No Regret. 6

2.6K 213 7
                                    

Seperti biasa, Heeseung mengecup seluruh sudut wajah Sunoo sebelum pergi bekerja. Dan seperti biasa pula Sunoo akan terus melambai hingga mobil Heeseung hilang dari penglihatan nya.

Sunoo memegangi dahi nya yang berkeringat, dia tak melakukan apapun bisa berkeringat. Dari kemarin badannya terasa tak enak, dia menolak untuk di bawa ke rumah sakit oleh Heeseung.

Beberapa hari ini Sunoo sering badmood, kesal sendiri dengan apa yang ia lakukan. Tak jarang juga Heeseung terkena imbas, padahal Sunoo tak sedang kedatangan tamu. Dia juga sering muntah-muntah.

Jadi dirinya meminta Jungwon dan July datang, menemani dirinya di rumah.

"Ga tau ini perasaan gue aja atau kalian juga rasain, tapi gue bawa ini" July mengangkat testpack yang ia baru beli tadi saat menuju ke kediaman Sunoo.

Jungwon akhirnya mengerti juga. "Coba aja No, siapa tau kan"

"Kalian yakin?"

Kedua sahabatnya itu mengangguk bersama, Sunoo di dorong pelan menuju kamar mandi di lantai bawah. Sunoo tau kok bagaimana cara memakai alat itu, dirinya terdiam sejenak. Menunggu kapan rasa akan buang air kecil.

Sedangkan Jungwon dan July asik menggibahi interior rumah Heeseung yang mevvah.

Tak lama Sunoo keluar, wajah polos nya bingung.

"Gimana No?" Tanya Jungwon penuh harapan.

"Dua garis hasilnya, artinya apa ya?"

Sunoo masih saja bingung, namun lihatlah kondisi wajah Jungwon dan July antara terkejut dan senang.

"AAAAAAA LO HAMIL NO! HAMIL!!!! AAAAAAAA"

Keduanya langsung berhambur memeluk Sunoo, sedang si empu tengah shock berat. Tanpa sadar mengeluarkan setetes liquid dari matanya.

"Huaaaa! Gue hamil!!!"

Jungwon bilang untuk tidak mengabari siapapun, Sunoo harus memberitahu keluarganya saat bertemu langsung. Dan kini Sunoo sedang menunggu Heeseung pulang kerja, makan malam hari ini juga sedikit meriah.

Sunoo berjalan menuju kulkas, disana terdapat sekaleng kopi dengan tulisan 'Daddy' di sisinya.
Maka ketika Heeseung datang dengan wajah lelahnya, Sunoo langsung meraih tas Heeseung. Mengiring pria itu untuk duduk di meja makan.

Heeseung mengernyit. "Pasti mau minta sesuatu kan" Goda Heeseung saat istrinya kini berlebihan untuk menyambutnya dari pulang kerja.

"Enggak lah, makan dulu. Seengaknya cicip dulu masakan aku"

Heeseung tampak curiga, melihat istrinya tak sama sekali melepas senyuman dari dirinya melewati pintu utama membuat Heeseung juga tersenyum. "Ada apa? Bilang aja kalau mau sesuatu"

Sunoo menggeleng, dia kelewat senang. Meraih satu sendok dan menyuapi Heeseung salah satu masakannya. "Gimana enak?"

"Masakan kamu selalu enak, sayang"

"Mas mau kopi?"

"Boleh"

Bukannya bergegas untuk membuat kopi, Istrinya malah menuju kulkas. Heeseung semakin bingung.

"Kopi dingin?"

"Hehe, inikan spesial. Langsung dari pabriknya dan tanpa campur tangan manusia"

Heeseung terkekeh, bukan itu yang ia maksud. Heeseung menerima sekaleng kopi itu.

"What does it say on it?"

Heeseung mengerjap, dirinya memutar kaleng dan menemukan sebuah tulisan.

 ɴᴏ ʀᴇɢʀᴇᴛ (ʜᴇᴇsᴜɴ) √Where stories live. Discover now