Chapter 23

6.2K 265 0
                                    

Saat ini ketiga orang berbeda jenis kelamin itu sedang berada di mall. Kedua tangan Elan sudah di penuhi oleh barang belanjaan dua gadis yang berjalan didepannya itu. Ia merasa menjadi ayah bagi kedua gadis itu.

"Gue udah cukup nih Sya, lo masih ada yang mau dibeli gak?" tanya Keyra mengambil barang-barangnya yang berada ditangan Elan. Ia sedikit kasihan dengan Elan, tadinya ia ingin membawa sendiri saja namun Asya memberinya ke Elan. Jadinya, ia tidak bisa menolak. Toh itu membuatnya untung karena tangannya tidak pegal.

"Gue juga udah. Kita makan dulu yuk." Ajak Asya.

Lalu keduanya berjalan memasuki aneka ragam makanan. Elan mengikuti keduanya dari belakang.

'Berasa jadi babu gue.' Batin Elan nelangsa.

"Mbak!" panggil Asya.

Seorang pelayan menghari mereka dengan buku menu ditangannya.

"Lo pesen apa Key?" tanya Asya.

"Burger, orange juice, dan dessert sebagai penutup." Ujar Keyra.

"Kamu mau apa Lan?"

"Green tea." Jawab Elan singkat.

"Gak mau makan?" tanya Asya sekali lagi. Elan hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Oke. Mbak, Pizza satu, burger satu, orange juice satu, dan Green tea nya dua ya."

Pelayan mencatat apa yang diucapkan oleh Asya. "Baik, ada tambahan?"

"Eum, saya ice cream satu ya." Ucap Asya.

"Baik, mohon ditunggu ya Kak."

Setelah pelayan itu pergi kedua gadis itu kembali berbincang. Sedangkan Elan, ia menyandarkan tubuh pada kursi sambil memijit pelan pelipisnya yang terasa pusing.

Rasa kantuk menyerangnya sedari tadi. Ia berusaha menahan hingga pusing hinggap dikepalanya.

"Kenapa? Sakit?" tanya Asya lalu membantu mimijat pelipis Elan.

"Pusing." Jawab Elan pelan.

Asya menghela nafas. Ia jadi merasa bersalah sekarang. "Maaf ya aku jadi ganggu tidur kamu. Kita pulang sekarang aja ya?" tawarnya hendak berdiri dari duduknya, namun segera ditahan oleh Elan.

"Gak usah. Lo makan aja dulu."

Asya menghembuskan nafas pasrah dan mengangguk pelan.

Tak lama kemudian pelayan datang membawa pesanan mereka. Mereka makan diiringi pembicaraan oleh kedua orang itu. Sedangkan Elan hanya menyeruput teh hijau-nya sedikit lalu kembali memejamkan mata.

Beberapa saat kemudian mereka telah menghabiskan makanannya dan Elan yang membayarnya. Ketiganya berjalan keluar dari mall menuju parkiran tempat mobil Elan di parkir.

Asya menatap Elan dengan raut khawatir yang tak dapat ditutupi. "Yakin kamu mau nyetir?"

Elan hanya berdehem, lalu bertanya. "Emang lo bisa?"

Asya menyengir kuda, "Ya aku ngga bisa, tapi kan ada Keyra. Ya kan Key?" ia sedikit menyenggol lengan Keyra.

Keyra menggeleng pelan lalu ikut menyengir. "Gak bisa gue, gak pernah belajar nyetir juga." balasnya cengengesan.

Asya mendesah lesu, hendak berucap namun di sela oleh Elan. "Gue yang nyetir." selanya datar lalu duduk di kursi kemudi diikuti dua perempuan itu yang duduk dikursi belakang.

Mobil mulai melaju dengan kecepatan sedang.

Elan menghidupkan musik untuk mengisi keheningan dimobil itu. Entah apa yang terjadi pada kedua gadis itu hingga mereka berdiam diri dan membiarkan suasana mobil hening begitu saja.

ELANASYA [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora