40. Mental yang Terkikis

259 156 79
                                    

Hai para pembaca setia✨😊

Maaf ya aku baru bisa up
Soalnya kemarin aku sakit dan baru sembuh

Sebelum baca jangan lupa vote ya:)

Penuhi setiap paragraf dengan komentar








Kukira kita adalah satu yang ditakdirkan semesta.
Mungkin dugaanku salah, mungkin kita hanya sepasang pisah yang tak kan pernah ditakdirkan bersama.

~Keyzia Queenza Bramasta~

Susana di meja makan pagi itu tak lagi sehangat biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Susana di meja makan pagi itu tak lagi sehangat biasanya. Entahlah, hanya ada rasa sesak yang saat ini Keysha rasakan. Gadis itu hanya diam menatap kosong makanan yang ada di depannya. Tangannya hanya mengaduk-aduk makanan tersebut tanpa berniat menyuapnya.


Lingkar matanya menghitam setelah melewati malam yang panjang tanpa tidur. Iya, tadi malam ia kembali mengalami mimpi buruk. Mimpi yang berbeda, yang sepertinya akan memunculkan trauma baru untuknya di saat traumanya yang lain belum benar-benar sembuh.

Setiap kali ia mencoba memejamkan mata, bayangan bagaimana jasad Zayyan di masukkan ke dalam makam selalu terbayang. Bayangan bangaimana Zia pergi meninggalkannya kembali datang. Keysha hanya bisa menangis ketakutan sepanjang malam berusaha menghilangkan semua pikiran buruk yang menghampiri otaknya.


"Keysha." Ia mendongak menatap mamanya.

"Kamu gak papa? Makanannya kenapa gak dimakan? Gak enak ya?" tanya Lisha lembut.

Keysha pun tersadar. "Oh, Keysha gak papa kok Ma, ini makanannya enak kok." Ia pun langsung menyuap sarapannya sambil tersenyum ke arah mamanya.

"Kantung mata kamu menghitam, kamu gak bergadang kayak Zia kan?" tanya Gara dengan wajah serius.

Keysha terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa. Tak lama Zia datang dengan pakaian yang sudah rapi dan duduk di sebelah Keysha.

"Pagi," ucapnya sambil tersenyum kepada semuanya.

"Pagi, Sayang." Gara mengusap surai hitam putrinya.

Keysha langsung bangkit dari duduknya, membawa piring dan gelas lalu pindah ke sebelah mamanya. Zia paham, mungkin Keysha masih marah kepadanya. Melihat itu Lisha dan Gara saling pandang. Sementara Keysha, ia hanya fokus menyuap makanan yang terasa hambar di lidahnya itu karena tak mau melihat Zia.

You Are My Medicine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang