🍁 Be With You : pt. 1

4.8K 357 108
                                    

HAJEONGWOO AREA

|
|
|

🦋
💎
🐺

|
|
|

|||

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍁

Suasana cukup riuh di sebuah gereja di pinggiran kota.

Sekarang bukan hari Minggu. Pun bukan hari-hari besar keagamaan. Kamis menjelang siang ini, akan ada sebuah pernikahan yang digelar dengan cukup tertutup di sana. Beberapa mobil dari keluarga kedua mempelai mulai berdatangan. Tidak banyak, karena memang hanya ada sedikit anggota keluarga yang dimiliki.

Tak jauh dari gereja, di sebuah rumah singgah yang sekarang disewa sebagai tempat rias pengantin, sang mempelai  duduk diam di depan cermin. Membiarkan wajahnya dipoles sedemikian rupa, berikut tatanan rambutnya yang jujur saja, sangat jauh dari dirinya yang biasanya.

Jauh ... jauh di dalam hatinya, dia setengah hati menerima pernikahan ini.

"Papi?"

Kepalanya melongok ke dalam kamar kedua orang tuanya, mendapati sang ayah yang tengah merunduk untuk mencuri sebuah kecupan di dahi mamanya yang sudah terbaring, terlelap sepertinya. Ah, terlalu romantis untuk disaksikan olehnya yang belum pernah merasakan punya pasangan delapan belas tahun hidupnya.

"Ke sini, Sayang." Sang ayah menitah seraya memberi gestur tangan agar dia mendekat.

Pemuda itu, Park Jeongwoo, menurut. Bahkan ketika papi memintanya agar duduk di sisi kasur sebelah maminya terbaring, dia tetap melakukannya walau bingung dengan maksud papinya yang meminta dirinya menemui beliau.

"Ada tugas untuk sekolah besok?" tanya papi.

Jeongwoo terdiam sejenak. Dia tahu papinya hanya basa-basi. Sembari tangannya menggenggam lembut tangan mami, Jeongwoo mengangguk pelan. "Tinggal dikit lagi, sebelum Papi panggil aku ke sini," ujarnya dengan sedikit mencebikkan bibir.

Papi terkekeh, mengusak kepalanya dengan gemas. "Anak Papi yang manis, sejak kapan belajar jadi genit gini, hm?"

"Ih, genit dari mananya coba?" Jeongwoo protes, yang justru mengundang tawa papi pecah.

"Bisa pejamkan mata sebentar, Tuan?"

Tanpa berkata-kata, si manis itu memejamkan matanya sesuai permintaan sang make up artist. Bibirnya meringis lirih kala merasakan rambutnya sedikit tertarik karena sedang ditata.

Ah, dipikir berapa kali pun, rasanya hal ini tidak benar baginya.

Dulu, ia selalu memuja-muja bagaimana romantisnya papi dan maminya. Hingga mulutnya sampai berkata, "Aku akan jadi pasangan sebaik dan selembut Papi. Yang bisa memperlakukan seseorang yang aku cinta kayak Papi memperlakukan Mami."

Hajeongwoo ThingWhere stories live. Discover now