PENGGALAN 69

1.4K 92 0
                                    

Surat penangkapan untuk keluarga Marquiss Gracia, Marquiss Maranda, dan para pengikut putra mahkota yang lainnya yang ikut dalam percobaan pembunuhan terhadap pangeran kedua kerajaan Cerelia telah di keluarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Surat penangkapan untuk keluarga Marquiss Gracia, Marquiss Maranda, dan para pengikut putra mahkota yang lainnya yang ikut dalam percobaan pembunuhan terhadap pangeran kedua kerajaan Cerelia telah di keluarkan. Banyak para keluarga bangsawan yang di tangkap protes dan mengatakan kalau diri mereka sama sekali tak tahu menahu soal itu.

Jasad putra mahkota telah dibawa ke istana dan siap melakukan pemakaman yang layak sebagai seorang pangeran kerajaan. Marquiss Gracia yang dibawa tau di kurung di penjara istana walaupun pria itu terus mengatakan kalau dirinya sama sekali tak bersalah akan percobaan pembunuhan itu.

Arthur terdiam di ruang sidang. Semua luka yang dia terima telah diobati dan diberikan waktu istirahat. Perkataan dokter Philip kemarin malam masih terngiang-ngiang didalam kepalanya.

"Saya sudah berusaha yang terbaik untuk keadaan Putri dan janinnya. Namun kali ini kita hanya bisa berharap pada mereka berdua. Apakah Putri akan mempertahankan janinnya atau tidak kita hanya bisa menunggu putri kembali siuman."

Arthur menghela nafas panjang. Ruangan sidang heboh akan teriakan dan seruan tak terima Marquiss Gracia yang tak ada henti-hentinya sejak ia masuk ke dalam ruangan sidang.

"Aku tidak bersalah!" Ucap Marquiss Gracia dengan lantang.

"Tapi anda terbukti telah mencoba membunuh Putri Ellia, tuan Marquiss Gracia." Sahut hakim yang berdiri di hadapan Marquiss Gracia. Pria itu memegangi sebuah palu kayu di tangannya.

Marquiss Gracia mendengus, "wanita itu telah berbohong. Dia adalah anakku yang pura-pura mati waktu ke kuil 4 bulan yang lalu!" Ujar pria itu dengan nada lugas.

Para hadirin sidang terlihat bingung akan perkataan Marquiss Gracia yang jelas-jelas tak masuk akal bagi mereka. Bukankah dia sendiri yang mengabarkan kalau putri bungsunya mati dibunuh para bandit saat menuju kuil 4 bulan yang lalu? Kenapa sekarang dia bicara seperti itu.

Arthur mengangkat satu tangannya membuat hakim mengangguk paham. "Sepertinya Yang Mulia pangeran Arthur ingin menyampaikan sesuatu." Kata hakim sambil mengalihkan pandangannya.

Semua hadirin menoleh ke arah Arthur dengan tatapan penasaran. Apa yang hendak pria itu sampaikan sekarang.

"Panggil dia!" Suruh Arthur dengan nada datar.

Kedua prajurit di depan pintu mengangguk. Mereka membukakan pintu ruangan dan membiarkan seorang pria datang membawa wanita paruh baya yang kehilangan sebelah tangannya. Wanita itu adalah Chloe, tatapan sangat tajam hingga membuat Marquiss Gracia terlihat terkejut kemudian geram menahan marah.

"Aku memiliki seseorang yang akan membuktikan sesuatu." Tambah Arthur mempersilahkan Chloe untuk mulai bicara. Hakim juga telah memberikan izin walaupun terdengar suara protes dari Marquiss Gracia tadinya.

Chloe mengangguk memberikan salam singkat. "Saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya bernama Chloe dan saya adalah dayang pribadi milik nyonya Ivonca. Saya bekerja dengan nyonya sejak beliau masih tinggal di kediaman keluarganya dulu. Anda semua pasti tahu kalau nyonya Ivonca telah meninggal karena melahirkan namun semua itu tak sepenuhnya benar."

Dia Putri Bayangan [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang