No Regret. 5

2.8K 217 4
                                    

🔞

Keduanya kini sudah berada di tengah permainan, Heeseung bukan main. Pria itu bermain kasar, untuk tipuan yang Heeseung percaya sungguh ini cukup sadis bagi Sunoo. Berandai jika memang ada sesosok bayi dalam perutnya, dan Heeseung bermain seperti akan membunuh bayi yang bukan dari dirinya.

Heeseung sudah sadar sejak awal dirinya masuk ke pusat tubuh gadis itu, and voila! she's still a virgin. Heeseung memutar tubuh telanjang Sunoo tanpa melepaskan penyatuan mereka, melumat kasar labium itu hingga berwarna merah padam.

Sunoo yang baru mendapatkan kenikmatan itu tertawa ditengah lumatan mereka, ah yang tadi itu sangat sakit. Tapi kini dirinya bisa mengimbangi, Sunoo meringis ketika lumatan itu berubah menjadi gigitan kecil.

Heeseung merasakan asin, bibir gadis itu berdarah. Haha, Sunoo sudah tak lagi bisa disebut gadis, dirinya kini menjadi wanita—milik Heeseung.

Tubuh Sunoo melengkung indah ketika Heeseung menyentuh G-spot nya, mata sayu yang sering kali menajam itu kini redup menatap tepat di manik Heeseung.

Heeseung menjadi panik ketika Sunoo memeluknya erat, wanitanya menangis. Heeseung menghentikan hentakannya, menidurkan tubuh Sunoo dengan pelan. Merenggangkan pelukan itu, Sunoo menangis—menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Hei kenapa?" Suara setengah sengalan itu melembut, menyeka keringat di dahi Sunoo. "Apa aku terlalu kasar? Maaf Sunoo"

Sunoo menggeleng, semenjak menikah Sunoo jadi lebih sensitif. Terhadap hal kecil pun bisa membuat Sunoo menangis, rasa sedih dan senang mendadak menyeruak pada dadanya.

Heeseung melepas tautan mereka, menyelimuti tubuh naked mereka.

"Jangan nangis, sayang. Maaf kalau aku kasar" Ujar Heeseung lagi semakin khawatir.

Dengan sekali gerak Sunoo berbalik menghadap Heeseung, menenggelamkan wajahnya pada dada pria itu. Sontak Heeseung memeluk istrinya, tangisan Sunoo semakin kencang.

"Kenapa Mas pilih aku, dari banyaknya cewek yang pernah sama Mas kenapa harus aku yang ga kenal gimana Mas. Yang suka repotin Mas, yang suka cari masalah. Kenapa ga pilih Mama, kenapa sama aku" Oceh Sunoo dalam tangisnya.

"Entah harus kasih alasan apa, memang dari awal yang aku liat hanya kamu" Heeseung menurunkan tubuhnya, ingin menatap langsung mata basah itu. Mengecup sekilas bibir Sunoo.

"Jangan banyak berpikir yang tidak-tidak, kamu cukup tau kalau takdir aku itu kamu. Satu hal lagi, aku sama Beomi ga pernah ada hubungan lebih dari teman"

Sunoo menengadah, peluh bertemu airmata. Tampilan Sunoo kini kacau, tapi masih terlihat cantik dimata Heeseung. "Terus kenapa dulu selalu ada di samping Mama, sampe nginep juga kan dulu"

Heeseung menghapus air mata Sunoo, dirinya berdecak kesal. "Tanya sendiri sama Beomi, aku capek jelasinnya"

"Ih kok gitu sih, aku butuh penjelasan sekarang juga Mas"

"Ceritanya panjang, sayang. Pokoknya yang aku suka, cinta, sayang, itu kamu. Bukan Beomi"

Sontak wajah Sunoo memerah, dirinya mencubit Heeseung. "Dih kok gitu sih"

Heeseung meringis, "kamu ganggu tau ga, pake acara nangis lagi. Tadi lagi seru"

Tangan Sunoo melayang memukul dada Heeseung. "Kamu ya Mas"

"Yang tadi itu hukuman buat kamu karena udah nipu hamil anak orang lain" Heeseung kembali pada posisi awal, bergerak mengukung Sunoo di bawahnya.

Sunoo mengernyit jahil. "Lagian kenapa ga ada malam pertama sih, aku nungguin nya lama"

 ɴᴏ ʀᴇɢʀᴇᴛ (ʜᴇᴇsᴜɴ) √Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum