Bab 6

2.5K 246 56
                                    

┏━━━━━━━━━━━━━━━┓

Iya, ini belum hari Sabtu. SURPRISE UPDATE!

Spesial karena ini tanggal 5 yang merupakan Rashoura day.

OF update hari ini untuk pembaca setia Rashoura, ya.

Selamat menikmati. 

┗━━━━━━━━━━━━━━━┛



Pak Wis benar-benar berkunjung ke kosan saya esok harinya. Malahan ia sudah duduk di tempat tidur saya bersama dengan Wish si iguana. Masuk dari mana? Dibukakan oleh ibu kos secara sukarela, meski saya menerka ada uang sogokan.

Saya berlagak santai saja, tak mau terkejut. Bak film-film remaja zaman sekarang. Protagonisnya malah senang didatangi oleh stalker yang menyusup ke dalam kamar. Tahu, kan?

"Kok, Pak Wis ada di sini?" tanya saya kalem.

"Kamu yang undang saya kemarin, kan? Yah, saya datang."

"Udah kenalan sama Wish, ya?"

"Sambil nungguin kamu, kami sudah bonding erat," jawab Pak Wis bangga, menunjuk Wish yang sudah nangkring entah berapa lama di pundak Pak Wis.

Saya cuek saja buka baju di hadapannya. Live show singkat yang saya pikir bisa membuat Pak Wis senang. "Saya mandi dulu. Nanti saya double selfie di kamar mandi. Enggak perlu fotoin saya."

Di kamar mandi, sembari telanjang diguyur air dari gayung, saya berfoto selfie. Foto pertama dari depan, foto kedua dari belakang. Pinggul ke bawah tak terlihat, tentu saja—yah, paling belahan bawah kelihatan sedikit saja. Saya langsung kirimkan foto tersebut lewat WhatsApp, yang dibaca dalam waktu kurang dari sedetik.

Saat keluar dari kamar mandi, saya lihat Pak Wis sedang menatap ponselnya. Ia sedang mengagumi foto selfie saya malam ini. Layar ponselnya dielus-elus. Sesuka itu dia dengan foto-foto saya?

"Gimana? Suka foto saya?" tanya saya untuk menggodanya. Omong-omong, saya hanya berbalut handuk pinggang. Bagian tubuh atas masih setengah basah.

"Foto terbaikmu sejauh ini. Saya suka."

Mungkin saya salah lihat, tetapi sepertinya bagian diri Pak Wis tampak keras dari luar celana.

Saya berjalan kepadanya. "Bapak udah tanya-tanya Wish tentang saya?"

"Udah, tapi sayangnya Wish setia kawan banget, enggak mau bocorin apa pun tentang kamu." Ia berdecak.

Saya tersenyum, membungkukkan badan ke arah Pak Wis yang sedang duduk. Pak Wis pasti bisa mencium wangi sabun mandi saya. Bahkan, saya tahu Pak Wis sedang menahan napasnya.

"Good boy. Enggak salah saya adopsi Wish, dia memang setia," puji saya, lalu mencium kepala iguana yang sedang bertengger di pundak Pak Wis.

Sebutir air jatuh dari helai rambut saya, mengenai kulit leher Pak Wis.

Kaku, Pak Wis diam.

Saya jadi makin ingin mengusili Pak Wis—maksud saya, mengusili Wish si iguana. Saya gelitik bagian bawah leher Wish, kecup bibirnya, lalu saya gendong iguana dewasa itu.

Pak Wis masih menatap saya tanpa kata. Ya, dari jarak sedekat ini saya sudah bisa mengonfirmasinya—Pria di ranjang saya ini seratus persen ngaceng!

ONLY FAN (MxM, R21) ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن