Bab 8

2.7K 254 82
                                    

┏━━━━━━━━━━━━━━━┓

Note:

Bab ini panjang, tapi banyak yang kalimat yang dipotong dan disensor supaya aman. Silakan baca versi FULL di KaryaKarsa kalau mau menikmati cerita ini sepenuhnya tanpa sensor.

https://karyakarsa.com/rashoura/series/only-fan 

Selamat malming sama Pak Wis dan Rayyan!

┗━━━━━━━━━━━━━━━┛




Saya menciumnya.

Di pipi.

Pak Wis diam.

....

Saya melanjutkan kecupan itu ke daun telinganya, berbisik padanya, "Pak Wis, my one and only fan, makasih udah jadi satu-satunya orang yang mengaku cinta saya."

Pak Wis masih diam. Saya tak bisa melihat wajahnya secara jelas dalam gelap. 

"Saya memang belum nyerahin diri, masih dipertimbangkan. Tapi saya enggak bisa bohong. Sosok Pak Wis ini ... bikin saya bergairah. Saya enggak perlu dikasih jam tangan atau apa pun untuk bisa jatuh hati dan bergairah gini. Pak Wis ini tipe laki-laki yang saya mau. Malam ini pun saya bergairah."

Saya bisa merasakan hawa panas tubuhnya.

Atau mungkin itu panas dari tubuh saya sendiri.

"Saya nantikan foto selfie Pak Wis malam ini."

Saya menjauh darinya dan bersiap untuk turun dari mobil.

Rupanya dia tidak membiarkan saya kabur.

Tangan saya ditarik kencang. Pak Wis mendorong saya ke jok kursi. Tuas kursi ditarik, kursinya melandai. Saya rebah dengan Pak Wis menindih saya.

Tubuh saya dikunci.

Saya terkesiap. Panas tubuhnya yang saya rasakan ternyata adalah gairah yang sudah dipendam terlalu lama. Wajahnya gelap. Saat saya bisa melihat matanya dari jarak dekat, saya tahu hanya ada gairah pekat di sana.

"Kalau kamu juga bergairah, kenapa enggak sekarang aja?"

Pak Wis menyelipkan jarinya ke balik lengan jas saya, meraba kulit saya yang sama panasnya.

"Sampe kapan kamu mau nguji saya, Rayyan Nareswara?"

Suara Pak Wis berat dan frustrasi. Dia menggigit pelan telinga saya, bernapas di leher saya, memberikan rasa nikmat di kulit saya. Geramannya rendah dan dalam.

"Sampai kapan kamu mau bikin saya frustrasi kayak gini? Kamu tau saya udah nungguin kamu sejak lama."

Saya di dalam mimpi tak bisa menolak Pak Wis. Saya yang sedang tidak bermimpi pun ternyata juga tak bisa bergerak. Jas saya sudah ditarik copot, kancing ditarik, dan sebentar lagi kemeja saya dikoyak.

"Saya bisa lucuti kamu dan perkosa kamu di mobil ini, tau?"

Saya tahu.

Saya mungkin punya kinks aneh sejak bertemu Pak Wis. Berlawanan dengan diri saya yang tak suka didominasi, tetapi kepada Pak Wis, saya malah ingin menantang diri dan dibuat takluk olehnya. Sentuhannya pada kulit saya nikmat. Kata-katanya membuat saya goyah. Sisi terlemah saya ingin menyerahkan diri pada hasrat malam ini, pun malam-malam sebelumnya.

ONLY FAN (MxM, R21) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang