sekolah

1.2K 145 6
                                    

Masih pagi sudah misuh-misuh siapakah itu.....

Benar.

Itu adek kesayangan para penghuni rumah keluarga choi yaitu choi gembul doyoung.

Suatu pagi yang cerah menyambut pemuda imut itu yang terus berjalan sembari menghentak-hentakan kakinya kesal.

Sedangkan ketiga antek nya hanya berjalan dibelakang doyoung dengan memasang wajah datar.

"Jangan ngikutin aku!"sentak doyoung yang sudah terlanjur kesal karena ucapan nya nggak didengarkan.

"Adek pelan-pelan jalannya" bukannya mendengarkan salah satu dari pemuda tiang disana malah berucap santai.

"Berisik jeonguu! jangan panggil aku dengan adek!" Kesalnya dan kemudian yang terjadi tangan kecil pemuda itu malah mendaratkan pukulan ringan didada jeongwoo.

"Pfttt--" doyoung tersentak kaget dan langsung menoleh pada seseorang yang menertawainya terang-terangan.

"DOHWAN!!"

Diteriaki sampai para siswa yang sedang berjalan menoleh pada mereka tidak membuat dohwan malu justru pemuda itu malah tersenyum.

"Iya adek?"

Mendengar itu bibir doyoung manyun ingin menangis.

"Dohwan jeongwoo berhenti ngejekin doyoung" ucap haruto dengan datar, takut sang adek menangis dan lagi tatapan mendamba untuk doyoung dari para penghuni sekolah membuat dirinya kesal.

"Ok ok bercanda doyoungie,ayo masuk kelas" doyoung mengangguk pelan meski masih ada kekesalan yang meronggoti dirinya.

"Ruto antar sampai ke kelas"ucap haruto  tiba-tiba

"Kan udah ada dohwan,ruto jangan ikut-ikutan nyeselin kayak jeonggu yahh" peringatan doyoung untuk haruto tak berpengaruh baginya.

"Jangan membantah doyoung" ucapan penuh penekanan itu membuat doyoung tak bisa berkutik dan membiarkan trio titan itu ikut bersamanya.

"Ughh padahal ini hari pertama ku kembali ke sekolah tapi mood ku langsung nggak enak"misuh nya yang hanya didengar oleh teman disebelahnya.

"Lo lupa nggak sih,ini bukan yang pertama para abang lo kek begitu"

"Dohwan berapa kali aku ingatkan kalau mereka itu adek aku bukan abang,dohwan lupa ingatan kah?"

Dohwan mengangguk-ngangguk aja dengan ekspresi 'yakin dek'.

"Sebaiknya seperti ini aja dulu"

"Huh?" Bingung doyoung tapi malah nggak digubris.

Dohwan melirik ketiga pemuda yang berada dibelakang mereka,tentu saja menjadi pusat perhatian secara ketiganya pangeran sekolah.

Matanya kembali melirik doyoung yang masih asik misuh-misuh tidak jelas, pikirannya membayangkan apa yang terjadi kalau ketiga abang doyoung tak berada dalam jangkauan doyoung.

Doyoung mungkin sudah habis oleh para fans fanatik ketiga pemuda itu.

"Oi"

"Apasih dohwan"kesal juga doyoung.

"Gue peringatin jangan keluar tanpa pengawasan mereka" tunjuk dohwan membuat doyoung menoleh aneh pada ketiga adeknya dibelakang tentu saja mereka tidak menyadari percakapan kedua insan itu.

"Kenapa?"

Dohwan mendengus matanya tanpa sadar menangkap para gerombolan siswi yang berada dipojokan dengan mata yang terus menatap doyoung tajam.

"Dengerin ajalah bangsat"

"Ihh kasar!"

.

.

.

.

.

"Oi mau kemana?" Doyoung mengerutkan dahinya bingung atas pertanyaan dohwan.

"Tentu saja kekantin aku laper"

"Tunggu gue"

Doyoung memutar bola matanya malas.

"Kelamaan"

"DOYOUNG!!" Teriak dohwan saat doyoung dengan kurang ajarnya langsung keluar dari kelas tanpa menunggunya.

"Bocah sialan" desisnya.

Ia dengan cepat membersihkan mejanya lalu berlari menyusul doyoung tapi saat keluar kelas pandangan tak menemukan si kecil itu dari hadapannya.

'Mampus gue' paniknya, kalau ketiga para pemuda yang posesif dengan doyoung tau doyoung kekantin sendirian dia yang akan kena imbasnya.

"Doyoung sialan" desis nya pelan lalu dengan cepat berlari menyelusuri koridor ketempat kantin berada.

Sedangkan ditempat lain pemuda yang lagi dicari temannya malah asik ngobrol dengan kedua tangan yang menenteng kotak yang ber isikan bola basket.

"Btw yang nyuruh bawa kok cewek sih?" Tanya doyoung penasaran,perasaan hal yang beginian sudah tentu tugasnya para cowok.

"E-eh itu tadi karena gue yang terakhir ada dilapangan" doyoung mengangguk sembari berkata oh tanpa melihat expresi cewek disampingnya.

"Tapi doyoung tidak masalahkan membawa itu?"

Doyoung mengeleng.

"Tidak kok,meski berat dikit tapi cewek nggak boleh bawa ginian "

"O-oh gitu yah,tapi itu dibawa nya harus digudang belakang loh"

"Hm? Kenapa harus digudang belakang?"

"Nggak tau juga sih,kata guru olahraga bawa nya kesana"

"Gitu yah,yaudah ayo lebih cepat supaya bisa langsung kekantin"

Si cewek mengangguk tipis dengan seringai tipis dibibirnya,ia mengikuti doyoung yang mempercepat langkahnya agar sampai ketempat tujuan.

fyi gedung belakang sekolah itu sebenarnya sudah nggak kepakai artinya hanya peralatan yang sudah rusak saja yang dibawa disana lalu karena jalannya yang agak sepi dan terpencil juga gudang itu jarang dilalu para siswa maupun guru.

Krietttt...

Bunyi decitan pintu yang berkarat terbuka dengan pelan membiarkan kedua siswa itu masuk, ruangan disana agak redup karena pencahayaan yang kurang.

"Oh simpan disana aja" cewek itu menunjuk pojok paling kanan untuk membawa bola basket itu.

"Oke" doyoung dengan pelan berjalan menuju pojok,menyimpan kotak basket itu.

Ceklek....

"Eh?" Doyoung menoleh cepat dengan kaget saat tiba-tiba pintu ditutup dari dalam,ia berlari lalu memutar knop pintu yang sudah terkunci.

"H-hoi jangan bercanda" teriak doyoung dengan panik karena terkunci sendirian digudang.

"Makan tuh dasar cowok banci,lo nggak usah deketin haruto,junghwan dan jeongwoo lagi bangsat"

Doyoung terbelalak kaget dengan ucapan orang yang berada dibalik pintu, telinganya sayup-sayup mendengar seruan para cewek yang entah siapa sedang tertawa.

"Tol--tolong!" Pekik doyoung,ia takut setengah mati.

"Nggak ada yang akan dengerin elo sudah tau gedung sekolah nggak kepakai"

Wajah doyoung memucat masih memaksakan mendobrak pintu meski itu mustahil tangannya lecet karena terus bergesekan dengan engsel pintu.

Ia juga lupa membawa ponsel agar ada yang bisa ia hubungi.

Para cewek-cewek penyebab utamanya juga sudah pergi meninggalkan doyoung sendirian didalam gudang.

"R--ruto, h-hwanie,je-jeonguu tolong hikss~"

Air mata lolos begitu saja saat tidak ada yang menyahut seruannya membiarkan dirinya meringkuk dipintu yang sudah berkarat meminta bantuan meski nggak ada yang dengar

To be continued------

Gue hiatusnya lama bener buset,gue nggak tau juga si mau bikin yang gimana lagi soalnya bingung bosss.

Besok gue up lagi

POSSESIVE BROTHERWhere stories live. Discover now