Making out crazy.

91.8K 2.2K 38
                                    

PERHATIKAN BATASAN USIA🔞

Kini hanya tersisa Violence dan Brayen saja, berdua dikamar itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kini hanya tersisa Violence dan Brayen saja, berdua dikamar itu. Brayen bergegas menutup pintu kamar itu, menguncinya dengan cepat. Kemudian berlari ke arah Violence.

"Brayen, tubuh gue panas."keluh Violence yang terus berusaha melepas pakaiannya namun di tahan oleh Brayen.

"Shit! Berani-beraninya Doni ngasih obat perangsang ke Violence."kesal Brayen. Ingatan tentang Doni yang mencumbui Violence membuat amarahnya memuncak, ia tak suka miliknya disentuh orang lain.

"Hey sayang, tenang dulu, tahan diri lo."ucap Brayen lembut sekali, ia menaikkan suhu ruangan itu dengan harapan itu bisa mengurangi rasa panas yang dirasakan Violence.

Namun nyatanya nihil, Violence tetap mengeluhkan rasa panas pada tubuhnya. Ia berusaha melepas pakaiannya sendiri, hal itu membuat Brayen menahannya dengan cepat.
"Sayang, hey sadar. Jangan gini sayang."ucap Brayen sambil terus menyadarkan Violence. Ia mengelus kepala Violence berkali-kali namun tak juga direspon.

"Brayen tubuh gue panas, gue butuh lo sekarang."ucapnya serak, bagaimana pun juga Brayen adalah pria normal, melihat Violence seperti ini membuat hasratnya ikut terpancing.

"Dimana Doni nyentuh lo Violence? Dimana?"tanya Brayen frustasi, dadanya rasanya sakit sekali kala melihat pria lain memperlakukan miliknya seperti ini.

Brayen menundukkan, menanamkan sebuah ciuman pada bibir mungil Violence, ia hanya berniat memberikan ciuman singkat, tapi Violence malah menariknya hingga tubuhnya jatuh diatas tubuh Violence.

Violence melumat bibir Brayen dengan cepat dan begitu menuntut, bahkan ciuman Violence kali ini cukup kasar. Brayen yang terbuai akan itu langsung membalas lumatan itu, mencoba mengimbangi permainan liar dari Violence.

Tatapan Brayen berubah menjadi sayu, bersamaan dengan hasratnya yang kian memuncak. Ia terus melumat bibir Violence tanpa henti, keduanya beradu tanpa ada satupun yang berniat menghentikan ciuman itu.

Tanpa disadari ciuman Brayen turun ke leher jenjang Violence, menyesap dan memberi tanda kepemilikan disana. Dalam pikirannya hanya dipenuhi dengan Doni yang mencumbui Violence, ia tak terima, ia benar-benar marah karena Doni berani menyentuh miliknya.

Brayen semakin menggila mengecup setiap inci tubuh Violence, tangannya bergerak semakin liar mengusap paha Violence dari balik rok mini yang ia kenakan.
"Doni sentuh lo dimana Violence?"tanya Brayen frustasi sambil terus mengecup leher dan bahu mulus Violence.

"I need you, Brayen."lirih Violence serak, ia sudah dibutakan oleh gairah, tubuhnya benar-benar meminta lebih dari ini.

Leher Violence dipenuhi dengan tanda-tanda kemerahan karena ulah Brayen, namun pria itu tak berniat menghentikan aksinya sama sekali.

Lenguhan kecil keluar dari mulut Violence kala Brayen semakin gencar mengusap perut rampingnya. Tangan bergerak naik membuka satu persatu kancing kemeja Violence hingga kini Violence hanya mengenakan bra dan rok selutut yang ia pakai.

VIOLENCE (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now