Bab 🕚

12.1K 1.1K 19
                                    

"Cing ayo pulang," kata Vino sambil mengusap kepala kucingnya setelah mendengar langkah kaki mendekat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Cing ayo pulang," kata Vino sambil mengusap kepala kucingnya setelah mendengar langkah kaki mendekat. Sebelum mereka bertemu, Vino memutuskan untuk menjauh dari ruangan tersebut. Vino melihat seluruh keluarganya berada di sana, termasuk sang dokter yang sedang memberikan penjelasan. Meskipun Vino sudah memberitahu namanya, keluarganya belum melihat wajahnya. Vino lebih suka membantu orang tanpa orang tersebut mengetahuinya.

Vino tersenyum melihat keluarga pria itu. Ia merasa sedikit iri karena keluarganya dulu enggan datang ke rumah sakit. begitupun Vino Ternyata mereka memiliki sedikit kesamaan.

Vino berjalan ke arah mereka seolah-olah tidak mengetahui apa pun. Vino pergi dengan tenang sambil mengelus kucingnya, dan mereka tidak menyadarinya.

...

Menatap langit-langit kamar yang bernuansa biru itu, Vino merasa lega. Untung saja, mereka tidak ada di rumah dan hanya ada Mommynya yaitu Queen yang berada di dalam, dan untungnya Queen juga tidak melihat ke arahnya. Merasa aman, Vino langsung pergi tanpa menyapa terlebih dahulu. Dia beranjak dari tempat tidurnya lalu berjalan ke arah meja bersama kucingnya yang berada di gendongannya. Dia lantas meletakkan kucingnya di meja dan mulai membuka buku yang masih kosong. Dia mulai memikirkan alur ceritanya sambil memutar pulpen di sela-sela kedua jarinya.

Awal ceritanya seharusnya pemeran utama bertemu dengan adik salah satu pemeran pria, di mana adiknya itu sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja dengan tubuhnya yang bersimbah darah. Karena tidak tega, dia lantas mendekat dan mulai membantunya menuju ke rumah sakit dengan cara menelepon ambulans.

Saat itu, situasinya ketika pemeran utama, yaitu Aura, menunggu orang yang ia bantu di rumah sakit dan saat itu juga orang-orang dari keluarga tersebut datang dengan salah satu pemeran pria yang juga ikut datang. Saat itu juga, keduanya bertemu.

Vino yang mulai mengingatnya lantas membeku. Awal pertemuannya sangatlah deja vu dengannya. Itu seperti... kilasan memori sebelumnya mulai memasuki kepala Vino. Lantas saja, Vino menjedukan dirinya dengan mejanya. Tidak cukup kencang sih, cuma jidatnya memerah dan terasa perih.

"Gara-gara Lo, Cing," ucap Vino menatap sang kucing, menyalahkan kucingnya. Bagaimana tidak, saat di kafe, dirinya sibuk menjinakkan kucing putih ini padahal tidak ada hubungannya.

Sang kucing yang tak terima pun menatap balik dirinya yang juga ikut menatap tajam.

Sang kucing yang tak terima pun menatap balik dirinya yang juga ikut menatap tajam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Vino menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. Untung saja saat itu Vino langsung menjauhi mereka. Tapi, dia juga mendekat dan melewati mereka, mana darahnya masih ada di lengan bajunya lagi. Tapi, semoga saja salah satu pemeran pria tidak melihatnya di sina. Kan dirinya hanya perlu merubah sikap, bukan merubah alur ceritanya.

...

"Eh, si anak ayam,"

"Anak ayam mata Lo," Menatap tajam pelaku yang memanggilnya dengan sebutan anak ayam

"Ya habis Bibir Lo di majuin gitu," Balas Reno menatap balik Vino yang hanya dengan wajah biasanya.

"Ngaca," ngegas Vino Tidak tau kah jika bibir Reno juga memerah dan juga bengkak dikit, mengakibatkan bibir Reno yang mirip seperti paruh ayam padahal Reno lah yang paling mirip dengan ayam.

"Bibir Lo tuh bengkak, mana merah Lo yang lebih mirip di sebut anak ayam," Mendengarnya Reno mengambil Kaca yang ada di sakunya Reno tuh selalu bawa kaca ke sekolah Agar dirinya dapat melihat wajah tampannya setiap saat.

dan benar bibirnya bengkak, salahkan Ayam geprek yang ia makan tadi pagi sebagai sarapan ayam tersebut sangat pedas karena Reno memesan level 5 yaitu level terakhir.

Tawa Gio menggelar ia baru sadar jika bibir Temannya ini bengkak dirinya juga memakannya tapi tidak membuat bibirnya ikutan bengkak.

Bagaimana bisa Gio juga ikut memakan ayam geprek sebagai sarapan bersama? Tanpa rasa malu, Gio langsung menyelinap dan mengambil ayam geprek milik Reno, dan sebagai hadiahnya, Reno memberikan Gio Geplakan kasih sayang.

Vino, Gio dan Reno sudah semakin dekat semenjak kejadian saat Vino memberikan permen kejadian tersebut sudah Dua Minggu yang lalu, Reno Gio dan juga Vino sering bertemu Karena reno yang gemar sekali menjahili Vino,  di antara ketiga Temannya itu tidak ada yang bisa ia jahili ketiganya berwajah datar, Sedangkan jika Reno menjahili Gio,  jangan di tanya.

Salah satu teman mereka berdua pun selama Dua Minggu ini tidak terlihat batang hidungnya.

Reno pun menggeplak kepala Gio. Enak saja dia ditertawakan oleh makhluk ini.

VINO ALVARENZAWhere stories live. Discover now