-5-

924 157 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 6 sore dan Rose masih berada didalam studio. Member yang lain sudah pulang untuk beristirahat namun Rose memilih untuk berada disana. Awalnya para member ingin menemani dirinya namun Rose menolaknya dengan memberi alasan kalau dia butuh waktu bersendirian.

Tidak ada apa apa yang dilakukan oleh Rose saat ini. Dia hanya melamun dengan tatapan kosongnya. Badannya capek namun batinnya lebih capek.

"Memendam masalah tidak akan bisa membuatkan kamu tenang" kata kata yang terlontar ini menyadarkan Rose dari lamunannya.

"Eoh, Loren Oppa"

Loren tersenyum dan mendudukkan dirinya disofa di depan Rose "Ada masalah?" dia sudah menganggap Rose bersama member yang lain itu seperti saudaranya sendiri makanya hubungan mereka sudah cukup akrab.

"Tidak ada apa apa kok. Aku hanya capek" bohong Rose.

"Sudah hampir 8 tahun kita saling mengenali dan Oppa tahu kalau ada sesuatu yang kamu sembunyikan. Ayo jujur sama Oppa. Kamu tidak bisa memendam semuanya sendirian. Itu bisa berbahaya untuk mental kamu"

Rose memandang Loren dengan sendu "Oppa. Apa aku memang tidak pantas untuk debut bersama member yang lain? Aku bahkan tidak secantik Jisoo Eonnie. Tidak seimut Jennie Eonnie. Tidak sekeren Lisa. Aku bahkan tidak yakin kalau aku berhak untuk bersama mereka" lirihnya

"Rose-ah" Loren menatap Rose dengan serius "Setiap orang terlahir dengan ciri khas yang berbeda. Siapa bilang kalau kamu tidak cantik? Tidak imut? Atau tidak keren? Kamu bahkan bisa dibilang sempurna. Kamu berbakat dan kamu tidak boleh mensia siakan bakat kamu itu"

Rose tersenyum miris "Bakat? Ck, Sajangnim saja bahkan tidak yakin sama bakat aku ini"

Loren menghela nafasnya dengan kasar "Oppa tahu apa yang sudah Sajangnim lakukan kepada kamu. Selama ini Oppa menguping perbicaraan kalian. Maaf karena sudah keterlaluan tapi Oppa hanya ingin tahu apa yang mengganggu pikiran kamu akhir akhir ini. Rose-ah, Oppa sayang sama kamu seperti Oppa menyayangi adek Oppa. Oppa tidak ingin kamu menanggung semua beban ini sendirian. Kamu punya keluarga kamu, kamu punya Oppa bahkan kamu juga punya member yang sudah seperti saudara kamu itu. Kamu bisa berbagi sama mereka soal masalah kamu" nasihat Loren.

"Aku tidak bisa Oppa. Sajangnim sudah mengancam aku. Karier Jennie Eonnie ada didalam genggaman aku. Kalau aku macam macam, Sajangnim akan menghancurkan karier Jennie Eonnie dan aku tidak ingin hal itu terjadi! Selama ini aku yang menjadi saksi atas kerja keras Jennie Eonnie dan aku tidak akan membiarkan siapa siapa pun menghancurkan kebahagiaan Eonnie aku itu"

"Sampai kapan kamu ingin menutupi semua ini dari yang lain?" Tanya Loren.

"Sampai Sajangnim sudah bisa melihat aku sebagai sosok yang berjaya. Aku harus membuktikan kepada Sajangnim kalau aku tidak seperti yang dia pikirkan"

Loren menghela nafasnya dengan kasar "Apa ada lagi yang kamu tutupi dari Oppa sama yang lain"

Rose mengangguk jujur. Dia butuh sandaran dan sekarang seperti saat yang tepat untuk dia mengeluarkan segala yang dipendam olehnya selama ini "Mianhe" dia menyibak baju bahagian lengannya itu.

Loren melotot ketika melihat lengan Rose yang dipenuhi oleh luka sayatan itu "A-apa yang terjadi?"

Rose tersenyum dengan matanya yang berkaca kaca "Aku mengalami depresi. Cukup sulit untuk aku mengendalikan emosi aku. Dengan cara menyakiti diri aku sendiri ini saja aku bisa menenangkan diri aku" jujurnya.

Tanpa sadar mata Loren juga ikutan berkaca kaca. Begitu berat beban yang ditanggu oleh yeoja manis didepannya itu "Jangan seperti ini lagi Rose-ah. Kalau kamu ingin menenangkan diri kamu, kamu bisa berbagi masalah kamu sama Oppa. Oppa akan terus ada disamping kamu jadi kamu tidak perlu menyakiti diri kamu lagi"

Rose menghembuskan nafasnya dengan kasar "Andai bisa, aku juga ingin membahagikan masalah aku sama kalian. Tapi aku tidak bisa. Aku tidak ingin Jisoo Eonnie, Jennie Eonnie sama Lisa ikut terbeban. Biar aku saja yang menanggung semua ini sendirian. Aku tidak tega untuk membiarkan mereka menderita"

Hah~

Kamu terlalu baik Rose-ah~


















"Chicken dinner!!" Teriak Jisoo yang bersantai disofa dengan memaikan game diponsel ya.

"Eonnie curang!" Kesal Lisa yang memang ikut bermain bersama Jisoo.

"Kamu saja yang tidak mengerti cara mainnya" sahut Jisoo.

Lisa mempoutkan bibir dengan kesal "Eonnie menyebalkan! Nanti malam aku tidak ingin tidur bersama Eonnie"

"Memangnya siapa juga yang ingin tidur bersama kamu huh? Eonnie bakalan tidur sama Dalgomie kesayangan Eonnie dong" sahut Jisoo mengelus anjing putih yang tiduran disamping itu.

"Ya sudah, aku tidur bareng Jennie Eonnie saja" ujar Lisa.

"Maaf Li, tapi malam ini Eonnie ingin tidur sama Rosie. Sudah lama dia tidak bernyayi sebelum Eonnie tidur" ujar Jennie yang mengelus Kuma, anjing kesayangannya itu.

"Aku tidur sama Leo saja deh!" Kesal Lisa "My baby Leo. Come to Mama sweety" panggilnya namun sayangnya Leo sama sekali tidak menghampirinya "Durhaka punya kucing!" Gerutu Lisa membuatkan kedua Eonnie nya itu tertawa.












  Tekan
    👇

Blue Roses 💙✅Where stories live. Discover now