Limitless Online

129 A5. Coding, Game, Workout, Hypnosis

Enggan membersihkan tubuhnya yang dipenuhi keringat dengan menuju kamar mandi, ia lebih memilih melap tubuhnya saja lalu mengganti pakaian kaos biasa untuk kembali bekerja. Itu dikarenakan ia sudah mandi tadi pagi, ia melakukan push up kecil kecilan barusan hanya sekedar mengalihkan perhatiannya dari pikiran kabut yang melanda waktu lalu.

Menatap layar komputer, huruf demi huruf mulai diketik. Musik pun disetel agar keheningan yang berpotensi membuat pikirannya tidak fokus, mulai berpusat pada satu titik tugas yang harus ia selesaikan. Coding, coding, dan coding. Meskipun Myuro sudah sukses dalam pengembangan SITD yang membuatnya menjadi orang kaya dengan penghasilan bersih 20 triliun sejak awal hingga kini, dan 37 milyar dari IAP game buatannya Flawleather Online. Myuro masihlah pemuda yang gila akan coding, dia tidak bisa berhenti sekalipun kenikmatan sudah didepan mata. Bagi Myuro jika dirinya tidak mendapatkan aktivitas yang sudah ia tekuni sejak awal merintis karir, dan aktivitas itu tiba tiba ditinggalkan. Ia sama saja membelah dirinya menjadi dua bagian, dan menjadi pecundang yang hanya hidup seperti babi.

Lambat laun Myuro mulai terbiasa dengan rutinitas yang berulang ulang selama ini. Tapi disisi lain, pikiran tentang menciptakan keluarga kembali menghantui keperjakaan Myuro. Tapi ia masihlah kokoh pada program puasa birahi yang ia jalani, sebab ia perlu melakukan itu untuk dukungan internal baik secara mental maupun tubuh, agar terus bisa melangkah penuh kepercayaan diri. Bagi Myuro, saat ini terlalu awal untuk menikah.

Dalam kamus hidupnya, hanya ada tiga hal: Coding, game, dan workout. Selain itu, Myuro merasa tidak ada hal penting lagi. Kecintaannya hanya terpusat pada tiga hal itu saja, tak lebih.

Menghela napas panjang, Myuro terpikirkan sesekali untuk memulai merokok demi mengalihkan perhatiannya yang terus menganggu itu. Tapi pikiran untuk merokok segera ia tepis, karena berpotensi bahaya untuk ginjal.

"Lalu apa?! Apa yang harus aku lakukan." Pikir Myuro. Ia begitu tersiksa dengan gangguan internal yang mengharuskan dirinya melepaskan keperjakaan, demi menikmati sensasi itu. "Argh... Jangan bercanda... Aku tidak akan sudi, menyerahkan proses yang telah aku lalui dibawah program puasa birahi selama ini. Aku menolak untuk melakukannya! Aku tidak mau menikah! Berhentilah menggoda ku, atau aku akan-"

Tanpa ia sadari, Myuro sudah begitu emosional terhadap dirinya sendiri, sampai sampai wajahnya mengeluarkan peluh yang terus bercucuran di pelipis dahi. "Sial, kenapa aku menjadi begitu emosional belakangan ini?"

"Apakah game, workout, coding, tidaklah cukup?" Pikir Myuro dengan pikiran yang ia usahakan untuk tenang, ia mulai merileks-kan tubuhnya perlahan lahan. Ia bahkan tidak melakukan gerakan apapun, matanya mulai terpejam saking bingungnya, mengenai hal apa yang harus ia lakukan setelah ini.

"Meditasi, kah?" Myuro bertanya pada diri sendiri.

Larut dalam pikiran yang penuh kebingungan, Myuro memejamkan matanya lalu mulai mengatur pernapasan pada meditasi yang ia lakukan. Dalam kegelapan itu, Myuro bertanya pada dirinya sendiri. "Benar juga ya, sudah berapa lama aku tidak melakukan meditasi, selama ini?"

Dua puluh menit berlalu, ucapan lain muncul. "Jika aku mati besok, hal apa yang ingin aku lakukan hari ini sebelum aku mati?"

Satu jam meditasi, pertanyaan yang sama muncul. "Jika aku mati esok, hal apa yang ingin aku lakukan hari ini?"

Dua jam berlalu, ia kembali bertanya. "Apa yang ingin aku lakukan, jika masa hidupku divonis sisa satu jam saja lagi."

Menjawab pertanyaan demi pertanyaan dalam dirinya, Myuro membuka mata karena sudah mendapatkan pencerahan. Iapun menggenggam kepalan tangan dengan erat, lalu meninju meja. "Jangan banyak bicara wahai pikiranku, aku bisa mengendalikan nafsu-ku. Berhentilah membuatku tersiksa! Sudah aku putuskan, kalau hidupku akan aku dedikasikan untuk game, workout, coding, saja. Tak lebih, tak kurang!"

"INGAT ITU." Tegas Myuro sekali lagi.