Mouth war.

28.7K 2.1K 41
                                    


Jam istirahat telah tiba, seluruh siswa siswi berhamburan memenuhi kantin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam istirahat telah tiba, seluruh siswa siswi berhamburan memenuhi kantin. Sama halnya dengan Violence dan Naura. Namun kali ini berbeda, tak ada satu anggota Raystrack pun disana, kabarnya sebagian dari mereka harus ke rumah sakit untuk mengurus pengobatan Doni, sedangkan Brayen dan Alex sedang menghadap kepala sekolah untuk penurunan jabatan Doni sebagai ketua OSIS.

Hanya ada Violence dan Naura yang duduk dimeja yang sama. Mereka tengah memakan bakso yang super pedas. Naura sendiri yang menantang Violence untuk itu, dengan taruhan siapapun yang bisa menghabiskan bakso itu tanpa minum harus menuruti apa yang diperintahkan oleh pemenang.

Violence memang jarang sekali makan-makanan pedas, Naura pikir Violence tidak suka makanan pedas, nyatanya ia salah besar, bahkan Violence terlihat tenang menghabiskan bakso itu. Sedangkan wajah Naura sudah memerah karena menahan rasa pedas itu hingga akhirnya ia menyerah, Naura meminum jus didepannya hingga tandas. Hal itu membuat Violence tertawa puas, "Lo juga sih nantangin gue, eh lo juga yang gak kuat."ejek Violence.

"Ya gimana abisnya pedes banget gila, lo kok bisa tahan pedes sih, perasaan gue gak pernah liat lo makan makanan pedas."protes Naura tak terima kekalahannya.

"Gak makan makanan pedas bukan berarti gue gak suka Ra, gue suka kok, cuman malas aja."ucap Violence santai.

"Ah lo gak asik."ucap Naura sambil memegangi perutnya yang mendadak mules.

"Terima dong kekalahan lo, lo harus ikutan kemauan gue."ucap Violence bangga.

Naura menghela nafas pasrah, "Yaudah nanti deh, gue ke toilet dulu, mules banget perut gue."pamit Naura lalu berlari menuju toilet.

Violence terkekeh kecil melihat kelakuan Naura sambil terus memakan baksonya dengan tenang, kini ia hanya duduk sendiri di kantin ini.

"Jadi lo yang katanya adik kelas populer yang berhasil jadi pacar Brayen? Cantik sih, selera Brayen lumayan juga. Tapi sayang lo tetap gak akan bisa jadi gue."ucap Clara yang tiba-tiba berdiri didepan Violence.

Suapan Violence terhenti, meletakkan sendok yang ia pegang dan mendongak menatap lawan bicaranya.
"Gue juga gak pengen jadi lo sih. Lagian juga gue gak mau tuh jadi cewek populer di sekolah ini, gak penting banget."jawab Violence santai lalu berniat melanjutkan makannya.

Clara sedikit kaget mendengar keberanian Violence, namun mencoba bersikap biasa saja, "Lo pacar Brayen ya?"tanya Clara lagi.

Violence menatap malas kearah Clara, apa wanita itu tidak bisa melihat jika ia sedang makan sekarang, kenapa malah mengajak bicara.
"Lo liat kan gue lagi makan? Kenapa malah ngajak gue ngomong? Ah lo emang se kepo itu ya sama urusan orang, apa lo gak punya urusan sampai harus ngurusin hidup gue?"tanya Violence.

Damn! Clara dibuat bungkam oleh jawaban itu, ia sebisa mungkin menahan emosinya. Ia tak ingin image nya rusak karena harus berlaku kasar pada Violence.

Clara mencoba tersenyum, duduk didepan Violence.
"Gue kan cuman nanya, gak boleh?"tanya Clara.

VIOLENCE (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now