[4] Yoshi's Dream

2.6K 1K 232
                                    

Mata Yoshi terpejam, tubuhnya dalam posisi duduk bersila. Asap hitam memenuhi ruangan, tidak memberi celah bagi siapa pun untuk menganggunya.

Dari waktu ke waktu yang tidak dia lewatkan di istana, semua yang terjadi tampak jelas di kepala. Mulai dari para pelayan yang gelisah karena ada sesuatu yang mengganggu, sampai para pengawal yang terus bersiaga di kamar raja.

Sesuatu telah terjadi di istana, tapi dia tidak bisa menemukan penyebabnya.

Kedua matanya terbuka, asap hitam perlahan hilang. Dia menoleh ke kiri, ke arah cermin yang memantulkan separuh badan dirinya. Ada perubahan yang terjadi, perlahan-lahan mulai tampak di mata. Tanpa ragu dia menyentuh rambut bagian depan yang sebelumnya berwarna hitam kebiruan, kini berubah menjadi merah.

Dia tersenyum miring. Tidak salah lagi, ini adalah pertanda.

"Wonggi, apa yang terjadi di sana?" Tanya Yoshi melalui telepati. Tidak butuh waktu lama untuk diterima oleh si penerima, sebab Woonggi adalah orang yang sigap bila mendapat panggilan dalam situasi apa pun.

"Gue dapet info dari Taeyoung, ada yang acak-acak kamar lo, kak. Semuanya berantakan," jawab Woonggi jauh di seberang sana.

Yoshi sudah melihatnya melalui kemampuannya tadi. Kamarnya berantakan, banyak barang hancur dan rusak, entah siapa pelakunya.

"Jumlahnya gak cuma satu orang, tapi lima orang. Dugaan sementara, mereka cari lo dan berniat buat ngelakuin hal yang sama kayak yang mereka lakuin ke raja."

"Orang-orang di sana? Aman? Baik-baik aja?"

"Kita semua baik-baik aja, tapi mereka mulai bertanya-tanya ke mana lo pergi. Tapi tenang, gue gak kasih tau mereka kalau lo lagi cari penawar racunnya. Bisa gawat kalau ada yang tau."

Wajar banyak yang bertanya-tanya. Dia pergi tanpa pamit, tanpa memberi tahu ingin ke mana. Dia juga tidak membawa satu pengawal pun. Situasi memang terkendali sekarang, tapi Yoshi yakin pasti ada yang khawatir akan kepergian dirinya yang mendadak hilang tanpa kabar.

Mengingat Woonggi mendapat perintah untuk menjaga sang bunda, Yoshi pun bertanya, "Bunda gimana?"

"Bunda gak apa-apa, Shi..."

Suara sang ibu terdengar. Oh, sepertinya Woonggi menghubungkan telepati kepada sang bunda dengan cara mengizinkan akses masuk melalui pikiran.

"Yoshi janji bakal bawa kabar baik buat bunda, bunda tunggu sebentar ya."

"Bunda selalu berharap dapat kabar baik dari kamu, tapi bunda gak memaksa kamu untuk selalu jadi yang terbaik, Shi. Kamu hebat bertahan sejauh ini," Suara sang bunda terdengar bergetar, "bunda mau kamu tetap jadi diri kamu yang sebenarnya. Jangan pikirin bunda di sini, kamu bisa berkunjung sesekali."

Sejenak tidak ada perbincangan, ketiganya bergeming, hanya helaan napas yang terdengar. Yoshi memejamkan mata kurang lebih dua detik lamanya, kemudian membuka matanya dan menatap tajam ke depan.

Yang semula berada di kamar, kini berada di rumah sang bunda, tepat di hadapan Woonggi dan bundanya yang dalam kondisi tidak baik-baik saja.

"Apa yang Anda lakukan pada mereka, tua bangka?"

Sang bunda dan Woonggi terkejut bukan main karena kehadiran Yoshi yang bisa dibilang sangat tiba-tiba dan tidak disangka. Ditambah lagi dia berteleportasi! Pasalnya, Yoshi tidak pernah menunjukkan kemampuan itu kepada siapa pun.

"Kamu salah paham!" Bantah sang kakek melihat pedang Yoshi muncul di tangan. "Mereka seperti ini sejak kedatangan kami, kamu jangan menuduh sembarangan!"

Become The King | Kanemoto YoshinoriWhere stories live. Discover now