Dissent!

28.3K 2K 50
                                    


Sepulang sekolah, Violence dan Naura tak langsung pulang ke rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepulang sekolah, Violence dan Naura tak langsung pulang ke rumah. Melainkan mampir ke basecamp Raystrack lebih dulu. Sesuai janji Brayen, pria itu membeli banyak sekali makanan untuk semua anak-anak Raystrack untuk merayakan hari jadiannya dengan Violence.

Seluruh anggota heboh dibuatnya, begitu juga dengan Naura, Alex dan David yang masih tak menyangka bahwa Violence benar-benar merubah keputusannya dan mau menjadi pacar Brayen. Itu tentu sangat mengejutkan bagi mereka.

"Thanks ya pak bos. Bisa makan enak nih kita."heboh Reza sambil terus menyantap berbagai hidangan didepannya.

"Yoi, makan gratis bro."semangat Azhar membuat anggota lainnya bersorak ramai.

Violence tertawa kecil melihat betapa antusiasnya Brayen mempersiapkan acara ini hanya untuk merayakan hari jadian mereka.
"Lo serius jadian sama Brayen Violence? Lo udah yakin sama keputusan lo? Bokap lo akan marah kalau tau soal ini Violence?"tanya Naura khawatir.

"Gue udah siap denger amukan daddy, gue siap dengan semua konsekuensinya."jawab Violence yakin.

Tiba-tiba salah satu anggota Raystrack berlari menghampiri Brayen, berbisik pelan sekali agar Violence tak mendengarnya.
"Bos, ada Clara diluar. Gue khawatir dia nekat masuk dan nemuin Violence lagi."bisiknya pelan.

Brayen menoleh ke arah Violence yang terlihat senang menikmati makanan nya seraya berbincang-bincang dengan Naura.
"Em sayang, gue ke toilet bentar."izin Brayen yang langsung dibalas anggukan oleh Violence.

Brayen bergegas berjalan keluar basecamp. Benar saja ada Clara yang tengah dihalangi anak-anak Raystrack untuk masuk. Brayen bergegas menghampiri Clara, "Lepasin dia."perintah Brayen membuat anggotanya itu melepaskan tangan Clara dan meninggalkan Brayen berdua saja disana.

"Anggota lo kasar banget sama gue Brayen, dia lupa apa gue siapa."kesal Clara.

"Ngapain lo kesini?"tanya Brayen acuh.

"Brayen gue tuh sayang banget sama lo. Lo dengerin penjelasan gue dulu dong. Gue mohon lo ngertiin gue Brayen, kita bisa balik kaya dulu lagi, lo masih ingat kan sama semua kenangan indah kita, susah senang yang kita lewati sama-sama, gue yakin lo masih ingat semua itu, lo sayang kan sama gue? Iyakan Brayen?"tanya Clara sambil memegang kedua tangan Brayen namun dengan cepat Brayen tepis.

"Jangan terlalu percaya diri Clara, gue udah lupa sama semua kenangan itu, gue udah kubur dalam-dalam semua perasaan gue ke lo. Jadi sekarang lo lebih baik pergi dari sini."usir Brayen.

Clara menggeleng tak percaya, "Enggak-enggak lo pasti bercanda kan? Brayen gue bisa jelasin semuanya sama lo Brayen."kekeuh Clara.

Brayen menatap Clara malas, "Udah gak ada yang perlu dijelasin lagi Clara, semuanya udah lebih dari jelas bagi gue."tegas Brayen.

"Brayen tolong dengerin gue dulu. Dia itu cuman temen gue, gak lebih."mohon Clara.

"Sekarang gue tanya? Teman apa yang tidur satu apartemen? Teman apa yang mesra-mesraan didepan umum? Lo pikir gue bodoh? Selama ini gue udah maklumin semua kesibukan lo, gue bener-bener tulus sayang sama lo. Gue terima lo apa adanya, gue gak pernah ngelarang hobi lo. Gue ikutin semua perkataan lo, tapi apa balasan lo ke gue hah? Apa balasan lo Clara?"bentak Brayen.

VIOLENCE (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now