PENGGALAN 19

1.7K 110 3
                                    

Pesta berakhir dengan aman dan tenang, walau raja akhirnya tak juga datang semua berjalan di bawah kendali ratu selama pesta tersebut berlangsung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pesta berakhir dengan aman dan tenang, walau raja akhirnya tak juga datang semua berjalan di bawah kendali ratu selama pesta tersebut berlangsung. Grellia akhirnya menghela nafas lega saat melewati lorong istana untuk menuju ke kamarnya yang lumayan jauh. Sepanjang jalan banyak pelayan yang berpapasan dengannya dan mereka semua berlaku sopan seakan-akan Arthur mengikuti Grellia dari belakang. Pria itu sudah menghilang saat pesta masih berlangsung tanpa memberitahu akan kemana.

"Selamat datang putri," sambut 4 pelayan yang sudah menunggu di depan ruangan Grellia.

Ia mengangguk dan langsung memberikan perintah untuk menyiapkan air mandinya dan gaun tidur. Para pelayan bergegas menyiapkan semua keperluan tersebut dalam waktu 10 menit.

"Aku akan mandi sendiri jadi pergilah," ujar Grellia saat hendak memasuki kamar mandi.

"Baik putri, kalau begitu kami permisi"

Keempat pelayan tersebut pergi meninggalkan Grellia sendirian, ia menghela nafas lega saat sudah merasakan ketenangan dalam ruangan. Ia langsung merendamkan tubuhnya ke dalam air hangat yang sudah disiapkan pelayan-pelayan tadi.

"Hah~ menyegarkan sekali, sakit pinggang ku juga sedikit menghilang," gumamnya saat berada di dalam bak mandi.

Alasan Grellia memilih untuk mandi sendiri cukup sederhana ia tak ingin para pelayan menyebarkan gosip tentang kemampuan Arthur di atas ranjang, bekas gigitan dan tanda merah-merah di badan Grellia masih banyak.

"Sepertinya aku akan mandi sendiri selama beberapa hari kedepan," ungkapnya sambil merebahkan kepala ke sisi kanan bak.

Selagi lamunan Grellia menjadi teringat dengan kata-kata pangeran Ardize tadi di pesta, "wanita yang seumuran dengan bibi Maiya? Bukankah itu nyonya Maiya Wandle, ku dengar di menikah dengan bangsawan negri sebelah"

Kalau begitu kurang lebih umur wanita di menara itu adalah 30an tahun bukan? Aku rasa tak ada pelayan yang lebih lama selain kepala pelayan dan kepala pengurus dapur di kediaman Marquiss Gracia. Siapa dia? Apa ada hubungannya denganku? Pikir Grellia.

Setelah berendam dalam waktu yang cukup lama Grellia keluar dan meraih handuknya dan beranjak menuju kamar, di dalam kamar sudah ada sebuah gaun tidur yang di taruh di atas ranjang. Grellia langsung mengenakan pakaian tersebut dan berbaring ke atas ranjang, dirinya masih memikirkan wanita yang bisa saja menjadi petunjuk akan identitas dirinya.

"Kepala pelayan Uros sangat mustahil untuk di minta bekerja sama mengingat dirinya sangat setia dengan Marquiss Gracia, kalau pengurus dapur........ Aku rasa takkan bisa juga mengingatnya begitu mendambakan sesuatu dari Marquiss Gracia juga," 

Lagi-lagi Grellia terdiam memang hanya dengan memeriksa menara itu sendiri baru ia mendapat jawaban atas semua pertanyaannya, walau kemungkinan besar penjagaan disana juga ketat.

"Akh~ kenapa ini membuatku sakit kepala," keluhnya menutupi wajah dengan telapak tangan, "benar juga tadi saat pesta aku tak melihat Jendry dan Grace sama sekali, dimana mereka?" Gumam Grellia mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk.

Dia Putri Bayangan [Completed] Where stories live. Discover now