[9] Information

2.4K 719 132
                                    

Beberapa hari berlalu. Suasana di istana masih sama; suram, menegangkan, dan penuh kewaspadaan karena sang pangeran tidak meninggalkan istana sejak hari itu barang sedetik pun. Yang membuat orang-orang di istana waspada adalah perubahan sikapnya. Terkadang diselimuti asap hitam pertanda marah, terkadang ramah dan tersenyum cerah.

Gosip baru menyebar. Gosip tersebut mengatakan kalau kejiwaan sang pangeran mulai terganggu karena tak kuasa menahan diri pada masalah yang terjadi. Gila, memang. Untungnya Yoshi tidak terpengaruh, dia tidak peduli sama sekali dan memilih diam mengurus berkas-berkas kerajaan yang belum selesai dia kerjakan.

Lalu, bagaimana dengan rakyatnya? Ada yang percaya, ada yang tidak. Bagi yang percaya, mereka menganggap itu benar karena tidak mungkin pangeran yang lebih lama tinggal di dunia manusia bisa menghadapi kejamnya sistem pemerintahan dunia iblis. Sementara bagi yang tidak percaya, mereka beranggapan bahwa itu adalah bentuk serangan dari pihak lawan yang ingin memecah belah rakyat Yoshi agar Yoshi gagal sepenuhnya.

Yoshinori yang memilih berdiam diri di istana sejak pertemuan dengan sang kakek hari itu harus mempersiapkan diri sebelum hari penobatan tiba. Dia tidak peduli perihal seleksi, dia tidak peduli pada yang katanya calon raja yang direkomendasikan sang kakek. Dia akan mencapai tujuannya, tidak peduli siapa pun yang menghalanginya. Tekadnya menjadi seorang raja sudah tertanam di dalam diri sejak lama. Sudah menjadi takdirnya untuk menjadi raja.

"Si Woonggi sama Jerome lagi kerja, gue mendadak kangen lawakan mereka. Gimana ya kerjaan mereka?" Monolognya sembari memandang taman istana di luar jendela.

Walau dia terkesan tidak peduli pada gosip, dia pusing memikirkan siapa yang menyebarkan gosip itu. Anak buah terpercayanya belum berhasil menemukan Si Penyebar Gosip. Kalau terus seperti itu bisa gawat karena mempengaruhi keyakinan rakyat kepadanya. Ditambah lagi perubahan warna rambut. Kenapa rambutnya perlahan berubah menjadi merah? Tidak ada satu orang pun di dalam keluarga besar Kanemoto yang memiliki rambut berwarna merah. Ibunya pun tidak.

Dari mana warna merah ini berasal? Ah tidak, lebih tepatnya kenapa warna merah ini muncul?

Firasat Yoshi jadi buruk...

"Kakek tua bangka itu bikin kesel aja. Emangnya dia siapa bersikap sok-sokan kayak gitu di sini? Semoga cepet mati..."

Seperti biasa, suasana yang hening dan tenang membuat Yoshi merasa nyaman. Namun, bila berada di sini, dia pasti merindukan dunia manusia. Kira-kira apa yang sedang Jihoon dan Junkyu lakukan, ya? Sebelum pulang ke rumah masing-masing, mereka bilang mereka mau membantunya mencari penawar racun untuk sang ayah. Entah ke mana mereka mencari, Yoshi sangat berterima kasih.

Dibanding itu, Yoshi lebih penasaran pada satu hal. Kira-kira bagaimana situasi rapat besar nanti sore, ya? Yoshi tidak sabar.

"Halo, Kak Yoshi! Anak buahmu datang membawa kabar baik!"

Datangnya seorang iblis tidak lain tidak bukan adalah Woonggi.

"Duduk di situ," suruh Yoshi sambil menunjuk kursi kosong di sebrangnya yang berbatasan dengan meja.

Dengan senang hati Woonggi duduk di sana. "Eh, kak. Lo tau gak sih?"

"Mau ghibah lo?"

"Ya elah, kak. Kita ini iblis. Kita bisa ghibah sesuka hati."

Yoshi garuk-garuk kepala. Benar juga.

"Masa orang yang dibawa kakek lo waktu itu mau dateng lagi besok. Lo bisa tuh introgasi dia terus suruh dia mundur. Atau enggak lo ajak duel, gue pengen banget liat lo berantem lagi," kata Woonggi dengan semangat.

"Lo ini suka banget liat gue berantem," sinis Yoshi.

"Emang." Woonggi menjulurkan lidahnya. "Luka di muka lo kalau habis berantem bikin tambah ganteng njir! Wajar aja banyak cewek yang klepek-klepek sama lo."

Tertawa Yoshi di sana. Pantas saja setiap kali dia selesai duel atau bertarung dengan orang lain, pasti banyak pasang mata yang menatapnya dengan binar cerah penuh kekaguman. Ternyata oh ternyata, itu karena wajah tampannya. Lah, baru sadar kamu, Yosh?

"Tapi, gue tau itu bukan kabar baik yang mau lo sampein."

"Tau aja, pangeran. Kabar baiknya ini menyangkut raja."

Ekspresi Yoshi langsung berubah serius. "Apa kabar baiknya?"

"Gue kan habis dari dunia manusia sebelum balik ke sini. Gue mampir sebentar ke rumah ratu. Ternyata, temen lo yang sempet bikin geger dua dunia lagi ngeracik ramuan dan udah setengah jalan! Kesembuhan raja udah di depan mata, kak. Semuanya bakal baik-baik aja."

Yoshi tidak tahu harus bereaksi seperti apa selain diam dengan perasaan lega dan senang. Kim Junkyu, seorang penyihir yang dahulu ditakuti orang karena perilakunya yang gemar menghancurkan hidup orang lain, kini berusaha semampunya untuk membantu sahabatnya. Yoshi berutang budi padanya, Yoshi akan membayar semuanya di masa depan. Yoshi berjanji akan melindunginya, membuat Junkyu berada di bawah perlindungan kerajaannya.

"Tapi..." Woonggi tiba-tiba gelisah.

"Kenapa?"

"Gue ragu kasih tau lo atau enggak."

"Soal?"

"Rambut lo, kak."

Melihat gelagat Woonggi yang terlihat gelisah dan ragu, Yoshi yakin ini adalah kabar buruk. Tapi, Yoshi harus tahu. Perubahan ini berakibat buruk atau tidak? Setidaknya dia bisa mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.

"Gue gak tau ini bener atau enggak, tapi gue sempet denger ada orang yang ngomongin ini di dekat perbatasan tadi. Gue gak sempet cari tau siapa mereka, karena posisi gue itu nguping pembicaraan mereka. Kalau dilihat-lihat, mereka bukan warga sini. Kemungkinan mereka dari kerajaan lain," jelas Woonggi.

"Oke, itu tugas baru lo. Cari tau siapa mereka, cari tau kenapa mereka ada di sana, dan kenapa mereka tau soal rambut gue," kata Yoshi tanpa berpikir panjang.

"Yah, gue mau liburan."

"Gak ada libur sebelum hari penobatan."

"Mau protes, tapi nanti gue dipecat," celetuk Woonggi. "Balik ke informasi tadi, mereka bilang kalau rambut merah di dunia iblis itu emang banyak, tapi bukan dari kerajaan ini. Dan mereka heran, katanya warna merah di rambut lo tergolong beda dari rambut iblis yang lain."

"Beda? Beda gimana?"

"Rambut merah lo punya aura."

Wow, sungguh menarik.

"Aura yang...?"

Woonggi semakin gelisah. "Belum diketahui aura apa, tapi ada dua kemungkinan."

"Gak apa-apa, gue butuh informasi soal ini. Kasih tau aja."

"Pertama, aura kebangkitan dan kejayaan lo sebagai pemimpin. Kedua, aura pembunuhan dan kematian."

Menghitung hari menjelang penobatan, hal buruk akan terus berdatangan. Orang-orang yang tidak suka dan tidak ingin dia menjadi raja pasti melakukan segala cara untuk menghancurkannya. Kedua opsi yang Woonggi beritahu padanya sudah Yoshi duga sebelumnya.

Yoshi sudah mengetahui opsi mana yang akan terjadi lebih dulu dan dia hanya perlu menunggu hal itu terjadi.

Become The King | Kanemoto YoshinoriWhere stories live. Discover now