PENGGALAN 1

5.8K 331 63
                                    

"Ugh!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ugh!"

Grellia menggeliat saat dirinya mulai kembali sadar. Hal yang didapati saat membuka mata adalah badannya yang setengah terendam di tepi sungai.

"HAH!" Ia langsung bangkit dari tepi sungai tapi kembali jatuh saat keseimbangan hilang.

Kakinya bengkak dan memerah, pergelangan tangan kirinya berdarah, tulang rusuknya kirinya juga terasa sakit.

"Ugh!! Sial tapi paling tidak aku masih hidup," ujarnya berusaha duduk memerhatikan kakinya yang membengkak.

Terasa nyeri saat berusaha diinjakkan, Grellia beranjak dari tepi sungai dengan kaki pincang. Lebih baik menyembunyikan diri sebelum para pembunuh bayaran itu kembali menemukan dirinya.

Tak ada orang sama sekali membuat perasaan Grellia senang dan juga sedih, ia senang para pembunuh bayaran itu menemukan dan sedih saat mengetahui dirinya sendirian saat berada di hutan liar ini.

"Huh! Aku lapar tapi tak ada yang bisa dimakan," keluh gadis itu saat melihat ke atas pohon.

Grellia berjalan mengikuti aliran sungai, biasanya sungai akan berlabuh di tempat yang ramai. Kakinya yang sakit membuat Grellia sering terhenti-henti.

"Ayolah sedikit lagi!"

Ia kembali menyeret badan dengan paksa saat nyeri pada pergelangan kakinya makin sakit.

"Akh!" Grellia tersungkur saat kakinya tersangkut urat pohon.

"CK!" Decakan gadis itu menandakan dirinya kesal.

"Sudah sial hampir di bunuh ditambah jatuh gara-gara sebuah akar pohon,"

Grellia kembali bangkit dan bergeser perlahan-lahan, cuaca cerah membuat hutan tak terlalu seram tapi beda hal dengan predator yang bisa saja mengincar sepanjang waktu.

"Oh!" Pandangan Grellia menangkap secuil jalan yang tampak sering di lewati orang.

Ia bergegas ke sana berharap ada seseorang yang akan membantunya di sana, tapi nyatanya tak ada jalan yang terlihat rapi itu tak ada yang lewat bahkan saat gadis cantik itu menunggu selama 1 jam.

"Apa yang ku harapkan!"

Grellia berdiri dari duduknya sambil setelah selesai mengikat kakinya dengan memotong lampisan dalam gaunnya.

Gadis berambut hitam itu berjalan agak ke tengah jalan tak menghiraukan keadaan lagipula siapa juga yang akan lewat di jelan ini.

Disini lagipula juga sepi!, Batinnya sedih.

Drap! Drap! Drap!

Mata Grellia melotot kaget bukan kepalang suara telapak kaki kuda yang tiba-tiba terdengar membuat dirinya panik, keadaan kakinya yang tak bisa dibawa untuk berjalan cepat.

Lengkingan suara kuda membuat gema pada hutan, Grellia sudah meringkuk pasrah saat dirinya akan tertabrak.

Kedua kuda yang membawa sebuah kereta itu berhenti saat sang kusir menaruh tali pengikat mereka.

Dia Putri Bayangan [Completed] Where stories live. Discover now