Chapter 12

395 61 21
                                    

I don't think that i like her
—Charlie Puth🎧

-

-

-

Jungkook berhasil membuat tubuh Jihan membeku sempurna di atas tempat duduknya sendiri kala aksi tidak terduga dan kata-kata yang baru saja keluar dari bibir tipis itu. Lelaki Jo tersenyum simpul, menatap kedua manik terang Jihan yang begitu kontras dengan miliknya. Barangkali satu sampai dua alasan selanjutnya membuat Jungkook meringis pelan mendengar balasan Jihan.

"Aku penasaran dengan hadiahnya. Apakah itu sepadan dengan usahaku atau hanya bualanmu saja."

"Ternyata lama tidak bertemu membuat kita saling tidak mempercayai satu sama lain. Kupikir awalnya hanya berlaku padaku," balas Jungkook tertawa tipis di sana, sebelum membawa punggung tegapnya kembali pada tempat duduk semula.

"Ketua, sekarang sudah boleh kubuka ma—"

"Kenapa kau mudah sekali menyerah, seharusnya yakini aku lebih tegas." Saat Seojun mencoba bicara, Jihan lebih dulu menyela sehingga membuat yang lebih muda mengulum bibir seketika dan mengintip sebentar dengan membuka salah satu matanya diam-diam.

Ternyata suasana yang terjadi jauh lebih intens dibandingkan yang Seojun duga. Bagaimana Jungkook dan Jihan tengah bertatapan, akan tetapi bukan layangan tatapan sengit yang dapat menembus kaca mobil di masing-masing belakang tubuh mereka—entahlah, bagaimana cara tepat untuk menjelaskannya. Seojun tidak ingin salah sangka bahwa tatapan mereka terlihat jauh lebih hangat satu sama lain. Seojun jadi segan sendiri untuk mengintrupsi.

"Kenapa harus?" Sebelah alis tebal Jungkook terangkat, menjeda sebentar untuk sekedar memperhatikan bibir berlipstik merah sensual dan mata hazel sang wanita secara bergantian, "aku hanya mengatakan apa yang aku inginkan keluar dari bibirku, jika kau tidak suka itu urusanmu sendiri."

"Aku tidak pernah mengatakan tidak menyukainya," balas Jihan tidak mau kalah.

Senyuman yang tersemat pada belah bibir penuh itu terasa menyimpan begitu banyak ancaman. Barangkali bisa di cap ilegal atau lebih mudahnya dapat melanggar undang-undang detak jantung manusia, sebab berhasil membuat jantung Jungkook tersentak hebat sebelum sesuatu dalam rongga dadanya terpompa lebih cepat dari biasanya. Jihan tiba-tiba menjatuhkan jemari-jemari lentiknya pada wajah tegas Jungkook di sana sambil mengusap lembut. "Apa yang sedang kau lakukan?"

Meski ekspresinya menolak setengah mati, Jungkook nyatanya tidak melakukan tindakan apapun untuk sekedar menjauhkan tangan Jihan dari wajahnya. Seolah sepasang manik obsidan itu juga menyimpan rasa penasaran akan aksi yang akan Jihan lakukan berikutnya. Ketika semakin mendekat hingga hidung mereka hampir bertabrakan lembut satu sama lain. Jihan berujar begitu seduktif di sana, "aku hanya ingin lebih diyakinkan, tentu saja aku senang apalagi itu adalah pemberian darimu. Tapi aku memiliki sebuah saran baik, mau mendengarkannya?"

"A—apa itu?"

Rahang Seojun jatuh begitu saja. Lima tahun mengenal Jungkook yang selalu dikenal dengan citra dingin, kasar, dan kejam baru kali ini Seojun melihat pria Jo itu seolah tengah tunduk dibawah kuasa orang lain kecuali ketua umum Alexter. Seakan-akan Jihan memegang begitu banyak kendali atas diri Jungkook hingga membuatnya tidak bisa membantah begitu saja.

Sebenarnya Seojun sangat menghargai privasi Jungkook yang terasa begitu ketat selama ini, akan tetapi apa yang tengah tersaji didepan matanya memang tidak bisa diabaikan begitu saja. Meski kehadiran Seojun rasanya sudah tidak dianggap lagi, dan misi utama juga mulai mereka lupakan. Seojun berharap setidaknya akan mengetahui beberapa kebenaran setelah mengamati mereka lebih lama kali ini.

The Alexter : Over the Truth ✔️Where stories live. Discover now