Bab 🕐

41K 2K 36
                                    

" banget sih ni cewe, disenggol dikit aja udah nangis, dijauhi sebentar juga nangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" banget sih ni cewe, disenggol dikit aja udah nangis, dijauhi sebentar juga nangis. Lemah banget emang. Wajar sih kalau cewe gampang nangis, tapi jangan terlalu berlebihan juga. Mentang-mentang disenggol doang, langsung jatuh ke lantai padahal jelas-jelas tertulis kalau tuh orang cuma nyenggol dikit ga keras," ucapnya.

"Tolonglah, plis anjir! Ni cewek cengengnya kebangetan. Tinggal disenggol balik apa susahnya malah ngelanjutin di lantai. Apa ga malu tuh diliatin banyak orang, nangis apa mau nge-drama jadi pembantu? Apa semua pemeran utama kaya gini ya? Tapi ga mungkin juga kayanya cuma novel ini yang karakter protagonisnya sangat cengeng," lanjutnya sambil terus mengomentari sebagian isi novel yang menurutnya sangat menjengkelkan.

"Para pemeran cowonya juga tolol banget, mau aja sama cewek modelan ke dia. Mentang-mentang protagonisnya, kalau gue jadi salah satu dari mereka, gue ga mau sama cewek yang cengengnya ke bangetan kalau sedikit mah gapapa."

Meskipun kesal, ia membaca novelnya hingga akhir. Dugaannya ternyata benar, isi novelnya happy ending. Protagonis wanita akhirnya menikah dengan protagonis pria. Tapi di balik happy ending mereka berdua, banyak karakter yang dibuat sengsara hanya untuk membuat mereka lebih bersinar dalam novelnya.

Ia menutup bukunya. Dirinya semakin kesal dengan ending ceritanya. Ia tidak menyukainya sama sekali. Ia sebenarnya tidak suka membaca novel, tetapi saat dirinya mengantar temannya membeli buku di toko buku, tiba-tiba matanya tidak sengaja melihat salah satu novel yang entah kenapa bukunya bersinar sendiri di antara para buku lainnya. Awalnya ia berpikir jika dirinya salah lihat, tapi karena penasaran, dirinya memutuskan untuk mengambilnya. Ternyata tidak terjadi apapun. Mungkin karena bukunya sangat bersih kali ya?

"Ciel," seseorang memanggilnya. Lantas, dirinya langsung menoleh ke arah suara tersebut. Terlihat seorang wanita berjalan ke arahnya sambil memperlihatkan senyumannya, dengan membawa dua minuman di lengannya. Tanpa bertanya terlebih dahulu, wanita tersebut langsung duduk di sebelahnya.

Ciel Samuel Davendra adalah nama seorang pria yang baru saja menyelesaikan membaca novelnya.

"Ngapa muka Kamu, di tekuk kaya gitu?" Tanya wanita tersebut sambil memberikan satu minuman yang berada di tangannya ke arahnya

Ciel hanya diam, tak bersemangat untuk menjawab. Wanita itu hanya menunjukkan raut bingungnya. Tanpa sengaja, pandangannya tertuju pada novel yang sedang dibaca Ciel. Dia mulai mengerti bahwa mungkin mood Ciel terpengaruh oleh isi novel tersebut.

"Ekspresi wajah Kamu jelek Banget saat sedang badmood seperti ini, hanya karena novel saja," sindirnya.

"Bayangkan saja, apakah ada protagonis yang menangis berlebihan dan tidak berguna seperti ini?" Ciel langsung menatap wanita di sebelahnya.

"Ada, itu," wanita itu menunjuk novel yang sedang dibaca Ciel. Sebenarnya, dia juga sudah membaca novel tersebut dan membelinya, dan dia juga sedikit tidak menyukai sifat protagonisnya.

"Tidak usah dibahas lagi, ini hanya novel. Karakter-karakter ini tidak hidup, mereka hanya tulisan yang ditulis oleh penulis. Jadi, bukan keinginan mereka untuk memiliki sifat seperti itu," jelasnya.

Sekali lagi, Ciel mengabaikan komentarnya. Dia langsung bersandar di meja, menutupi wajahnya dengan kedua lengannya yang bertindak sebagai bantal untuk kepalanya. Tiba-tiba, entah mengapa, dia merasa pusing. Namun, dia menyadari bahwa temannya benar, dia seharusnya tidak terlalu keras menyalahkan karakter-karakter di novel tersebut.

"Tapi apakah Kamu tahu mengapa karakter-karakter di novel selalu tampan? Mengapa tidak ada yang jelek agar Aku tidak suka pada karakter tersebut, meskipun mereka memiliki sifat jahat, Aku tidak bisa membenci mereka," ucapnya.

"Kamu tidak bisa membenci mereka karena mereka tampan. Sedangkan karakter yang memiliki wajah, jelek Kamu bisa membenci mereka. Selain itu, apakah Kamu bisa melihat wajah karakter-karakter di novel? Mereka hanya ada dalam tulisan, dan deskripsi karakter tersebut menyebutkan bahwa mereka sangat tampan, bagaimana jika mereka jadi nyata lalu wajahnya tidak seperti yang kamu harapkan apakah kamu akan tetap menyukainya? " ucap ciel

Vania Ileanorya adalah nama wanita yang sedang mengobrol dengan Ciel saat ini. Mereka adalah teman masa kecil. Tidak mendapatkan jawaban dari Vania membuat Ciel yakin bahwa Vania tidak bisa menjawab pertanyaannya. Lagian, Ciel juga merasa bahwa dirinya tidak kalah tampan dari karakter-karakter di novel tersebut. Dia juga merasa lebih nyata, malahan benar benar nyata sedangkan karakter-karakter yang disukai oleh Vania semuanya tidak nyata.

Kepala Ciel berdengung, ia seperti mendengar seseorang memanggil dirinya, lalu seperti ada cairan yang ke luar dari hidungnya kepalanya semakin pusing Ciel ingin menundukkan dirinya bangun dari tempatnya dan pergi ke kamar mandi tapi apa dayanya kepalanya saat ini benar benar pusing Ciel tidak kuat untuk berdiri setiap ia berusaha sedikit kepalanya berdengung lagi, Matanya terasa berat Ciel berusaha menjaga kesadarannya agar tidak membuat Vania khawatir tapi apa dayanya pada akhirnya ia menutup ke dua matanya.

Beberapa menit telah berlalu Vania tidak mendengar suara Ciel lagi, ia bingung biasanya Ciel akan mengoceh lagi padanya walaupun dirinya tidak menjawab pertanyannya, Vania langsung saja menggoyangkan pundak Ciel tapi tidak ada respons sama sekali, Vania mencoba untuk memanggil dirinya.

"Ciel"

"Ciel" panggilnya terus kata kata itu terus ia ulang. tapi sama halnya tidak ada respons darinya, Vania memutuskan untuk mendorong Pundak Ciel ia membulatkan matanya saat melihat apa yang terjadi di depan matanya

"CIEL" Teriaknya

VINO ALVARENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang