Bab 3

3.1K 295 257
                                    

Gimana Pak Wis bisa tahu identitas asli Bang Nar?  

Saya terlalu menyepelekan diri sendiri. Saya pikir tak ada salahnya berfoto selfie pamer abs di depan dinding kamar kosan yang ditempeli poster-poster film saya sendiri.

Poster-poster itu memuat semua kover film saya yang tak laku sejak belasan tahun lalu. Saya pajang di sana sebagai pengingat bahwa meski filmnya tak laku, saya bangga berkarya sebagai sineas independen.

"Saya merasa terhormat. Pak Wis tau beberapa karya saya."

"Bukan beberapa. Semuanya."

Ah. Saya lengah.

Pak Wis bahkan sudah nonton film-film saya yang langka dan anti-mainstream, padahal penontonnya bisa dihitung jari.Film-film itu memang pernah saya kirimkan sebagai film contoh saat mengirimkan proposal. Siapa sangka seorang angle investor mengikuti saya di OnlyFan dan mengenali wajah saya di balik masker bebek? Saya tak tahu harus merasa senang atau miris.

Yang pasti, sekarang saya lega karena satu urusan hidup sudah selesai. Saya bisa melanjutkan proyek film yang saya pikir cuma impian. Saya berkontak dengan sekretaris Pak Wis setiap hari untuk membeli kamera baru, peralatan rig, filter, lensa, lighting, bahkan laptop untuk software editing yang lebih profesional. Pemain baru, perizinan lokasi, bahkan produser dan tim produksi pun sudah ada. Segala hal bisa diurus semudah saya mengerjap mata. Biaya semahal apa pun, semua tanpa limit!

Saya menunjuk langsung pemeran paling bagus untuk Aroma Langit, proyek film pendek saya yang pertama, seorang aktor tampan pemenang banyak penghargaan bernama Luka Lawana. Yang berdiri diam di depan kamera saja sudah membuat jatuh cinta. Luka adalah teman lama saya, terkenal dan nyaris tak punya jadwal untuk proyek kecil saya. Namun, Pak Wis dan sekretarisnya bisa mendapatkan dia untuk saya. Entah bagaimana caranya.

Kamu tinggal tunjuk, saya dapatkan dia untukmu.

Hari-hari saya pun disibukkan dengan kegiatan shooting film Aroma Langit. Kalau sudah begini, saya sangat perfeksionis dan gila kerja. Mulai subuh, selesai petang. Saya habiskan sisa waktu bekerja sambilan jadi editor video untuk salah satu Youtuber artis terkenal. Lumayan buat tambahan uang makan dan membayar utang, berhubung Pak Wis melarang saya main OnlyFan lagi.

Saking sibuknya, saya sering tak sempat mengirimkan foto selfie pribadi untuk Pak Wis.

Kalau sudah begitu, sejak siang pasti saya diteror pesan WhatsApp dari Pak Wis.


Pak Wis: Mana jatah hari ini

Pak Wis: Saya tunggu


Pak Wis kirim WA minta jatah satu jam sekali.

Debt collector saya yang mengerikan saja tak separah itu.

Kalau saya absen kirim foto atau video private untuk Pak Wis, saya mungkin mendapat sanksi karena melanggar klausul, yang bunyi pasalnya saja abu-abu. Saya terjebak.

Maklum, saya orang kecil, tak paham hukum.

Setidaknya nyali dan anu saya besar.

Sehabis mandi, dengan kulit basah dari leher ke perut dan pinggul berhanduk, saya berfoto selfie malas-malasan, kirim ke Pak Wis via WhatsApp.


Saya: Terlampir foto selfie saya hari ini. Terima kasih


Pesan dan foto saya cuma di-read saja. Tak ada ucapan suka atau tak suka. Tak ada reaksi.

ONLY FAN (MxM, R21) ✔Where stories live. Discover now