mengambil ponselnya di dalam tas. sebegitukah suka Cahya sekarang kepada fenrir? padahal itu sedang di jalan. tiba tiba ada notif dari nomor yang tak dikenal, dan itu nomor yang sama saat 1  hari lalu mengirim pesan kepada Cahya.

085xxxxx

gue udah tau sekolah Lo

Cahya sebenarnya sangat takut dengan laki laki itu, tapi ia menyembunyikan rasa takutnya. bisa saja laki laki itu hanya menggertak Cahya saja, agar Cahya semakin takut dengan permainanya. tapi Cahya tak sebodoh itu.

Cahya kembali memasukan ponselnya ke dalam tas. kenapa dia tidak membalas chat fenrir?, karena memang sejak dari tadi fenrir belum membalas pesan Cahya tadi. tapi Cahya tak terlalu memikirkan hal itu. sekarang ia hanya ingin pulang dan mengistirahatkan tubuhnya.
hari ini sangat lelah sekali. makanya Cahya ingin segera pulang.

follow akun author yaa vote juga seperti biasaa, nanti pasti di follback sama author kok. terimakasih !

TENTANG KITAWhere stories live. Discover now