Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🍁
"Sudah bertemu soulmate-mu, Je?"
Pertanyaan yang meluncur bebas dari bilah bibir wanita berusia lima puluhan itu membuat pergerakan Jeongwoo untuk menyendok nasi ke mulutnya terhenti dengan otomatis. Ia mencuri lirikan pada sang ibu yang sedang memunggunginya, lalu mengulum bibir.
"Belum, Bu," jawabnya lesu dengan suara lirih.
Rasanya Jeongwoo berubah menjadi anak durhaka karena belum juga bertemu soulmate-nya di usianya yang sekarang. Bukan apa-apa, tapi si tan merasa kalau dirinya telah sangat terlambat bertemu soulmate-nya karena kakak laki-lakinya bahkan sudah menikah dengan seorang wanita yang menjadi soulmate-nya dua tahun yang lalu. Ini sudah menjadi pertanyaan yang ke dua ratus lima puluh delapan kalinya yang datang dari berbagai orang.
"Tidak apa-apa. Jangan terlalu dipikirkan, oke? Ibu dan Ayah tidak pernah memaksamu untuk segera bertemu soulmate-mu. Dia tetap akan datang kapan pun itu. Mengerti, Jeje?"
Jeongwoo tersenyum tipis, mengangguk samar menanggapi perkataan ibunya yang selalu bertutur kata dengan lemah lembut. "Jeje berangkat dulu ya, Bu," pamit Jeongwoo seraya mencium tangan ibunya. Tentu saja setelah dia menghabiskan makan siangnya. Kalau tidak, ibunya tidak mungin membiarkannya pergi begitu saja tanpa menghabiskan nasi di mangkuknya.
"Iya. Hati-hati, Je."
Dan itu adalah penutup dari percakapan mereka siang ini, sebelum Jeongwoo akhirnya menyandang tasnya untuk berangkat kuliah.
💎
Untuk ke sekian kalinya, Jeongwoo membuang napas panjang. Ia memandang jengah pada dua orang yang saat ini tengah bermesraan tepat di depannya yang jomblo sejak lahir ini. Maka ketika netra serigalanya beradu tatap dengan teman sekaligus adik tingkat yang merangkap menjadi sepupunya itu membuat kontak mata dengannya, Jeongwoo langsung melengos dengan wajah masam.
Kekehan samar keluar dari bilah ranum pemuda bernama So Junghwan. "Ada apa denganmu, Je?" tanyanya dengan senyum jahil terpatri di wajah eloknya.
"Berisik," sahut Jeongwoo ketus, membuat Junghwan mengudarakan tawanya.
"Makanya, cepat temukan soulmate-mu sebelum Bibi dan Paman benar-benar menjodohkanmu."
Celetukan Junghwan membuat bayi serigala itu dengan cepat menolehkan kepalanya pada sang sepupu yang tampak merutuk pelan. "Menjodohkan apa maksudmu?" tanyanya penuh selidik.