[Perubahan Sinopsis]
Keenam pemuda itu mendapatkan mimpi yang sama berulang kali, tentang seseorang bersuara yang sepertinya berasa dari masa lalu.
Mereka tidak paham kenapa mimpi itu selalu muncul, tetapi perasaan rindu terasa begitu berat untuk d...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
⊱⋅ ᴡᴇ ᴡᴀɴᴛ ᴜ ⋅⊰ Chenle X Dreamies | Chenle!Harem
.
Chenle berjalan pelan menuju jendela kamarnya. Helaan napas keluar bersamaan dengan dirinya yang menutup mata perlahan.
Angin malam langsung menyentuh kulit putihnya, dan Chenle merasa seperti orang yang berbeda dari sebelumnya.
Bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman lebar.
Aku senang.... Mereka tidak menjauh dariku, dan keinginanku juga terwujud untuk bisa bersama mereka.
Tapi, senyuman tadi langsung sirna ketika Chenle teringat yang lain. Dia tidak bisa senang sekarang, masih ada hal yang belum keenamnya ketahui dan Chenle simpan dengan sangat rapat.
Kira-kira akan bertahan sampai kapan rahasia satunya?
Chenle tidak bisa terus menerus menyembunyikan yang satu itu. Dia harus bisa mengatakan semua
"Kau mau ke makam lagi, Jisung?" Tanya Jaemin yang langsung diangguki oleh Jisung.
"Iya, lagipula sudah jadwalnya untuk membersihkan makam." Chenle terkejut mendengar kata 'makam' yang keluar dari Jaemin juga Jisung barusan.
"Makam? Makam siapa?" Tanya Chenle penasaran juga gugup.
"Oh, hanya makam Ibuku, Le.... Kau mau ikut kesana?" Chenle hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.
Ternyata Jisung yang dulu dengan sekarang sama-sama kehilangan sosok Ibu mereka, batin Chenle.
"Boleh?" Jisung mengangguk dengan semangat.
"Tentu saja."
"Hei!! Kita semua janji mau menonton bioskop kenapa sekarang malah mau ke makam?" Haechan bertanya dengan tidak terima.
Jaemin langsung menatap tajam pada Haechan.
"Aku sudah bilang padamu untuk jadwalkan malam saja, dan sekarang kau sudah terlanjur beli yang sore. Salahmu jika kita tidak lengkap."
Haechan menggerutu kesal, lantaran tidak terima.
"Jaemin benar.... Kamu seharusnya memesan tiket itu malam saja."
"Ya! Kamu juga belum membayar tiketnya!" Jeno hanya menyengir lebar.
Chenle terkekeh tanpa suara, sesekali dia akan melirik ke arah Jisung.
