Perasaan

1.7K 276 23
                                    




Rosie membantu memegangi rambut Jisoo. Gadis itu tengah mengeluarkan isi perutnya di sudut area wahana.

Rosie menatap Jisoo khawatir,bagaimana pun karena dia juga Jisoo seperti ini. Andai dia tidak ngotot untuk naik wahana tornado,Jisoo tidak akan muntah begini.

Jisoo meneguk air minum yang tadi dibelikan Rosie.

{ maaf }

Jisoo menggeleng,"tidak perlu. Aku masih bernafas,jadi Rosie tidak perlu meminta maaf"

{ Jadi kalau kakak tidak bernafas,aku sudah boleh meminta maaf? }

"Maksudku bukan begitu"

Rosie memainkan jemarinya,ia masih merasa bersalah. Keinginan untuk melukai dirinya muncul lagi.

Jisoo membawa Rosie sedikit menjauh dari area wahana.
Sekarang mereka duduk di kursi panjang dibawah pohon rindang.

Jisoo menghela nafas samar melihat Rosie  yang diam menunduk.

Gadis cantik itu sedang berpikir bagaimana mengembalikan mood anak itu. Jisoo mengeluarkan dompetnya dan mengambil selembar foto yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Namanya Lili,dia....adik ku."

Rosie mengambil foto yang diberikan Jisoo.

"Dia seumuran denganmu. Dan ajaibnya,kondisinya juga sama sepertimu. Maka dari itu aku belajar bahasa isyarat agar aku bisa berkomunikasi dengannya"

{ Kenapa kakak tidak mengajaknya? Kita bisa bermain bersama }

Jisoo tersenyum lirih,ia menatap Rosie. "Aku ingin tapi aku tidak bisa."

{ Kenapa? }

"Dia terlalu jauh,itu sulit."

Jisoo menatap hamparan langit yang luas.
"Lili ku sudah menjadi bintang,Rosie. Dia sudah berada di pelukan Tuhan"

Rosie bisa melihat air mata Jisoo yang jatuh membasahi pipi. Jisoo akan selalu lemah jika itu menyangkut adiknya.

Rosie berdiri di atas kursi,Jisoo menoleh menatap nya bingung. Tangan Rosie terbuka lebar,lalu ia tersenyum ke arah Jisoo. Gadis itu mengerti,Jisoo berdiri lalu masuk ke pelukan hangat Rosie. Tinggi mereka sama sekarang.

Jisoo memeluk erat tubuh kecil Rosie, menghirup aroma vanila yang menguar dari tubuh mungil nya.

Entah bagaimana caranya,Rosie mampu membuat Jisoo menyayangi nya dalam waktu yang singkat.

Tidak! Jisoo tidak menganggap Rosie adalah Lili karena mereka dua orang yang berbeda walau kondisi mereka sama.

Jisoo adalah tipe orang yang sulit menerima orang baru,sejauh ini hanya Irene dan Jennie lah yang berhasil berteman dengan nya_ditambah Rosie.

Pelukan terlepas,Rosie mengusap pipi Jisoo dengan kedua tangan mungil nya. Mata Jisoo terpejam saat merasakan tangan dingin Rosie menyentuh kulitnya.

{ Lili sudah bahagia. Dia bersama Tuhan sekarang,dia akan sedih jika melihat kakaknya menangis karena nya }

Jisoo terdiam,kemudian tersenyum angguk.

{ Kita memang sama,tapi Lili lebih beruntung dariku. Dia memiliki seorang kakak yang sangat menyayangi nya }

"Kakak juga menyayangi Rosie,sama seperti Lili" Tutur Jisoo.

Rosie hanya tersenyum sebagai balasan. Rosie merasa bahagia jika Jisoo menyayangi nya,tapi bolehkah Rosie egois? Rosie juga menginginkan kasih sayang kakaknya;Jennie.

Bunga TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang