PENGGALAN 37

1.1K 66 0
                                    

Teh ini sama sekali tak ada rasanya, batin Grellia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Teh ini sama sekali tak ada rasanya, batin Grellia.

Wanita berambut pirang tersebut tampak kini sedang duduk sambil memegangi cangkir yang berisi teh hitam. Ia memasang senyum lebar walaupun lidahnya sudah mati rasa karena pahitnya rasa dari teh hitam yang barusaja diteguknya.

"Apakah kau menjalani kehidupan yang nyaman selama tinggal di istana?" Tanya wanita yang duduk di hadapan Grellia.

Grellia mencengkram cangkir teh di tangannya dengan sangat erat, berusaha mengatur diri agar tetap tersenyum walau lawan bicaranya kali ini adalah orang yang sangat diagungkan oleh kerajaan Cerelia.

"Te..tentu yang mulia, ini semua berkat kebaikan hati anda," jawab Grellia dengan senyum paksa.

Keringat dingin mengucur turun di sekujur badan wanita itu, Maria sang ratu kerajaan Cerelia saat ini tampak memerhatikan setiap gerakan yang dilakukan Grellia sampai membuatnya menjadi kaku walau hanya mengangkat sebuah cangkir keramik.

Maria mengetuk jadi telunjuknya ke atas meja sebanyak tiga kali, "sepertinya Arthur memperlakukanmu dengan baik," ujarnya lalu memberikan senyum simpul.

Grellia membalas senyum tersebut, menarik kedua ujung bibirnya agar terlihat tersenyum se natural mungkin, "yang mulia pangeran sangat memperhatikan saya selama ini," jawab Grellia debgsn kepala tertunduk.

Rasanya bicara dengan wanita ini hanya membuatku semakin sesak, batinnya.

Maria mengangguk dan menyesap teh dari cangkir miliknya, Grellia memerhatikan sang ratu dalam diam walau merasakan ancaman besar akan segera menghampirinya.

Dia sangat pandai ya!

Huh? Apa pula barusan itu? Pikir Grellia bingung.

Ia melirik sekitar ruangan tempat mereka berdua menikmati teh hitam, hanya ada mereka berdua dan tak ada orang lain kecuali para pelayan yang menunggu di depan pintu ruangan. Grellia mencengkram gaunnya dengan perasaan hati yang gelisah.

Apa aku slah dengar karena terlaku banyak berpikir? Pikirnya masih berusaha memikirkan alasan yang masuk akal.

Apakah semua alasan yang kukatakan pada anak itu tak kunjung membuatnya mundur dari posisi calon pewaris tahta? Hanya Albert yang akan menjadi raja selanjutnya.

Grellia mengulum senyum menelan ludahnya dengan wajah tertekan, kini ia memikirkan kemungkinan gila yang sangat tak masuk akal.

A...apa ini? Jangan bilang itu pikirannya? Batin Grellia dengab senyum panik.

Maria sama sekali tak membuka mulutnya membuat Grellia semakin yakin dengan pikiran konyolnya. Ia mengangkat perlahan cangkir teh mendekati mulutnya.

"Sepertinya kau menyukai gaun yang tertutup ya," ucap Maria membuat Grellia hanour tersedak teh hitam yang ia minum.

Dia Putri Bayangan [Completed] Where stories live. Discover now